Jarang Disadari, 4 Pengaruh Silent Treatment dalam Hubungan Rumah Tangga!

Hikmawan Firdaus | Mutami Matul Istiqomah
Jarang Disadari, 4 Pengaruh Silent Treatment dalam Hubungan Rumah Tangga!
ilustrasi silent treatment.[freepik.com/yanalya]

Sederhananya silent treatment merupakan tindakan yang dipilih oleh seseorang untuk menyembunyikan persoalan yang sedang dihadapi. Bisa berarti juga sebuah keputusan untuk memendam sesuatu dibandingkan mengungkapkannya.

Kembali lagi, pada hakikatnya bahwa pembawaan diri setiap manusia adalah dirinya sendiri. Memilih untuk menjadi manusia dengan pedoman silent treatment juga merupakan sebuah hak. Namun yang kerap kali tidak disadari adalah bagaimana pengaruh hal tersebut kepada manusia-manusia lain di sekitar kita. Entah itu keluarga, teman ataupun pasangan.

Nah, kali ini saya ingin berbagi pandangan mengenai bagaimana silent treatment yang diterapkan dalam sebuah rumah tangga. Akankah seseorang teguh pendirian bahwa silent treatment adalah sebuah hak mutlak atau barangkali membuka pandangan kita untuk lebih peduli dengan manusia lain dalam kehidupan kita. 

Seseorang yang telah menikah maka hidupnya tidak seluruhnya milik diri sendiri. Dalam berumah tangga artinya kita berbagi kehidupan dengan manusia lain. Suami dan istri yang berarti dua manusia, dua kepala, dua pikiran, dua kebiasaan. Artinya sangat mungkin apabila salah satu diantaranya memiliki cara pandang silent treatment ketika menghadapi sesuatu. 

Lantas, apa saja pengaruh silent treatment dalam hubungan rumah tangga? 

1. Membingungkan dan menjadi beban pikiran 

Merasakan perubahan dalam diri pasangan adalah hal yang mudah untuk dipahami. Makanya ketika kamu menyembunyikan sesuatu, pasanganmu sebenarnya akan selalu bisa mengetahuinya. Namun silent treatment akan membuat pasangan kesulitan memahami sesuatu yang sedang terjadi.

Merasakan dan menyadari sesuatu yang berbeda, namun tidak mengetahui dari mana semua itu berasal. Berapa tahunpun hubungan rumah tangga berjalan, setiap penyebab seseorang berbeda akan selalu menjadi teka-teki yang justru bisa menimbulkan lebih banyak masalah yang terjadi dan membuat semuanya menjadi lebih rumit. 

Kebanyakan orang akan menyalahkan diri sendiri ketika merasa pasangannya menjadi berbeda dan tidak mau bicara. Pastinya, langkah pertama adalah mencari kesalahan dan kekurangan diri. Berusaha menerka, mengubah dan memperbaiki. Selama sikap pasangan belum membaik, rasa bersalah itu akan selalu menghantui. Apabila tidak bisa dikontrol dengan baik, tentu saja hal ini akan mengganggu aktivitas dan membuat seseorang menjadi stres. 

2. Membangun komunikasi yang buruk

Seperti anak kecil yang handal meniru orang tuanya, pasangan juga sebetulnya akan selalu memberi pengaruh satu sama lain sedekat itu. Pengaruh buruk darimu yang suka memendam sesuatu, akan mempengaruhi pasangan juga. 

Kamu menyembunyikan sesuatu, pasanganmu memahami itu. Dia menghargaimu dan merasa bahwa dia juga harus melakukan hal yang sama. Sayangnya, pembalasan sikap yang sama itu seringkali tidak kamu sadari. Itulah celahnya.

Ketika hal tersebut terus bergulir dan rumah tangga juga terus bertumbuh, seberapa banyak yang sudah sama-sama disembunyikan satu sama lain? Ketika hal itu menemui puncak yang akan ada hanyalah perlombaan untuk saling menyalahkan. Siapa juga yang akan dirugikan? 

3. Mengurangi kepercayaan

Salah satu pondasi dalam hubungan rumah tangga adalah saling menaruh dan menjaga kepercayaan. Namun ketika pasangan kerap berbeda dan cenderung menutup diri, pasangan juga akan merasa dirinya tidak dihargai dan tidak dipercaya oleh pasangannya sendiri. Dan itu hal yang sangat wajar. 

Sayangnya, kepercayaan ini adalah salah satu pondasi penting dalam hubungan rumah tangga. Ketika pasangan merasa dirinya tidak mendapatkan kepercayaan maka itu akan mempengaruhi hubungan tersebut secara berkelanjutan. 

Hubungan rumah tangga tanpa merasa dipercaya akan memberikan dampak seperti meningkatkan kemudahan menyulut api pertengkaran. Karena setiap apa-apa yang dirasakan tidak bisa dipahami oleh pasangan. Lalu bisa saja mungkin kamu memiliki masalah lain, namun pasangan merasa salah paham dan membuat hatinya lelah dan mudah marah. 

4. Membuat pasangan lebih nyaman berbagi cerita dengan orang lain 

Ketika pasangan menganggap kamu bukan teman hidup yang sefrekuensi, mungkin dia akan sering bercerita dengan orang lain yang dianggap bisa memahami perasaannya. Misalnya saja dengan orang tua, keluarga ataupun teman.

Namun, bukankah hal tersebut bukan sebuah dampak yang baik? Rumah tangga akan terasa seru apabila kita bisa merasa leluasa untuk berkomunikasi dengan pasangan dalam hal apapun tanpa merasa canggung dan malu. Sayangnya, ketika mendapatkan pasangan yang silent treatment maka seringkali seseorang tidak bisa melakukan hal itu. 

Beruntung apabila masih merasa cukup bercerita dengan keluarga ataupun teman. Bahayanya kalau dia mulai nyaman bercerita dengan teman lawan jenis yang dianggap bisa lebih memahami perasaannya dan bagaimana dia ingin diperlakukan. Nah, inilah pintu bahaya yang bisa terbuka kapan saja apabila kamu terlena. 

Jadi, itu dia beberapa dampak silent treatment dalam hubungan rumah tangga. Jangan pernah disepelekan dan harus lebih diperhatikan. Pasalnya, apabila diteruskan beberapa dampak akan berujung pada masalah yang tidak dapat terselesaikan. Yuk, mulai peduli dengan teman hidup kita!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak