Trauma bisa datang dalam berbagai bentuk, tidak selalu harus yang dramatis. Bisa dari kehilangan orang tercinta, kekerasan, kecelakaan, atau bahkan peristiwa yang mengguncang hidup yang hanya kita sendiri yang tahu.
Dampaknya tidak selalu terlihat dari luar, tapi bisa terasa sangat dalam: kecemasan yang tiba-tiba datang, sulit tidur, mimpi buruk, bahkan sampai kehilangan kepercayaan diri.
Proses penyembuhan dari rasa trauma mungkin tidak cepat, tapi ini bukanlah hal yang mustahil. Berikut adalah sepuluh cara yang bisa membantumu untuk perlahan-lahan pulih dari luka batin.
1. Jangan Sendirian: Terima Bantuan dari Orang Terdekat
Langkah pertama dan yang paling sering dihindari adalah membuka diri terhadap bantuan. Banyak orang yang memilih untuk menutup diri karena merasa malu atau takut dianggap lemah.
Padahal, menerima dukungan dari teman, keluarga, atau kelompok pendamping bisa menjadi fondasi penting untuk bisa kembali merasa aman dan diterima.
2. Cari Bantuan Profesional (dan Itu Bukan Tanda Gagal)
Trauma seringkali membutuhkan penanganan khusus. Terapis atau konselor yang berpengalaman bisa membantumu melalui metode-metode seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau EMDR. Tidak ada yang salah dengan mencari bantuan, apalagi jika kamu sudah mulai merasa terganggu oleh luka traumamu dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
3. 'Connect' Lagi dengan Orang Lain, Pelan-pelan Saja
Trauma seringkali membuat banyak orang jadi menarik diri. Namun, menjalin kembali hubungan sosial bisa menjadi obat yang sangat lembut. Kamu tidak harus langsung membahas masa lalumu. Cukup dengan berbagi tawa, makan bersama, atau sekadar berbicara ringan sudah bisa membantu tubuh dan pikiranmu merasa lebih tenang.
4. Gerakkan Badanmu, Biar Pikiran Ikut Bergerak
Aktivitas fisik seperti berjalan santai, yoga, atau bersepeda bisa membantu meredakan stres dan menyeimbangkan emosi. Saat tubuhmu bergerak, otak akan melepaskan hormon endorfin yang bisa membantumu merasa lebih baik dan lebih kuat dalam menghadapi hari.
5. Hadapi Emosimu, Jangan Dihindari
Menghindari rasa sakit hanya akan membuat luka itu bertahan lebih lama. Izinkan dirimu untuk merasakan marah, sedih, atau takut. Menulis jurnal juga bisa menjadi cara yang aman untuk menyalurkan perasaan-perasaan itu tanpa harus menahannya sendirian.
6. Lakukan Perawatan Diri (yang Paling Simpel Sekalipun)
Tidur yang cukup, makan dengan baik, dan meluangkan waktu untuk hal-hal kecil yang bisa membuatmu bahagia. Misalnya, seperti mendengarkan musik, berendam air hangat, atau sekadar berjalan-jalan di taman. Meskipun terlihat remeh, kegiatan-kegiatan ini juga merupakan bagian penting dari proses penyembuhan.
7. Hindari 'Jalan Pintas' yang Berbahaya
Sebagian orang mencoba untuk menenangkan diri dengan rokok, alkohol, obat-obatan, atau perilaku kompulsif lainnya. Namun, "pelarian" ini hanya akan menunda rasa sakit, bukan menyembuhkannya. Lebih baik hadapi dengan cara yang sehat, meskipun terasa jauh lebih lambat.
8. Beri Dirimu Waktu, Jangan Paksakan 'Move On'
Penyembuhan tidak punya tenggat waktu. Akan ada hari-hari yang baik dan hari-hari yang buruk, dan keduanya sama-sama valid. Jangan memaksa dirimu untuk cepat-cepat "sembuh". Izinkan dirimu untuk beristirahat, menangis, dan bangkit lagi dengan ritmemu sendiri.
9. Meditasi: Tarik Napas, Kembali ke 'Sini dan Sekarang'
Meditasi, latihan pernapasan dalam, atau sekadar duduk diam sambil memperhatikan napas bisa membantumu untuk terhubung kembali dengan tubuhmu dan momen saat ini. Meditasi bisa menenangkan pikiran yang sering melompat ke masa lalu atau kekhawatiran masa depan.
10. Temukan Kekuatan Melalui Kreativitas
Menulis, melukis, menari, atau bermusik bisa menjadi cara yang lembut untuk mengungkapkan emosi yang sulit diutarakan dengan kata-kata. Kreativitas memberikan ruang bagi pikiran untuk bisa menyembuhkan diri tanpa harus mencari kata yang tepat.
Menyembuhkan diri dari trauma bukan tentang melupakan apa yang terjadi, tapi tentang belajar hidup berdampingan dengan masa lalu tanpa harus terus-menerus terluka karenanya. Ingatlah, kamu tidak harus melalui semuanya sendirian. Bantuan selalu ada, dan harapan untuk sembuh selalu mungkin.
(Flovian Aiko)