Angka kriminalitas yang terjadi di Ibukota DKI Jakarta semakin meningkat dari tahun ke tahun. Harapan untuk menurunkan tingkat kriminalitas agaknya semakin sulit. Hal ini terjadi karena kurangnya rasa kemanusiaan serta kepedulian terhadap sesama. Selain itu, faktor ekonomi juga turut menjadi penyebab orang melakukan tindakan kriminal.
Tindak kejahatan yang terjadi juga sangat beragam. Salah satunya di angkutan umum. Padahal, angkutan umum seharusnya memberikan rasa nyaman dan aman bagi penumpang, tapi ternyata yang terjadi sebaliknya.
Kejahatan yang sering terjadi di angkutan umum adalah perampokan, pencopetan, pelecehan seksual, pemerkosaan, bahkan ada juga kasus yang bermula dari pemerkosaan, lau berujung menjadi pembunuhan.
Salah satu korban kejahatan di angkutan umum adalah SH, 20 tahun. Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta Pusat ini menjadi korban ketika dalam perjalanan pulang dari olahraga Muay Thai.
Saat itu, kejadiannya kira-kira jam setengah 17.00 WIB. Ia naik angkutan umum ke Stasiun Karet Sudirman. Total jumlah penumpang ada enam, termasuk SH. Di pertengahan perjalanan jalan, tiba-tiba SH ditodong pakai pisau oleh salah satu dari lima lelaki itu.
"Mereke menodong saya dan minta harta, ternyata semua penumpang saat itu beserta dengan supirnya sudah sekongkol dan memang sudah berniat untuk merampok. Saya panik, takut dan tidak bisa berbuat apa apa karena pisaunya itu sudah disodorkan di leher saya. Karena situasi yang benar-benar terdesak akhirnya saya kasih iPhone saya ke orang itu," kata SH.
Sejak kejadian itu, SH menjadi trauma menumpang angkutan umum. Selain takut naik angkutan, ia juga takut apabila melewati daerah tempat ia pernah ditodong menggunakan pisau.
Selain SH, ada pula korban lainnya. Ia seorang mahasiswi dari perguruan tinggi swasta di Jakarta Pusat berinisial MK, 20 tahun.
Siang itu, MK dan teman-temannya naik bus dari fX Sudirman menuju ke arah Karet. Kondisi bus ketika itu penuh dan jalanan lumayan macet. Sampai akhirnya konsentrasi dan pandangan MK tertuju pada tiga orang bapak-bapak yang mengenakan kemeja rapi.
"Entah kenapa saya curiga dengan tingkah laku dan gerak-gerik tiga orang bapak-bapak ini. Sampai akhirnya menjelang di tempat perhentian dimana saya dan teman saya akan turun, saya lihat satu dari tiga orang bapak itu membuka resleting tas ransel teman saya, dan teman saya ini tidak sadar. Spontan saya pun langsung memberitahu teman saya itu dengan nada bicara yang keras dan tinggi untuk menarik perhatian semua penumpang bus, tapi ternyata tanpa saya sadari resleting dari tas saya sendiri sudah terbuka lebar dan dompet saya hilang," kata MK.
MK pun panik dan takut, tapi ia yakin tiga orang berpenampilan rapi tadi pelakunya. Kebetulan dompet MK berukuran cukup besar dan warnanya juga mencolok. MK dengan muda menemukannya. Dompet itu diduduki oleh salah satu dari tiga orang tadi.
"Saya rasa salah satu dari bapak tadi itu membuka resleting tas saya dan dia berusaha menyembunyikan dompet saya itu dengan cara di-duduki, tapi karena dompet saya besar dan warna nya mencolok jadi masih keliatan. Saya pun langsung marah-marah dan saya hampiri bapak itu, saya suruh dia berdiri dan saya langsung ambil lagi dompet saya," kata MK.
Setelah itu, MK dan teman-temannya langsung turun dari bus diikuti oleh beberapa ibu. Setelah turun, ada satu ibu yang menghampiri MK dan bilang kalau sejumlah lelaki itulah yang membuka tas ransel dan mengambil dompet.
"Namun, ibu itu tidak berani bilang atau melakukan apa apa karena dia takut. Saya juga bersyukur banget karena untung saya tidak sampai ditodong pakai senjata tajam, walaupun memang akhirnya tidak ada satu pun barang saya yang hilang, tapi saya menjadi shock, kaget, dan bener-bener tidak percaya kalau hal seperti itu bisa terjadi sama saya di angkutan umum. Karena shock dan kaget saya pun sempat jongkok di trotoar pinggir jalan dan nangis-nangis.“
Melihat dua peristiwa itu dapat disimpulkan bahwa angkutan umum tidak aman. Kejahatan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan korbannya siapa saja. Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban kita sendiri untuk selalu waspada dan berhati-hati.
Walaupun tindak kejahatan dan kriminalitas yang terjadi di angkutan umum tidak bisa sepenuhnya dihilangkan, ada beberapa cara untuk menjaga diri dan terhindar dari upaya tindak kejahatan di angkutan umum.
Berikut ini ada beberapa tips apabila kita akan atau sedang naik angkutan umum:
1. Jangan menggunakan perhiasan/aksesoris yang mencolok dan berlebihan
2. Hindari mengeluarkan dan memainkan gadget/alat elektronik Anda di dalam angkutan umum secara terus menerus
3. Hindari melakukan tatap mata/eye contact terhadap orang asing yang berada di angkutan umum (untuk menghindari tindak atau usaha hipnotis)
4. Sediakan uang tunai/uang cash di dalam dompet secukupnya saja
5. Usahakan agar selalu langsung menyediakan dan menaruh uang untuk membayar tarif angkutan umum di saku baju atau di tempat yang mudah dijangkau sehingga tidak perlu mengeluarkan dan membuka dompet pada saat ingin membayar
6. Tetap fokus dan konsentrasi selama perjalanan, selalu sigap dan hati-hati pada saat apapun
7. Usahakan untuk tetap sadar dan jangan tertidur selama perjalanan
8. Apabila ada gerak-gerik dan perlakuan yang aneh dari orang asing, usahakan untuk jangan sampai lengah dan tetap fokus
9. Sediakan alat untuk menjaga/melindungi diri (pepper spray/semprotan lada, alat kejut listrik, dll)
10. Selalu sadari barang-barang apa saja yang Anda bawa (tas, dompet, hp, dll)
Dikirim oleh Julius Alexander, mahasiswa STIKOM The London School of Public Relations Jakarta
Anda memiliki cerita atau foto menarik? Silakan kirim ke email: [email protected]