Gopay yang sebelumnya disebut dengan Go Wallet merupakan salah satu produk dompet digital yang berguna menyimpan Gojek Credit yang nantinya dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atau transaksi-transaksi yang berhubungan dengan setiap layanan yang ada di dalam aplikasi Gojek.
Dengan menggunakan Gopay ini kita dapat melakukan pembayaran ketika menggunakan layanan Gojek seperti membayar Go-Car, go-Ride, Go-Food, Go-Box, Go-Shop, Go-Pulsa, Go-Bills, dan lain sebagainya yang ada di dalam aplikasi Gojek itu sendiri.
Dalam mempopulerkan Gopay, Gojek melakukan beragam promo. Salah satu promo yang dilangsungkan adalah diskon 50 persen tarif perjalanan Go-Ride. Promo pembayaran via Gopay ini di aplikasi Gojek tak terbatas pada Go-Ride saja, tetapi juga Go-Food, Go-Send, hingga layanan-layanan lain.
Disini ada upaya dari Gojek dengan memberikan diskon atau promo besar-besaran bagi pengguna Gopay dan ini sering disebut dengan istilah “bakar-bakar uang”. Upaya ini dilakukan guna memperkenalkan Gopay ke para customer dan tujuan jangka panjangnya yakni walaupun nanti tidak ada promo, customer sudah terbiasa untuk menggunakan Gopay tersebut, jadi selain memperkenalkan juga membentuk habit para customer.
Sejak akhir 2014, start up tersebut telah melakukan 7 kali funding rounds dengan dana yang berhasil dihimpun sedikitnya 3,3 miliar dollar karena beberapa kali funding rounds Gojek tak membuka angka investasinya. Investor dari Gopay diantaranya ada Tencent, Google, hingga Astra.
Popularitas Gopay menanjak ditopang dari berbagai promo yang gencar. Pada September 2017, CEO Gojek mengatakan 50-60 persen pengguna Gojek, menggunakan Gopay. Tiga bulan kemudian, tepatnya pada 20 Desember 2017, Gojek mengklaim Gopay telah menyumbang 30 persen dari total transaksi uang elektronik di Indonesia.
Jika melihat dari sisi volume, saat itu ada 104,47 juta transaksi uang elektronik di Indonesia. Jika klaim Nadiem dikonversi, Gopay artinya menyumbang 31,34 juta transaksi uang elektronik Indonesia. Padahal, ada 32 penerbit uang elektronik lain yang beroperasi di Indonesia berdasarkan data Bank Indonesia. Gopay, bisa dibilang salah satu pemimpin pasar segmen ini. Itulah alasan kenapa gopay dianggap masa depan gojek.
Dari data tersebut sangat terlihat bahwa upaya atau strategi yang dilakukan Gopay ini sangat efektif sekali untuk menggaet para customer dan bahkan dalam beberapa sumber disampaikan, pemimpin pasar pengguna dompet digital sampai saat ini adalah Gopay.
Tentu hal ini diraih oleh Gopay tidak lepas karena strategi bakar uang yang dilakukannya jadi dapat disimpulkan bahwa strategi bakar uang yang dilakukan Gopay merupakan senjata utama yang membuat Gopay bisa menduduki posisi nomor satu sebagai dompet digital yang paling banyak digunakan di Indonesia.
Selanjutnya, untuk meningkatkan dominasi di bidang dompet digital, Gojek berencana mengakuisisi Bank Artos sebagai langkah awal untuk membentuk bank digital yang menangani transaksi Gojek dan kemudian ditransformasikan menjadi Go-Bank.
Langkah ini diinisiasi oleh Patrick Walujo yang merupakan salah satu investor awal Gojek. Patrick Walujo masuk ke Gojek melalui NSI Ventures, anak usaha Northstar Group. Jika rencana akuisisi ini dapat direalisasikan, Gojek berkesempatan untuk terus memimpin pasar dompet digital dengan inovasi dan strategi kolaborasi yang dijalankan secara terus menerus.
Oleh : Pria Aji Pamungkas (Mahasiswa D-IV PKN STAN)