Angela Merkel: Sang Wanita Inspiratif

Tri Apriyani | adani minza
Angela Merkel: Sang Wanita Inspiratif
Angela Merkel, politikus Jerman saat memberikan pidato tentang Covid-19

Abad ke-21 ini merupakan abad di mana terdapat kemajuan akan pandangan manusia terhadap pemimpin wanita di dunia. Pemimpin yang berjenis kelamin wanita pada zaman dahulu akan selalu dianggap remeh dan rendah jika dibandingkan dengan pemimpin pria.

Tidak hanya seorang pemimpin saja, kebanyakan wanita dalam peran apapun akan dianggap lebih rendah jika dibandingkan dengan laki laki. Salah satu faktor utama yang menyebabkan hal tersebut adalah pola pikir.

Orang membuat asumsi tentang perempuan sebagai seorang pekerja dan sebagai pemimpin berdasarkan peran stereotip mereka dalam masyarakat. Tentu hal tersebut masih terjadi pada zaman ini. Namun, seiring berjalannya waktu, pandangan dan peran wanita semakin lama semakin di apresiasi dan didengar oleh masyarakat. Bahkan, sudah banyak yang menganggap kedudukan wanita dan pria terdapat dalam derajat yang sama dalam kemampuan untuk memimpin.

Menurut survei, wanita dianggap memiliki gaya kepemimpinan yang beda dibandingkan dengan pria. Wanita dianggap memiliki pendekatan akan kepemimpinan yang lebih baik jika dibandingkan dengan pemimpin pria (Pew Social Trends, 2018).

Wanita Berpengaruh di Dunia

Saat ini, banyak sekali wanita wanita berpengaruh yang ada di dunia. Tidak hanya sebagai pemimpin, namun dalam bidang profesi yang lain. Seseorang dapat dikatakan berpengaruh apabila orang tersebut memiliki tujuan dalam setiap tindakan yang dilakukan dan sadar akan tindakan mereka dan pengaruhnya jika orang lain melihat tindakan tersebut.

Orang tersebut memiliki kemampuan untuk menginspirasi orang lain yang membuat orang tersebut ingin menjadi seperti mereka. Orang yang berpengaruh akan membangkitkan dan membuat orang lain ingin melakukan hal yang benar, untuk menjadi yang terbaik, dan untuk terus mendorong batas seseorang.

Salah satu wanita yang dapat dikatakan berpengaruh dalam skala yang besar adalah seorang tokoh yang bernama Angela Merkel. Beliau adalah seorang politikus dan juga seorang ilmuwan yang saat ini menjabat sebagai seorang kanselir bagi Negara Jerman dan juga menjabat sebagai Ketua Persatuan Demokrat Kristen disaat yang bersamaan yang menjadikan Angela sebagai perempuan pertama yang pernah memiliki dua jabatan tersebut disaat yang bersamaan.

Angela Merkel hingga saat ini dinobatkan oleh Forbes sebagai wanita nomor satu yang memiliki kekuasaan di dunia. Tidak hanya itu, di dalam kategori yang menggabungkan antara kedua pria dan wanita, Angela Merkel menempati posisi ke empat sebagai orang yang paling berkuasa di dunia, didahului oleh posisi pertama yaitu Xi Jinping, Vladimir Putin di posisi kedua, serta Donald Trump di posisi ketiga.

Hal tersebut menandakan bahwa pengaruh dan kapabilitas seorang perempuan pun tidak kalah kuat dibandingkan dengan seorang laki laki.

Riwayat Pendidikan

Angela Merkel adalah seorang tokoh yang lahir pada tahun 1954 di Hamburg, Jerma Barat. Pada tahun 1973, beliau menempuh pendidikan fisika di Karl Marx University yang sekarang sudah berganti nama menjadi University of Leipzig dan mendapat gelar diploma pada tahun 1978. Setelah lulus, Angela Merkel bekerja sebagai anggota fakultas akademik di Central Institute of Physical Chemistry of the Academy of Sciences di Berlin Timur.

Karier Angela Merkel

Angela Merkel adalah seorang politisi yang dari tahun 2005 sampai dengan saat ini sedang menjabat sebagai seorang kanselir di Negara Jerman dan juga wanita pertama yang menjabat untuk posisi tersebut.

Angela Merkel merupakan seorang sosok pemimpin yang dikatakan kuat dan dipandang tinggi dan dikenal banyak orang, tidak hanya di daerah Eropa saja, namun di seluruh dunia. Beliau sering digambarkan sebagai pemimpin de facto untuk daerah Uni Eropa.

Selain itu Angela Merkel juga mendapat julukan sebagai wanita dengan kekuatan yang paling tinggi di dunia. Tidak hanya itu, bukanlah julukan yang resmi, namun beberapa ahli juga menjuluki Angela Merkel sebagai seorang “pemimpin dunia bebas”.

Karier di dunia politik bagi Angela Merkel dimulai setelah terjadinya peruntuhan dinding Jerman di mana Angela bergabung dengan partai independen yang baru muncul yang bernama Democratic Awakening, dan pada bulan Februari tahun 1990 menjadi juru bicara untuk partai tersebut.

Pada bulan Maret di tahun yang sama, sebelum terjadinya pemilihan bebas Jerman, terungkap bahwa ketua dari partai Democratic Awakening merupakan seorang informan Stasi. Hal tersebut pun mengakibatkan partai opisisi menang dan mengharuskan partai Democratic Awakening untuk bergabung menjadi bagian dari pemerintah.

Angela Merkel pun kembali menjadi juru bicara namun pada saat ini untuk pemerintah Lothar de Maizière atau yang biasa disebut dengan CDU pada bulan Agustus 1990.

Pada tahun 1994, Angela Merkel diangkat menjadi menteri lingkungan, konservasi, dan keselamatan reaktor, dan dia memimpin Konferensi Iklim PBB pertama di Berlin pada bulan Maret – April 1995. Pada bulan November tahun 1998, beliau terpilih sebagai sekretaris jenderal CDU.

Pada akhir tahun 1999, terjadi skandal keuangan oleh sang ketua yang menghantam CDU. Setelah terjadinya skandal tersebut, Angela membuat surat terbuka yang diterbitkan pada 22 Desember, menyerukan kepada partai untuk memulai awal yang baru tanpa adanya ketua.

Karena perbuatan tersebut, nama Angela Merkel jadi lebih dikenal di mata publik masyarakat Jerman yang pada akhirnya menempatkan Angela sebagai ketua dari CDU. Posisi tersebut akhirnya menempatkan Angela Merkel sebagai kanselir pada tanggal 22 Novermber tahun 2005.

Kepemimpinan Angela Merkel

Sebagai seorang pemimpin, Angela Merkel dikenal sebagai seorang pemimpin dan wanita inspiratif dengan dengan pendekatan yang dilakukan untuk memimpin adalah diukur, metodis, dan memiliki emosi yang stabil.

Angela Merkel bukanlah seorang pemimpin yang bertindak secara ekstrem. Melainkan beliau bertindak dengan mendengarkan pendapat dari orang lain terlebih dahulu, lalu mengambil keputusan. Salah satu kutipannya adalah “Janganlah kita bertanya apa yang salah atau apa yang selalu terjadi. Mari kita tanyakan dulu apa yang mungkin dan cari sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya".

Beliau menyatakan bahwa gaya kepemimpinannya dipengaruhi oleh masa lalunya saat ia berada di pemerintahan Republik Demokratik Jerman. Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa Angela adalah seorang pemimpin yang lemah.

Beliau dibalik gaya kepemimpinan yang dimiliki adalah seseorang yang memimpin dan menganggap bahwa kewajiban dan tanggung jawab emnjadi seorang pemimpin sebagai hal yang serius. Hal tersebut tercerminkan dengan keseriusan beliau dalam memimpin. Hal tersebut ditandakan dengan Angela dan pemerintahan yang sangat serius dan focus terhadap pekerjaannya selama Angela menjabat.

Faktor-faktor Kepemimpinan Angela Merkel

Menurut Christine Lagarde yaitu teman dari Angela Merkel, Angela sangatlah terampil dalam memainkan dalam empat faktor, yaitu diplomasi, ketekunan, tekad, dan tanggung jawab. Keempat faktor tersebut adalah faktor-faktor yang mendukung Angela dalam menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin yang baik.

Dalam aspek diplomasi, Angela memiliki komitmen untuk selalu menyatukan orang orang. Seperti perkataannya yaitu "Saya mencari kerja sama daripada konfrontasi”.

Angela Merkel telah bekerja keras selama bertahun-tahun untuk membangun dukungan untuk lebih banyak kerja sama dan konfrontasi yang lebih sedikit. Hal tersebut dilakukan untuk terwujudnya sistem multilateral yang lebih baik.

Salah satu contoh sikap ketekunan Angela Merkel pada saat kuliah diungkapkan oleh Christine Legarde adalah pengalaman pribadi Christine di mana beliau meilhat bahwa Angela akan menjadi orang yang paling siap di suatu ruangan yang berarti bahwa pengetahuan Angela akan selalu ada diatas materi yang akan diberikan oleh pengarah.

Angela bekerja secara metodis dan sabar melalui suatu masalah, membaginya menjadi berbagai bagian, menimbang pro dan kontra, dan menyusun solusi langkah demi langkah, sedikit demi sedikit.

Angela Merkel adalah seorang pemimpin yang memiliki dorongan dan daya tahan yang luar biasa, kekuatan batin yang luar biasa yang memungkinkan beliau untuk mendorong negosiasi melewati dari perjanjian awal. Tujuan dari negosiasi tersebut adalah untuk mencapai kompromi yang lebih baik.

Pada saat awal terjadinya krisis keuangan global, Angela mengatakan kepada George W. Bush yang pada saat itu menjabat sebagai presiden dari Amerika Serikat bahwa krisis internasional ini memerlukan respons internasional. Dengan tekad yang dimiliki oleh Angela, respons tersebut berhasil untuk terkumpul dan Angela berhasil mencegah munculnya permasalahan.

Aspek terakhir adalah tanggung jawab. Angela Merkel melakukan tugasnya sebagai seorang pemimpin dengan memgang prinsip bahwa hal tersebut adalah tanggung jawab dan kewajiban Angela. Untuk semua pekerjaan metodis dan pemikiran rasionalnya, Angela Merkel dibimbing oleh rasa kewajiban ini.

Salah satu poin unggul dari Angela Merkel adalah bagaimana beliau mendefinisikan ulang akan konsep kekuatan. Menurut beliau, kekuatan bukanlah sesuatu yang berhubungan dengan dominasi yang terlihat, dengan kebanggaan sombong, dengan kesombongan, dengan intimidasi dan penghinaan publik, atau dengan kemampuan untuk menakut-nakuti orang lain.

Saat menjadi seorang pemimpin, ia tidak pernah memegang konsep kemegahan dan juga tidak pernah memiliki sikap yang otoriter. Gaya kepemimpinan yang dimiliki adalah kooperatif, berbasis alasan, dan berorientasi pada jaringan kepada pihak lain yang berbasis di daerah Eropa.

Gambaran orang pada umumnya kepada Angela Merkel jika dilihat dari luar dan tidak memperdalam pengetahuan adalah bahwa Angela adalah sebuah pemimpin yang dijuluki sebagai wanita besi. Namun, kenyataannya hal tersebut bukanlah kenyataan dari pernyataan tersebut.

Angela Merkel dikenal sebagai seorang pemimpin yang rendah hati dan tidak sombong. Salah satu pencerminan dari sifat tersebut adalah bahwa kebanyakan pemimpin akan tinggal di rumah atau bangunan yang sudah disediakan oleh pemerintah, sebagai contoh presiden Indonesia akan menempati Istana Bogor sebagai tempat kediamannya selama menjabat sebagai presiden, sama juga seperti presiden dari Amerika Serikat yang akan menempati White House jika menjabat sebagai presiden.

Namun, Angela lebih memilih untuk tinggal di sebuah apartemen bersama suaminya dibandingkan dengan tinggal di istana kepresidenan yang sudah disediakan. Contoh lain dari sifat ini adalah bahwa Angela Merkel akan melakukan kegiatan sendiri, sebagai contoh yaitu berbelanja bahan bahan rumah sendiri, walaupun terdapat orang yang bertugas untuk melakukan hal tersebut.

Dengan gaya kepemimpinan Angela, hal tersebut memberi dampak positif bagi penampilannya dalam mengambil keputusan bagi Negara yang dipimpinnya. Angela dianggap sebagai seorang pemimpin yang bekerja keras yang sungguh peduli dengan masalah di keadaan sekitar.

Walaupun beliau dapat dibilang bukanlah seorang pemimpin yang sangat dominan, namun beliau juga bukan merupakan seorang pemimpin yang lunak, hal tersebut membuktikan bahwa beluai dapat menjadi seorang navigator yang baik. Angela bukan merupakan seseorang yang akan membiarkan dirinya untuk di manfaatkan dan dipergunakan, tetapi tidak seperti politisi yang lain, beliau merupakan seseorang yang sederhana, bijaksana, dan pendiam.

Fungsi Kepemimpinan ala Angela

Kepemimpinan Angela dapat dikatakan efektif dikarenakan sudah memnuhi dari lima fungsi kepemimpinan. Dalam fungsi pengendalian, dibawahan kepemimpinan Angela, hal tersebut dapat dikatakan berhasil. Hal tersebut dapat dilihat dari gaya kepemimpinan Angela yang walaupun tidak dominan, namun dapat dengan sukses mengendalikan bawahannya sehingga pemerintahan Jerman dapat berjalan dengan lancar.

Di dalam fungsi delegasi, hal terseut juga dapat dikatakan berhasil, dikarenakan Angela merupakan tipe pemimpin yang mendengarkan opini orang lain dalam mengambil keputusan, sehingga hal tersebut terbukti dalam melakukan delegasi, Angela mendengarkan opini semua orang sebelum mendelegasikan pemberian wewenang tanggung jawab terhadap bawahannya. Angela Merkel bukanlah seorang pemimpin yang dominan.

Hal tersebut mengakibatkan tingginya tingkat partisipasi bawahan Angela dikarenakan kepedulian beliau terhadap opini orang lain. Angela juga menganggap bahwa Peran Dinamika Partai Internal merupakan aspek penting dalam pengambilan keputusan beliau sehingga tingkat partisipasi bawahan yang tinggi sangatlah dibutuhkan dibawah kepemimpinan Angela.

Dalam memimpin, beliau tentu menlakukan fungsi instruktif dengan baik, jika hal tersebut tidak dilakukan dengan baik, maka Negara Jerman tidak akan berdiri seperti saat ini dan tidak didalam keadaan yang saat ini sedang dialami. Fungsi konslutatif dari Angel Merkel merupakan salah satu hal yang menonjol dalam gaya kepemimpinan Angela, di mana beliau sangatlah menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain sehingga komunikasi dua arah sangatlah berjalan dengan baik.

Prestasi Angela Merkel

Pada tahun 2015, Angela Merkel dinobatkan sebagai majalah Time sebagai Person of The Year. Hal tersebut diumumkan oleh majalah Time dengan menggaris bawahi gaya kepemimpinan Angela Merkel yang dikagumi dan patut dicontoh. "Gaya politiknya bukan untuk memiliki satu; tidak ada bakat, tidak ada yang berkembang, tidak ada karisma, melainkan hanya perasaan kuat dari seorang penyintas dan pengabdian seorang ilmuwan terhadap data," kata majalah Time.

Angela tidak pernah takut dalam berada di pihak tunggal, hal tersebut dikarenakan beliau sudah terbiasa memihak kepada suara minoritas. Angela banyak mempelajari gaya kepemimpinan dari Nelson Mandela, yang mempunyai gaya kepemimpinan yaitu dengan memimpin dari belakang.

Dengan memimpin dari belakang, menandakan bahwa tujuan dari menjadi pemimpin bukanlah untuk aspek otoritas, atau kekuasaan, namun seorang pemimpin akan memimpin untuk menciptakan dan menjiwai sebuah komunitas.

Kepemimpinan Angela Merkel merupakan hal yang membantu Negara Jerman dalam mengembalikan reputasi Jerman sebelum berada di bawah kepemimpinan Angela. Sebelum Angela naik sebagai pemimpin, Jerman telah menghabiskan 70 tahun untuk mencari jalan keluar dari pemerintah yang nasionalis, militeris, masa lalu genosidal. Dengan Merkel yang membawa sikap kemanusiaan, kedermawanan, dan toleransi, hal tersebut dapat teratasi dan membawa Negara Jerman ke keadaan yang ada sekarang ini.

Dengan sikap kepemimpinan seperti sekarang, dilakukannya survei terhadap gaya kepemimpinan Angela. Hasil dari survey tersebut adalah bahwa masih diharapkannya sikap yang sedikit lebih dominan oleh sosok Angela dalam memimpin agar menjaga kelangsungan dan kelancaran dalam memimpin.

REFERENSI:

Petrikowski, N. P. (2005). Angela Merkel | Biography, Political Career, & Facts | Britannica. Retrieved May 27, 2020, from Brittanica.com website: https://www.britannica.com/biography/Angela-Merkel

Middelhoff, J., Schijvenaars, P., & De Landtsheer, C. (2016). Political personality and complex decision-making: The psychological profile and leadership style of Angela Merkel, the world’s most powerful woman. Complex Political Decision-Making: Leadership, Legitimacy and Communication, (January), 122–143. https://doi.org/10.4324/9781315453538

Lagarde, C. (2019). Angela Merkel—Striking the Right Note on Leadership. Retrieved May 24, 2020, from International Monetary Fund website: https://www.imf.org/en/News/Articles/2019/08/31/sp083119-Angela-Merkel-Striking-the-Right-Note-on-Leadership

ULRICH, B. (2017). How Angela Merkel Has Redefined Leadership. Retrieved May 26, 2020, from https://carnegieeurope.eu/strategiceurope/81763

Suwarno, R. (2020). Karakter Para Pemimpin Perempuan Abad 21 - kumparan. Retrieved May 1, 2020, from kumparan.com website: https://kumparan.com/ricky-suwarno/karakter-para-pemimpin-perempuan-abad-21-1syKkwolhcF

Tao, F., & Ching, T. (2011). Angela Merkel´s Leadership & the Future of Germany s Economy as it Exits Atomic Energy Angela Merkel´s recent brilliant initiative. (July).

Middelhoff, J., Schijvenaars, P., & De Landtsheer, C. (2016). Political personality and complex decision-making: The psychological profile and leadership style of Angela Merkel, the world’s most powerful woman. Complex Political Decision-Making: Leadership, Legitimacy and Communication, (January), 122–143. https://doi.org/10.4324/9781315453538

Scally, D. (2016). Angela Merkel gives her party delegates what they want to hear. Retrieved May 25, 2020, from https://www.irishtimes.com/news/world/europe/angela-merkel-gives-her-party-delegates-what-they-want-to-hear-1.2895285

Kellerman, B. (2019). The Leadership of Chancellor Angela Merkel. Retrieved May 27, 2020, from BarbaraKellerman.com website: https://barbarakellerman.com/the-leadership-of-chancellor-angela-merkel/

Mochari, I. (2015). The Leadership Qualities That Made Angela Merkel “Time” Magazine’s Person of the Year | Inc.com. Retrieved May 25, 2020, from Inc. website: https://www.inc.com/ilan-mochari/time-person-of-year-angela-merkel.html

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak