Apa Dampak Kebijakan Moneter dalam Perekonomian Nasional?

Tri Apriyani | kalvin alfian
Apa Dampak Kebijakan Moneter dalam Perekonomian Nasional?
Ilustrasi uang rupiah (pixabay/Mohamad Trilaksono)

Walaupun negara ini kaya bahkan melimpah ruah akan bahan pangan, namun kualitas bahan pangan kita masih yang lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lain, hal inilah yang membuat para petani kita mau tidak mau mengimpor bahan-bahannya dari luar.

Akibat dari jumlah biaya impor yang lebih mahal, pada akhirnya akan mempengaruhi harga tempe yang dihasilkan juga akan naik. tidak hanya produk-produk disektor konsumsi saja, melainkan juga disektor obat-obatan.

Banyaknya kasus pengedaran obat palsu di kota-kota saat ini tentu tidak terlepas dari faktor mahalnya biaya impor bahan baku obat. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa bahan baku obat di Indonesia 98 persen berasal dari luar negeri mengingat negara kita belum memiliki industri kimia dasar untuk membuat obat. Dengan begitu, jika investasi nol dan keuntungan yang tinggi tidak menutup kemungkinan bahwa adanya tindak kecurangan terhadap para pelaku yang bermain di sektor bisnis ini.

Bahkan, Presiden Joko Widodo pun sangat mengakui jika saat ini industri farmasi Indonesia masih sangat bergantung pada bahan baku impor. Maka dari itu, Presiden Jokowi menyambut dengan sangat baik terhadap investor-investor asing di sektor industri kimia bahan baku impor.

Misalnya pabrik milik PT Kardio Global Medika di Cikarang, Jawa Barat mengkalim bahwa telah menelan investasi lebih dari lima ratus miliar rupiah. Pabrik ini dikhususkan untuk mengembangkan bioteknologi. Investasi ini lah yang tentunya diharapkan bisa mengurangi ketergantungan Indonesia akan bahan baku impor. 

Berdasarkan beberapa kasus tersebut yang perlu di garis bawahi adalah bahwa tidak hanya lembaga-lembaga keuangan saja yang terkena imbasnya, tetapi juga masyarakat kecil akan terkena pengaruh akibat dari kebijakan moneter yang banyak menyangkut hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu, kebijakan moneter akan memberi pengaruh besar terhadap perubahan kondisi ekonomi suatu negara dan bagaimana perkembangan ekonomi makro ke depannya.

Bersama-bersama dengan beberapa kebijakan makro lainnya yang saling mendukung dan terkait, apalagi dimasa pandemi seperti sekarang ini yang sangat sulit memperkirakan arah ekonomi akan bermuara kemana untuk itulah maka perlu adanya pengambilan kebijakan moneter yang mampu menstabilkan ekonomi negara tetapi juga harus sejalan denga napa yang diharapkan masyarakat indonesi dengan begitu maka perekonomian kita mampu diarahkan untuk mencapai sasaran yang positif baik bagi pemerintah maupun masyarakatnya.

Berbicara tentang kebijakan moneter, apa itu yang dimaksud kebijakan moneter sendiri dan apa pengaruhnya bagi perekonomian? Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.                 

Dengan kata lain, kebijakan moneter sendiri merupakan suatu kegiatan pengendalian uang yang beredar dalam perekonomian dan salah satu bagian internal dari kebijakan ekonomi makro yang ditempuh oleh otoritas moneter.

Oleh karena itu, pemerintah perlu merespons dengan baik dan cepat dalam mengatasi masalah perekonomian yang menyangkut kehidupan bermasyarak bermasyarakat kecenderungan hasrat masyarakat dalam menukarkan uang dengan barang yang lebih bermanfaat dan memberi nilai tambah.

Efek ini dapat mempengaruhi semua sektor riil, yaitu berupa peningkatan produksi untuk memenuhi peningkatan konsumsi. Seorang monetaris, Milton Friedman meyakini bahwa ekspansi moneter dalam jangka panjang tidak akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja tetapi hanya akan meningkatkan inflasi.

Oleh karena itu, masyarakat perlu bijak dan paham mengenai dampak yang akan ditimbulkan dimasa yang akan datang jika efek substitusi dilakukan jika tidak cermat dalam mengambil tindakan yang memicu terjadinya inflasi, menukarkan uang ke dalam bentuk asset keuangan.

Aset keuangan ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja tetapi dampaknya justru mendorong perpindahan kapital ke luar negeri atau capital fligh yang nantinya akan merugikan neraca pembayaran. Maksudnya, tingkat harga yang lebih rendah akan menurunkan suku bunga, sedangkan suku bunga yang lebih rendah akan mendorong pengeluaran untuk investasi.

Apabila tingkat harga yang lebih rendah menurunkan tingkat suku bunga, maka investor akan memindahkan sebagian dana mereka ke luar negeri. Sehingga butuh waktu recovery yang tidak sebentar untuk memulihkan ekonomi kita di era new normal seperti saat ini banyak Langkah atau aturan yang mesti di ambil pemerintah mau tidak mau untuk menangani masalah covid ini.

Oleh: Kalvin Alfian / Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi 2018, Universitas Negeri Jakarta

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak