Sejarah Formula E dan Kelayakannya Digelar di Jakarta Tahun 2022

Hernawan | Aira Katyana
Sejarah Formula E dan Kelayakannya Digelar di Jakarta Tahun 2022
Gelaran Formula E (fiaformulae)

Pada tahun 2020, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan menyampaikan kabar bahwa Jakarta akan dijadikan sebagai tuan rumah ajang balap Formula E. Akan tetapi, ajang balap Formula E gagal digelar pada tahun 2020.

Oleh karena itu, berbagai pertanyaan timbul atas kebingungan masyarakat Indonesia terkait dengan eksistensi ajang balap Formula E itu sendiri. Selain itu, muncul pula pertanyaaan apakah ajang balap Formula E layak digelar di ibu kota Indonesia, DKI Jakarta?

Secara singkat, apa itu Formula E?

Presiden FIA, Jean Todt bersama mobil balap Formula E di Paris, Prancis (Sumber: Website resmi Formula E / https://www.fiaformulae.com/en/discover/history).
Presiden FIA, Jean Todt bersama mobil balap Formula E di Paris, Prancis (fiaformulae)

ABB FIA Formula E World atau dikenal dengan sebutan Formula E adalah seri ajang balap mobil listrik international. Menyadur dari laman resmi Formula E, sejarah terbentuknya Formula E bermula ketika founder, Alejandro Agag dan presiden FIA, Jean Todt melakukan pertemuan di sebuah restoran di Paris, Prancis pada tahun 2011. Pada saat itu, Agag dan Todt berdiskusi terkait pemikiran mereka untuk membuat sebuah ajang balap internasional dengan konsep yang baru, yaitu mobil listrik. Uniknya, ketika berdiskusi, Agag dan Todt menuliskan pemikiran-pemikiran mereka pada sebuah serbet.

Pada tahun 2012, konsep realitas dan prototipe mobil listrik Formula E berhasil diciptakan. Debut Formula E akhirnya terlaksana pada tahun 2014 di lapangan Olympic Park, Beijing, China. Dengan debutnya, Formula E berkembang menjadi hiburan global dalam bidang motorsport. Saat ini, Formula E telah mengikat 22 (dua puluh dua) pembalap terbaik dunia, melalui 11 (sebelas) tim dengan 2 (dua) pembalap di gridnya masing-masing.

Faktanya, Formula E memiliki tim yang lebih banyak dibandingkan Formula One (F1). Formula E mengangkat tim mobil listrik seperti; NIO 333 FE Team, Envision Racing, Mercedes-EQ Formula E Team, Dragon-Penske Autosport, Jaguar TCS Racing, ROKiT Venturi Racing, DS Techeetah, Nissan e.dams, Avalanche Andretti Formula E, Mahindra Racing, dan TAG Heuer Porsche Formula E Team. Tahun ini, pembalap mobil listrik yang memenangkan juara dunia Formula E tahun 2021 adalah Nyck De Vries dari Mercedes-EQ Formula E Team.

Sebuah program dibuat untuk menciptakan dunia balap yang dinilai eco-friendly bagi bumi. Formula E mengerahkan sebuah program sustainability, di mana Formula E memilih kendaraan listrik sebagai upaya mempromosikan mobilitas listrik sebagai solusi mengurangi polusi udara dan perubahan iklim dunia. Jika ditelusuri lebih lanjut, terdapat 3 (tiga) pilar yang digunakan Formula E sebagai dasar menjalankan program sustainability:

1. Menyajikan acara yang berkelanjutan (sustainable event)

Formula E merupakan ajang motorsport pertama yang mendapatkan penghargaan The Prestigious Sustainable Event Iso 2012 dengan 1 (satu) sertifikasi yang dinilai sebagai asuransi bagi ajang tersebut.

2. Menggeneralisasi pengaruh positif kepada kota tempat perlombaan dilaksanakan

Program ini dilakukan oleh Formula E dengan menjalin kerja sama dengan komunitas lokal, badan amal, dan meningkatkan infrastruktur terhadap negara yang dijadikan sebagai tuan rumah ajang balap Formula E.

3. Menjadi platform dalam menyuarakan masalah polusi udara dan pemanasan global

Formula E memfokuskan pada upaya menyuarakan awareness kepada masyarakat dunia terkait dengan masalah lingkungan seperti polusi udara dan pemanasan global yang disebabkan oleh penggunaan kendaraan non-listrik. 

Lalu, apakah layak Formula E digelar di Jakarta?

Gubernur Jakarta, Anies Baswedan menyaksikan ajang Formula E di New York, Amerika Serikat (Sumber: akun instagram @aniesbaswedan / https://www.instagram.com/p/Bz5HzJnArc6/?hl=en).
Gubernur Jakarta, Anies Baswedan menyaksikan ajang Formula E di New York, Amerika Serikat (Instagram/AniesBaswedan)

Menyadur dari laman fiaformulae, Indonesia khususnya DKI Jakarta tercatat pada daftar negara-negara dunia yang akan dijadikan sebagai tuan rumah ajang Formula E pada tahun 2022. Kalender balap musim 8 (delapan) kejuaraan dunia ABB FIA Formula E menetapkan DKI Jakarta akan menggelar ajang balap pada 4 Juni 2022. Dengan pernyataan tersebut, timbul berbagai pro dan kontra hingga pandangan-pandangan berbeda di lingkungan masyarakat secara luas.

Tirta Alim, seorang atlet gokart asal Indonesia dan pemenang juara 2 (dua) Asian Junior Karting Championship tahun 2017, memberikan kritik dan tanggapan terkait dengan kelayakan penggelaran Formula E di Jakarta, “–ga banyak kan kota Indonesia yg terkenal di mata dunia, jadi yg paling realistis buat event ini (Formula E) menurut saya tetep Jakarta sih," ujar Tirta Alim ketika wawancara daring pada Selasa, 15 Desember 2021.

Menurut Tirta Alim, kota Jakarta memiliki kelebihan dalam aspek keruangan yang dapat memberikan kebaikan dan peluang cemerlang bagi penggelaran Formula E, “Karena dari layout jalanan Jakarta juga banyak yang besar dan menurut saya cocok untuk Formula E ini,” ditambah, “–ya Jakarta harus buat kota Jakarta layak untuk digunakan event sebesar ini. Makanya biaya nya pasti besar sekali," tulis Tirta Alim.

Selain melihat dari aspek keruangan, Tirta Alim memberikan pandangan terkait dengan penggelaran balap Formula E di Indonesia secara keseluruhan yang dilihat dari segi eksistensi ajang tersebut. Dikutip dari pernyataan Tirta Alim, “Menurut saya pasti banyak sekali masyarakat yg tertarik untuk menonton event ini (Formula E) ya. Karena memang event ini juga event besar, sudah diadakan di kota besar seperti Miami, Rome, Paris, dan sekarang direncanakan akan dilaksanakan di Jakarta. Pasti bakalan rame banget sih.”

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak