Ramai di media sosial sebuah video viral seorang santri menangis ketika dijenguk mamanya usai tiga tahun di pondok pesantren tidak bertemu. Menahan rindu selama bertahun-tahun tentu sangat berat apalagi kepada orangtua.
Ketika bisa bertemu semua rindu yang tertahan sekian lama akhirnya terbayarkan. Saking bahagia bisa bertemu orangtua setelah bertahun-tahun terpisah tidak jarang air mata menetes.
Sama seperti yang dirasakan oleh seorang santri ini saat bertemu dengan mamanya. Momen pertemuan santri tersebut dengan mamanya dibagikan oleh akun media sosial Instagram dunia_kaumhawa, Jumat (22/04/2022).
Awalnya santri itu tidak tahu apabila sang mama akan datang ke pondok pesantren untuk menjenguknya. Hal tersebut tidak terlintas dipikirannya sebab sudah 3 tahun mereka tidak bertemu.
Rasanya tentu seperti mimpi indah yang tiba-tiba datang saat sang mama benar-benar menjemputnya siang itu. Santri tersebut langsung berlari ke arah mamanya tak kuasa menahan rindu.
"Mama, mama, mama," ucap santri ini.
Dia langsung memeluk sang mama sambil menangis bahagia akhirnya dapat bertemu kembali. Mamanya pun memeluk sang anak dengan penuh kehangatan kasih sayang.
Pertemuan Santri dan Mamanya
Sang mama pun ikut meneteskan air mata melihat anaknya memeluknya dengan erat. Adik dari santri itu juga berpelukan bersama dengan mereka melepaskan kerinduan.
"Ini video aslinya, anak ini di pesantren. Awalnya tidak tahu bahwa mamanya akan pulang dari Palu menyambangi dia, selama 3 tahun baru ketemu mamanya," tulisan dalam video seperti dikutip oleh Yoursay.id, Sabtu (23/04/2022).
Suasana haru dan bahagia menyelimuti pertemuan santri, mama, dan adiknya. Hingga artikel ini diunggah, video itu sudah mendapatkan 113 ribu kali tayangan di reels Instagram. Video tersebut seketika langsung dibanjiri berbagai tanggapan dari warganet yang menonton.
"Langsung nangis aku lihat video ini," kata salah satu warganet.
"Duh jangan tega dong masa 3 tahun baru ditengokin," ujar yang lain.
"Kangen betul itu dia. Aku mewek," sahut lainnya.
"Pasti pelukan seorang ibulah terhadap anaknya yang selalu dirindukan," komen yang lain.
"Sedihnya nular," ucap warganet lainnya.
Kontributor : Haqia Alfariz Ramadhani
