Menko Marves Luhut Binsar Padjaitan memberikan tanggapan terkait pernyataan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengenai program hilirisasi ugal-ugalan.
Sebelumnya, Cak Imin menyampaikan kritikan terhadap proyek hilirisasi saat Debat Cawapres pada Minggu (21/1/2024) lalu. Cawapres nomor urut 1 ini menilai program hilirisasi tidak berjalan baik dan tidak membawa kesejahteraan.
BACA JUGA: Anies Bubble dan Website HaveAniesDay, Sebuah Angin Segar bagi Pemilu 2024
Luhut Binsar Pandjaitan menantang Cak Imin untuk datang langsung ke lokasi hilirisasi nikel di Weda dan Morowali.
"Saya pengen sebenarnya mengundang Muhaimin berkunjung ke Weda Bay, ke Morowali lihat sendiri seeing is believing, gitu," kata Luhut dalam unggahan video Instagramnya dikutip pada Kamis (25/1/2024).
Tantangan ini diberikan Luhut agar Cak Imin tidak membagikan informasi tidak benar ke publik hanya untuk mencapai suatu posisi,
"Daripada Anda berbohong kepada publik yang menurut saya satu karakter yang gaik bagus untuk mencapai suatu posisi," ucap Luhut.
"Anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," timpalnya.
Luhut kemudian membeberkaan data kemiskinan di Sulawesi Tengah yang mengalami penurunan pada tahun 2023.
"Kalau kita lihat data 2015 itu kemiskinan di sana 14,7 persen. Nah data tahun 2023 itu 12,4 persen. Jadi turun kemiskinan di sana itu dari 14,7 ke 12,4 persen. Nah itu apa? Ya karena pertumbuhan ekonomi di sana," beber Luhut.
"Kemudian kalau di Morowali kita lihat di tahun 2015 itu 15,8 persen kemiskinannya dan 2023 ini kita lihat 12,3 persen kemiskinan. Jadi, terjadi juga cukup perbaikan-perbaikan di sana," sambungnya.
Meski begitu tetapi Luhut mengakui bahwa penurunan angka kemiskinan saja belum cukup. Dijelaskan pula tentang keberadaan Politeknik dengan pengajar yang berkelas.
"Saya sudah jelaskan bahwa sudah ada politeknik yang didirikan di situ. Sekali-kali berkunjung deh ke politekniknya. Menurut saya, itu bagus dan guru-gurunya juga berkelas. Ada yang dari ITB, ada yang dari UI, yang kita ajak untuk mengajar di sana, dan mereka langsung praktik di industrinya," ungkap Luhut.
"Malah ada yang dikirim ke Tiongkok untuk belajar teknologi yang lebih advance lagi. Dan mereka sekarang bekerja menjadi bagian dari pembangunan proyek smelter di Sulawesi atau di tempat lain juga. Proses suatu industri itu tidak lepas dari kualitas pendidikan. Kita kan mana pernah punya politeknik bermutu di luar Jawa sebelumnya. Ayolah tunjukin coba, jangan bohong. Pergi lihat ke sana," lanjutnya.
Cek berita dan artikel yang lain di GOOGLE NEWS