Pendidikan tidak hanya berbicara tentang ruang kelas, tetapi juga tentang ruang perjumpaan, pertukaran gagasan, dan tumbuhnya inspirasi. Semangat itulah yang dihadirkan dalam Puncak Temu Pendidik Nusantara (TPN) XII, sebuah ajang kolaborasi besar bagi para tenaga pendidik dari seluruh Indonesia.
TPN XII mengusung tema “Iklim Pendidikan & Pendidikan Iklim”, diselenggarakan oleh Guru Belajar Foundation bekerja sama dengan berbagai organisasi, lembaga, dan komunitas guru di Indonesia. Puncak TPN XII ini berlangsung di Sekolah Cikal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Sabtu–Minggu, 11–12 Oktober 2025.
Tercatat 2.566 peserta mengikuti kegiatan ini, dengan 350 pembicara yang berbagi kisah perubahan dan praktik pembelajaran inspiratif. Selain itu, terdapat 21 sekolah inspiratif yang menampilkan 28 karya murid.
Berbagi Inspirasi dan Praktik Baik Pendidikan

Puncak TPN XII menghadirkan beragam kegiatan atau yang disebut sebagai “menu belajar”, di antaranya kelas pendidik, kelas pemimpin, kelas kompetensi, pameran karya, tur belajar, nobar guru belajar, pasar solusi pendidikan, talkshow pendidikan, kelas debat guru, kelas debat murid, debat spesial, apresiasi pendidik, dan hiburan.
Pada hari kedua, Minggu (12/10/2025), sesi apresiasi dimulai dengan pemberian Rohana Kudus Award, penghargaan yang diberikan kepada sosok guru penggerak yang menularkan praktik baik dan keberdayaan di berbagai ruang belajar di seluruh Nusantara. Apresiasi ini diserahkan oleh Oktavia Wuri Pratiwi dan Handayani Kariko dari Guru Belajar Foundation.
“Mereka adalah guru-guru yang tidak berhenti di ruang kelas, tetapi membuka ruang belajar baru di manapun mereka berada. Menyemai ide, menginspirasi, dan menguatkan sesama pendidik di Nusantara,” ujar Oktavia.
Apresiasi kemudian dilanjutkan dengan Mohamad Syafei Award untuk kategori organisasi, lembaga, dan komunitas yang dinilai berperan penting dalam memajukan pendidikan. Selain itu, penghargaan Mohamad Syafei Award kategori kepala daerah berdaya juga diberikan kepada para pemimpin daerah yang menjalankan fungsi pendidik bagi masyarakat luas.
Pendidikan untuk Iklim dan Kehidupan yang Lebih Baik

Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh talkshow bersama kepala daerah penerima Mohamad Syafei Award dengan tema “Pendidikan Iklim yang Berkontribusi di Level Lokal hingga Global.” Tema ini menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya berdampak di lingkungan sekitar, tetapi juga memiliki kontribusi global.
Bupati Kabupaten Jember, Muhammad Fawait, membagikan pandangannya mengenai tantangan iklim yang dihadapi daerahnya. Ia menekankan bahwa persoalan iklim tidak bisa ditangani hanya oleh pemerintah, tetapi perlu melibatkan semua pihak, termasuk sekolah.
“Jadi sebenarnya kalau kita berbicara pendidikan dan iklim, semua masalah itu ujungnya adalah pendidikan. Mau itu iklim, kemiskinan, pengangguran, dan lain sebagainya. Maka kenapa Pemkab Jember hari ini sangat memprioritaskan terkait masalah pendidikan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Jember memberikan porsi anggaran pendidikan terbesar dalam sejarah daerah tersebut, baik dari kabupaten maupun pusat.
Menumbuhkan Budaya Hidup Sehat di Sekolah

Selain isu iklim, puncak TPN XII juga menghadirkan kolaborasi bersama Nutrifood Indonesia yang memberikan apresiasi kepada guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) yang menginspirasi. Melalui program Nutrifood Physical Education Teacher, guru PJOK tidak hanya mengajarkan olahraga, tetapi juga menumbuhkan kesadaran hidup sehat di sekolah dan masyarakat.
Dalam talkshow bertema “Budaya Hidup Sehat: Dari Pembelajaran di Sekolah Menjadi Gerakan Berkelanjutan”, dibahas bahwa kesehatan merupakan budaya investasi jangka panjang yang perlu dibangun sejak dini, mulai dari ruang kelas, sekolah, hingga keluarga.
Salah satu guru PJOK, Arsan dari SMA Negeri 1 Sarolangun, berbagi kisah inspiratifnya.
“Saya merupakan guru SMA yang mengajar anak-anak remaja yang sedang mencari jati diri. Mereka mudah terpengaruh dengan hal baru, dan kita sebagai guru tidak hanya memberikan instruksi, tetapi juga mencontohkannya,” ujar Arsan.
Ia menambahkan bahwa dirinya turut mempraktikkan gaya hidup sehat yang ia ajarkan. Bahkan, ia menciptakan inovasi dengan memanfaatkan botol bekas air mineral menjadi alat beban olahraga sederhana.
“Kaca yang tadinya hanya dilewati siswa, kini kami ubah menjadi tempat unjuk karya sambil olahraga. Kami menggunakan botol bekas air mineral yang dibakar bagian tengahnya agar bisa digenggam, dan beratnya sekitar satu setengah kilogram. Kini, siswa yang lewat tidak hanya berkaca, tetapi juga bisa berolahraga dengan alat dari barang bekas,” ujarnya.
Debat Guru: Ajang Refleksi dan Kolaborasi

TPN XII juga dimeriahkan dengan debat guru, salah satu kegiatan puncak yang paling dinantikan. Peserta debat merupakan guru-guru yang sebelumnya telah mengikuti ajang Cerdas Cermat Guru.
Pemenang debat ini adalah tim yang dinilai paling reflektif, yaitu Tim Debat Spesial A yang merupakan perwakilan dari Kabupaten Pekalongan, Sleman, dan Tanah Datar. Keberhasilan mereka mencerminkan semangat kolaborasi, refleksi, dan pemikiran kritis yang menjadi nilai utama dalam dunia pendidikan.
Puncak Temu Pendidik Nusantara XII menjadi bukti bahwa guru bukan sekadar pengajar di kelas, tetapi penggerak perubahan di masyarakat. Melalui berbagi praktik baik, kolaborasi, dan apresiasi, TPN XII menghadirkan semangat baru bagi dunia pendidikan Indonesia.
Dari ruang kelas hingga panggung apresiasi, dari karya murid hingga debat reflektif, semuanya menunjukkan bahwa semangat belajar tak pernah berhenti. TPN XII bukan sekadar acara tahunan, melainkan gerakan nyata untuk terus menyalakan api perubahan di dunia pendidikan Nusantara.