Keputusan Indonesia menolak kedatangan atlet Israel dalam ajang Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 (53rd FIG Artistic Gymnastics World Championship) di Jakarta memicu beragam reaksi di kancah internasional.
Pemerintah Indonesia dengan tegas mencabut visa atlet Israel yang dijadwalkan bertanding, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap perjuangan Palestina.
Langkah ini sekaligus menegaskan sikap politik Indonesia, meski berpotensi memicu konflik hukum dalam dunia olahraga global.
Menanggapi kebijakan tersebut, Federasi Senam Israel menyatakan keberatan keras. Mereka menganggap keputusan Indonesia sebagai tindakan yang berlebihan dan merugikan semangat sportivitas serta integritas kompetisi internasional.
Federasi Israel bahkan telah mengambil langkah hukum dengan mengajukan gugatan kepada Pemerintah Indonesia terkait pelarangan partisipasi atlet mereka di ajang Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025.
Dalam pernyataannya yang dikutip dari The Times of Israel pada Senin (13/10/2025), federasi menyebut keputusan Indonesia sebagai sesuatu yang “keterlaluan” dan mengancam keadilan dalam dunia olahraga. Mereka juga menuntut penjelasan dan tindakan korektif atas kebijakan tersebut.
Federasi Senam Israel telah mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (Court of Arbitration for Sport/CAS) dengan harapan agar para atlet mereka, termasuk juara Olimpiade Artem Dolgopyat, tetap dapat berkompetisi di kejuaraan tersebut.
Di sisi lain, Federasi Gimnastik Internasional (FIG) justru memberikan dukungan kepada langkah Indonesia yang memblokir atlet Israel tampil di kejuaraan dunia. FIG beralasan keputusan ini diambil demi keselamatan para atlet dan solidaritas terhadap Palestina.
Sikap FIG juga sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang hingga kini tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan secara tegas menolak partisipasi atlet Israel dalam ajang tersebut.
Gugatan Menghantam, Erick Thohir Tegaskan Sikap Tegas Indonesia!
Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, turut angkat suara mengenai polemik ini. Ia menegaskan bahwa Indonesia siap menghadapi segala konsekuensi, termasuk gugatan hukum dan kritik dari lembaga internasional.
Erick menegaskan bahwa sikap pemerintah bukan semata-mata didasarkan pada pertimbangan politik praktis, melainkan atas dasar prinsip kemanusiaan dan konsistensi kebijakan luar negeri Indonesia yang pro-Palestina.
Melalui akun Instagram-nya, Erick juga mengakui sudah mengetahui rencana Federasi Senam Israel (IGF) yang akan menggugat Indonesia di CAS terkait keputusan tersebut.
Namun, ia memastikan pemerintah tidak akan goyah dan akan menghadapi gugatan itu secara terhormat.
Erick menegaskan, “Indonesia sebagai negara punya aturan sendiri dan tetap berpegang teguh pada prinsip yang kami yakini terkait hal ini.”
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
