Drama soal ijazah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sepertinya belum akan tamat. Justru, kini memasuki babak baru yang makin panas. Kali ini, yang "nyerang" bukan lagi sekadar netizen atau pakar telematika, tapi seorang Pakar Hukum Tata Negara, Feri Amsari.
Dan "serangan"-nya ini nggak main-main. Feri secara blak-blakan menyebut bahwa dokumen kelulusan Gibran dari Australia itu bukanlah ijazah formal, melainkan cuma "sertifikat kursus bahasa" atau "sertifikat bimbel"!
Saat 'Teman-teman Lulusan UTS' Buka Suara
Dalam sebuah video yang kini viral, Feri Amsari dengan tegas meminta agar semua misteri soal riwayat pendidikan Gibran ini dibongkar tuntas. Menurutnya, publik berhak tahu.
"Kan kita berhak tahu siapa (yang punya ijazah). Nah ini jadi memang harus dibongkar,” ujar Feri, Selasa (21/10).
Feri kemudian membeberkan informasi yang ia dapat soal lembaga tempat Gibran sekolah, yaitu Insearch, yang berada di bawah naungan University of Technology Sydney (UTS).
"Teman-teman yang tamatan UTS bilang, Insearch itu underbow-nya UTS, lembaga pendidikan bahasa untuk persiapan masuk kampus karena IELTS tidak cukup,” jelasnya.
'Skakmat': "Ini Hanya Sertifikat Bimbel"
Dari informasi itulah, Feri sampai pada satu kesimpulan yang super menohok. Menurutnya, dokumen yang dikeluarkan oleh lembaga persiapan semacam itu tidak bisa disamakan dengan ijazah SMA.
“Ini hanya sertifikat bimbel. Disetarakan, iyalah. Tapi nggak bisa disamakan dengan tingkatan pendidikan seperti SMA di Indonesia, karena pembelajarannya berbeda,” tegasnya.
Sebuah "vonis" yang seolah ingin bilang kalau fondasi pendidikan formal Gibran di tingkat SMA itu sebenarnya tidak ada.
Bukan Cuma Gosip, tapi Layak Dibuktikan di Pengadilan!
Feri Amsari tidak mau omongannya cuma jadi gosip di warung kopi. Ia justru menantang agar persoalan ini dibawa ke ranah yang lebih serius, baik itu hukum maupun politik, biar semuanya jelas.
“Nah inilah yang kemudian menurut saya layak dibuktikan di pengadilan maupun di ruang politik," tutur Feri.
Ia bahkan menyentil para politisi lain di Senayan.
"Kalau saya jadi orang politik, saya akan minta ini dibuka supaya keributan publik selesai,” kuncinya. Sebuah tantangan terbuka agar parlemen tidak diam saja.
Benang Merah dari Semua Serangan
Pernyataan Feri Amsari ini seolah menjadi benang merah yang menghubungkan semua serangan terhadap ijazah Gibran sebelumnya. Dari tudingan "Wapres lulusan SD" oleh Dokter Tifa, gugatan perdata Rp125 triliun oleh Subhan Palal, sampai analisis teknis soal surat penyetaraan dari Roy Suryo.
Semuanya berujung pada satu pertanyaan fundamental yang sama: apakah Wakil Presiden kita benar-benar memenuhi syarat pendidikan minimal "tamat SMA atau sederajat" saat mendaftar Pilpres lalu?
Kini, dengan seorang pakar hukum tata negara yang ikut bersuara, tekanan untuk membuka semua dokumen ini ke publik pasti akan semakin besar. Jadi, ini beneran cuma "sertifikat bimbel" yang dilegalkan, atau ada cerita lain yang belum kita tahu?