Kalimah perpisahan berlabuh padaku yang tak kusangka kau berpisah jua denganku. Yang menjadi garisan takdir memisahkan kita berdua. Setelah kita berjumpa lagi terpisahkan sekian lama waktunya. Walau hati sangat kalut saat berpisah denganmu.
Menjadi sebuah kabar tak nikmat yang kurasakan. Perpisahan ini adalah sebuah memori yang takkan terlampaui begitu saja. Perpisahan kita berdua yang menjadi isyarat hamparan kerinduan kita berdua.
Demi bertemu dengan keluargamu yang tercinta kau rela melepaskan dekapanku. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi. Bila kau hendak bertemu dengan keluargamu. Kerinduan mereka yang menangisi kehadiranmu.
Walau sangat berat rasanya mau tidak mau aku harus berpisah denganmu. Seolah keluargamu sangat berharap kedatanganmu. Kehadiranmu yang menjadi pelipur rindu yang teramat sangat bagi mereka.
Terpahat kalimah perpisahan yang kuhantarkan pada dirimu. Kalimah perpisahan yang menjadi saksi bisu kita berdua berpisah siang itu. Malam yang sangat panjang gelapnya.
Di sebuah kafe mungil yang dahulu kita berjumpa bersama dengan rangkaian sejuta rasa kita saling berbagi. Siang itu pun akhirnya kita dipisahkan di tempat yang sama. Kafe mungil cukuplah menjadi saksi kita berjumpa dan berpisah.
Dengan panas terik matahari yang menyiksa kala siang hari menyertai perpisahan kita berdua. Malam ini menjadi malam kita bertemu terakhir. Terhantar selamat jalan kepada kekasihku. Semoga lekas menyampaikan pesan darimu. Salam hormat jua kepada keluargamu.