Review Film Parasite: Perbedaan Peran Istri dalam Kelas Sosial

Tri Apriyani | cintamirizqia
Review Film Parasite: Perbedaan Peran Istri dalam Kelas Sosial
Cho Yeo-jeong di film Parasite (imdb)

Bulan lalu, tepatnya pada Senin (10/2/2020), film asal Korea yang ditulis dan disutradarai oleh Bang Joon-ho, berjudul Parasite berhasil meraih empat piala Oscar, ajang perfilman bergengsi di dunia.

Salah satu penghargaan yang diraih Parasite ialah kategori film terbaik. Parasite mengukir sejarah pertama sebagai film yang tidak menggunakan bahasa Inggris dan berasal dari Asia.

Setelah banyak membuat “kegemparan” melalui prestasi ini, munculah berbagai pandangan yang mengkaji film ini dari berbagai sudut pandang, salah satunya perbedaan “peran” istri dalam kelas sosial.

Seperti yang kita ketahui bersama, dalam film Parasite, terdapat dua keluarga, yaitu keluarga kaya dan keluarga miskin yang keadaannya dapat digambarkan sebagai kondisi kehidupan zaman sekarang. Situasi dan kondisi yang dialami kedua keluarga tersebut sangat berbeda, yang bila kita telusuri lebih dalam, perbedaan tersebut terletak pada status/kelas sosial mereka.

Si keluarga kaya memiliki masalah dengan anak bungsu mereka, Da Song, yang mengalami trauma saat masih kecil. Sedangkan si keluarga miskin memiliki masalah untuk bertahan hidup sehari-hari dikarenakan tidak adanya pekerjaan yang mereka miliki.

Perbedaan “peran” istri dalam kedua keluarga tersebut terlihat saat si keluarga miskin berhasil mendapat posisi di rumah keluarga kaya. Ketika Ki-taek, ayah si keluarga miskin menyetir mobil yang ditumpangi Tuan Park, ia bertanya “Tapi Anda mencintai istri Anda?”

Namun pertanyaan tersebut tidak dijawabnya hingga akhir film. Bila menonton dengan teliti, terlihat emosi yang ditunjukkan para suami terhadap istri sangat berbeda dan jika disimpulkan akan menjadi seperti bahasan berikut.

Tuan Park mencintai istrinya meskipun ia tidak pandai mengurus rumah, seperti membersihkan ruangan, memasak, mencuci, menyetrika, dan sebagainya. Menurut Tuan Park, hal itu bukanlah sebuah masalah karena ia mampu menyewa ART untuk mengatasi hal tersebut, ia tetap mencintai istrinya. Menurut orang-orang dalam kelas sosial atas, mereka memilih seorang istri untuk menemani dan melengkapi hidupnya bukan untuk memintanya mengerjakan suatu hal.

Berbeda dengan sudut pandang Ki-taek, bagi orang-orang yang berasal dari kelas sosial bawah, ketika memilih seseorang sebagai istri, mereka akan memilih seorang yang dapat mengurus rumah dan seisinya, karena menurut mereka itulah tugas seorang istri. Mereka memilih istri yang akan meringankan beban mereka, bukan sebaliknya.

Bagaimana menurut Anda? Apa Anda setuju? Atau ada pendapat lain?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak