Membaca buku terutama dengan genre fiksi memang menyenangkan, tapi buku-buku nonfiksi juga tidak kalah menarik.
Selain menambah pengetahuan, membaca buku nonfiksi juga akan menuntunmu untuk menjadi versi lebih baik dari dirimu di hari kemarin, tentunya dengan membaca buku nonfiksi yang tepat.
Untuk kamu yang ingin mencoba pengalaman membaca yang baru serta tertarik untuk mulai membaca buku-buku non-fiksi, bisa simak 7 rekomendasi buku nonfiksi berikut:
1. Kamu Gak Sendiri
Buku karya Syahid Muhammad ini terbit pada tahun 2019 dengan jumlah 339 halaman. Berisi tentang keresahan demi keresahan serta kegelisahan yang pernah dialami oleh penulis.
Sesuai dengan judulnya, Kamu Gak Sendiri, melalui buku ini, penulis seakan mengajak pembaca untuk berbagi kekhawatiran bersama. Menunjukkan bahwa yang namanya manusia, sehebat apapun ia, pasti punya kekhawatiran.
Beberapa bagian dalam buku cukup mewakili suara-suara hati para remaja yang tidak tersuarakan, yang mulai tumbuh dewasa dan dihadapkan pada kenyataan hidup yang tidak seindah bayangan. Membaca buku ini benar-benar terasa seperti membaca diri sendiri.
2. Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta
Dengan tebal 223 halaman, buku karya Alvi Syahrin ini akan membuat pembaca tidak rela melepaskan genggaman dari buku ini sebelum mencapai halaman terakhir. Bercerita tentang cinta dari sudut pandang yang berbeda, dengan banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil untuk dipraktikkan dalam kehidupan.
Ditambah dengan kertas berwarna beserta ilustrasi yang cantik, membuat buku ini semakin seru untuk ditelisik lembar demi lembar. Membaca buku terasa seperti sedang bercakap-cakap dengan penulis, seakan kita diajak berdiskusi.
3. Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa
Buku kedua dari seri Jika Kita Tak Pernah, buku ini bisa dibaca terpisah dari seri sebelumnya karena memang tidak berhubungan namun bisa dibilang saling melengkapi. Terdiri dari 45 bab yang semuanya relate dengan kehidupan sekarang, tidak heran jika buku ini menempati rak best seller di toko buku.
Semua hal yang berhubungan dengan standar sosial, keresahan hati, sampai tuntutan orang tua, semua dibahas secara singkat namun memuaskan dalam buku ini. Bahasa yang mengalir disertai dengan potongan ayat dari kitab suci Al-Qur’an, menambah kesan hangat di hati para pembaca.
Pembaca seakan diajak berdiskusi dengan penulis. Benar-benar sebuah buku yang harus dibaca para remaja agar tidak terlena dengan gemerlap dunia beserta segala standar sosialnya.
4. Atomic Habits
Salah satu buku best seller lainnya yang wajib dibaca. Buku terjemahan karya James Clear ini mengungkap cara membangun serta mempertahankan kebiasaan baru. Dengan empat kaidah khasnya, James Clear membantu orang-orang untuk bertahan pada kebiasaan baik, dan perlahan mencoba meninggalkan kebiasaan buruk.
Disertai dengan intisari di setiap akhir bab, mempermudah pembaca untuk memahami isi bab bersangkutan. Pembaca juga bisa berlangganan email secara gratis berisi 30 Days to Better Habits Course. Email akan dikirim secara berkala selama satu bulan yang akan membantu pembaca untuk menerapkan langsung step by step kaidah-kaidah yang sudah dijelaskan di dalam buku.
5. Filosofi Teras
Karya anak bangsa bernama Henry Manampiring ini menarik sekali untuk dibaca dan dipahami. Buku dengan tema filosofi ini membahas tentang Filosofi Teras yang berasal dari Filosofi Stoa, sebuah filosofi yang mengajarkan untuk berfokus pada hal-hal yang ada di bawah kendali kita, daripada menghabiskan energi untuk sesuatu yang ada di luar kendali kita.
Lantas, apa saja hal-hal yang ada dalam kendali kita? Dalam buku ini, Henry menjelaskan bahwa hal-hal yang dapat kita kendalikan adalah opini kita terhadap sesuatu, keinginan kita, tujuan kita, dan segala sesuatu berupa buah pikiran dan tindakan yang kita lakukan. Sedangkan kesehatan, ketenaran, kekayaan, dan pekerjaan bukan termasuk hal-hal yang bisa kita kendalikan. Bagaimana bisa? Alasannya dijelaskan secara detail pada buku ini.
Jika Atomic Habits karya James Clear terkenal dengan Empat Kaidah untuk Membangun Kebiasaan Positif, Filosofi Teras ini terkenal dengan Trikotomi Kendali yang terdiri dari hal-hal yang bisa kita kendalikan, hal-hal yang tidak bisa dikendalikan, dan hal-hal yang sebagian dapat kita kendalikan, beserta cara menyikapi ketiganya.
6. Ikigai
Buku yang juga termasuk kategori International bestseller ini memang sangat worth it untuk dibaca dan diamalkan. Memberikan jalan bagi para pembaca untuk menemukan ikigai mereka sediri, dengan amalan-amalan atau kebiasaan-kebiasaan positif khas masyarakat Jepang.
Mulai dari rahasia hidup lebih dari seratus tahun ala Jepang, sampai cara mengatur pikiran agar senantiasa tenang dan tidak terjebak stres berkepanjangan akan dijelaskan secara lengkap dan detail disertai beberapa penelitian ilmiah. Buku yang tidak mencapai 200 halaman namun dengan isi yang sangat padat tetapi tetap mudah dipahami, dapat menjadi alternatif pilihan bacaan di saat akhir pekan.
Beberapa rahasia ala Jepang hingga mereka dapat berusia lebih dari seratus tahun antara lain tidak hidup dalam kekhawatiran, membangun kebiasaan baik, menjalin persahabatan setiap hari, selalu optimis, serta berbagai kegiatan positif lainnya yang dapat ditemukan secara lengkap dan terperinci di dalam buku ini.
7. Loving the Wounded Soul
Buku ini mengangkat tema kesehatan mental, diceritakan dan ditulis langsung oleh Regis Machdy, seorang dosen psikologi di Universitas Surabaya yang pernah mengalami episode depresi mayor. Dalam buku ini, ia bercerita tentang kekhawatirannya, perjuangannya untuk bangkit dari kungkungan depresi yang melingkupi hidupnya, sekaligus memberikan sebuah pemahaman dan ilmu baru yang berguna bagi para pembaca dalam menghadapi dan membantu orang-orang di sekitar yang mengalami hal yang sama.
Buku yang sangat membuka wawasan tentang kesehatan mental. Buku ini juga membahas tentang HSP atau Highly Sensitive Person, orang-orang yang diberi anugerah berupa tingkat sensitivitas yang tinggi. Sebuah buku yang wajib dibaca untuk ikut membantu orang-orang di sekitar yang sedang tidak baik-baik saja, agar tindakan yang kita lakukan tepat dan dapat sedikitnya membantu mereka keluar dari pikiran-pikiran negatif, tanpa terkesan menceramahi.
Membaca tidak hanya sekadar hiburan, membaca dapat menjadi sarana untuk memperluas cakrawala pengetahuan, dan memperdalam ilmu. Jadi, mari mulai gemar membaca!