Kalimat time really does fly memang terbukti benar adanya dalam kehidupan. Ya, seperti saat ini, hampir dua tahun sudah kita hidup berdampingan dengan situasi pandemi. Menuju dua tahun pula kita mulai terbiasa dan nrimo dengan banyak aturan yang membatasi rutinitas demi menekan lonjakan virus.
Semua orang melewati fase adaptasinya dengan cara berbeda. Sebagian besar tuntutan adaptasi didorong oleh rasa stres dan jenuh, persis seperti yang dialami Diah Azhari. Dengan tangan ajaibnya, ia sukses meracik masakan atau minuman di tengah kejenuhan.
Penelitian tugas akhir yang mangkrak akibat Si COVID-19 membuatnya jenuh bukan main, maka berbagai cara kerap ia lakukan untuk membunuh rasa stres dan bosan. Selama proses berdamai dengan situasi, Diah banyak memainkan peran di bisnis kuliner kecil-kecilannya yang diberi nama, Dapur Kos Jogja.
Namun, siapa sangka kejenuhannya justru mengantarkan Diah pada pertemuan hangat dengan kombucha di situasi yang dingin. Diah mengaku ide meracik kombucha melayang sewaktu-sewaktu saat dirinya mencari distraksi akan kejenuhan lewat googling minuman-minuman fermentasi, tepatnya pada Agustus tahun 2020 silam.
Saat ditanya kenapa memilih googling minuman fermentasi , bukan 100 ways to stay sane in suck moments, jawabannya sederhana, “Karena aku suka tape dan tape kan dekat dengan yang namanya fermentasi!” ujar Diah, yang berhasil lulus sidang skripsi September lalu.
Sejak hari itu, Diah mulai membaca, menonton bahkan berdiskusi dengan komunitas global yang khusus membahas berbagai hal tentang kombucha serta cara membuatnya. Selama proses mendapatkan cita rasa yang pas dan tepat di lidah, gagal melulu tentu turut dirasakan Diah selama dua bulan mencoba meracik berkali-kali minuman unik satu ini.
Berkat ragam kegagalannya, Diah justru jadi tahu betapa lezatnya kombucha dengan hasil campuran berbagai rempah dan buah. Bukan hanya campuran antara buah dan buah saja.
Apa Itu Kombucha?
Sebentar-sebentar, dari tadi ngobrolin kombucha. Emang apa sih sebenarnya kombucha itu? Sejenis minuman anti jenuh dan stres di tengah karut-marut COVID 19? Loh ya ada benarnya juga, tapi lebih tepatnya minuman anti mainstream di tengah situasi ekstrem. Eh tapi, coba kita simak pengertian lebih jelasnya dulu, yuk!
Menyadur dari Alodokter, teh kombucha sudah dikonsumsi selama hampir 2000 tahun di Tiongkok. Teh satu ini berasal dari fermentasi teh, ragi, dan gula selama seminggu atau lebih. Selama proses tersebut, zat asam, bakteri, dan alkohol akan terbentuk di dalam minuman kombucha.
Inilah yang membuat teh kombucha bercita rasa tajam, asam, serta beraroma mirip cuka. Hal ini memang terbukti adanya. Sebab, kali pertama saya nyicip teh kombucha, bau cuka yang cukup tajam jadi komentar paling awal saya luapkan, saat mencium aromanya dua tahun lalu.
Sementara secara ilmiah, hallosehat.com menjelaskan bahwa hasil fermentasi larutan teh dan gula ditambahkan mikroba pemula yaitu bakteri Acetobacter xylinum dan beberapa ragi Saccharomyces cerevisiae, Zygosaccharomyces bailii, dan Candida sp. Akibat proses fermentasi inilah, maka teh kombucha mengandung berbagai zat seperti asam asetat, folat, asam amino esensial, vitamin B, Vitamin C, serta alkohol.
Terlepas dari kegemaran Diah mix and match aneka rempah dan mencoba resep-resep baru di dunia makanan maupun minuman, ragam manfaat yang terkandung dalam kombucha, seperti menjaga sistem pencernaan hingga membantu mengelauarkan racun dari tubuh, menjadi alasan ia memutuskan meracik serta memasarkan teh kombuchanya.
Setelah Diah merasa cukup siap dengan segala rasa yang telah diraciknya, maka teh kombucha menjadi member baru di Dapur Kos Jogja. Namun, meskipun sudah memiliki skill berbisnis jauh sebelum mengenal teh kombucha, bisnis di situasi pandemi tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Diah.
Pasalnya, saat pandemi mulai melanda banyak masyarakat yang terpaksa “banting setir” ke bidang F&B (Food and Beverage) demi tetap bertahan hidup. Salah satunya bisnis mimunan teh kombucha, yang pada saat saya mengenalnya dua tahun lalu sampai masa sebelum COVID-19 muncul di permukaan eksistensinya, masih begitu minim di pasaran. Namun kini, popularitas teh kombucha sudah mulai menjamur terutama di berbagai coffee shop.
Bisa Request Campuran Rasa Hingga Mendukung Recycling Plastic
Sejauh saya mencoba berbagai teh kombucha di beberapa coffee shop di Jogja, teh kombucha ala Dapur Kos Jogja masih menjadi daftar teratas saat ingin merasakan beberapa tegukan bau harum rempah, rasa manis segar dari buah berpadu dengan rasa asam alami teh yang difermentasi.
Loyalitas saya terhadap teh kombucha dari Dapur Kos Jogja tentu dibersamai alasan, terutama dari segi rasa dan harga yang terbilang murah. Rasa manis dan asam yang dihasilkan dari fermentasi tidak hanya memiliki tingkat rasa yang setara, tapi pas dan kesegarannya sangat berbeda.
Sangat cocok sebagai minuman pendamping segala jenis diskusi bersama kawan-kawan di tengah chaos-nya situasi pandemi. Dinikmati dengan es batu tentu sangat disarankan untuk mencapai kenikmatan paling hakiki Sang Teh Kombucha ala Dapur Kos jogja.
Teh kombucha dari Dapur Kos Jogja punya lima varian rasa andalan, yaitu original, nanas, manga, buah naga, dan stroberi. Sementara untuk jenis teh, Dapur Kos Jogja menggunakan teh hitam berkualitas.
Satu hal yang akan sulit ditemui pada teh kombucha di coffee shop yaitu dipersilakannya kamu untuk mix and match aneka rasa yang ada. Di Dapur Kos Jogja, kamu tidak cuma dipersilakan untuk mencampur rasa yang kamu inginkan, tapi bisa request seberapa lama kamu menginginkan kombuchamu difermentasi sampai mendapatkan tingkat asam dan manis yang sesuai dengan selera.
Dapur Kos Jogja juga turut melanggengkan kampanye “Recycling Plastic" lho! Jadi, kalau kamu mengumpulkan botol-botol bekas kombucha dari Dapur Kos Jogja dengan kondisi label pada botol masih menempel, pastikan kamu membawanya saat pembelian selanjutnya. Menjelma untung, kamu akan mendapatkan gratis satu botol teh kombucha dari Dapur Kos Jogja.
Dari keunikan-keunikan ini, Dapur Kos Jogja seolah ingin menyampaikan bahwa merasa bahagia dengan segala makanan atau minuman yang dibeli adalah hak semua rakyat! Sangat menarik, bukan?
Oh iya, hampir lupa. Masih ada satu keunikan lagi dari varian rasa teh kombucha ala Dapur Kos Jogja nih. Varian satu ini akan sulit kamu temui atau bahkan nggak ada di coffee shop manapun, yaitu teh kombucha yang dipadu dengan nanas, rempah cengkeh, dan kayu manis.
Manisnya rasa nanas yang segar berpadu dengan harumnya aroma cengkeh dan kayu manis, akan membuatmu merasa rileks, bahkan sekadar kamu mencium aromanya saja. Sama seperti varian flavor dan original, teh kombucha rempah disarankan dinikmati bersama es batu.
Varian favorit saya satu ini wajib banget kamu coba, apalagi kalau kamu pecinta minuman rempah. Bakal menyesal kalau melewaktkannya. Tapi, untuk mencoba varian rempah ini kamu harus memesan terlebih dahulu, dan biasanya Dapur Kos Jogja cukup membutuhkan waktu dua hari saja untuk meraciknya.
Fyi, rasa rempah satu ini tercipta berkat kegigihan Diah saat meracik teh kombucha yang dicampur macam-macam buah dan rempah selama proses menuju keberhasilannya.
Dari semua keunggulan, segi promosi lewat media sosial Dapur Kos Jogja yang kurang maksimal menjadi satu-satunya kekurangan menurut saya pribadi. Padahal, situasi yang serba digital saat ini promosi lewat media sosial bisa sangat membantu Dapur Kos Jogja untuk mengembangkan segmentasi pasarnya.
Akibat kekurangan ini, Dapur Kos Jogja cenderung menerapkan sistem pemasarannya dari teman ke teman saja. Kekurangan ini diamini oleh Diah saat saya mewawancarainya tempo hari di kamar kosnya – yang punya aroma kecut ala kombucha.
Diah mengaku, sejak dirinya bekerja sebagai buruh full time, membagi waktu antara bekerja dan dagang masih sulit dilakukannya. Diah juga menambahkan, kalau nasib promosi produknya semakin agak sulit dilakukan karena riset soal kombucha di Indonesia masih terbatas. Hal ini jadi salah satu pemicu krusial untuk menciptakan brand awareness dari kombucha itu sendiri.
Dengan membeli teh kombucha di Dapur Kos Jogja, kamu tidak hanya turut mendukung UMKM pulih di masa pandemi, tapi juga berkontribusi dalam kampanye daur ulang plastik atau recycling plastic agar dunia lebih baik.
Oh iya, Dapur Kos Jogja ngga hanya menjual teh kombucha, tapi juga menjual aneka sambal dan salad rolls. So, Dapur Kos Jogja not only takes care your thurst, but your hunger too. Kalau kamu tertarik mencoba teh kombucha dari Dapur Kos Jogja, coba kepoin harga dan cara pesannya di bawah, ya!
Ukuran dan Harga
200 ml (botol plastik)
- Rp. 10.000,- (Original)
- Rp. 12.000,- (Flavor)
300 ml (botol plastik)
- Rp. 20000,- (Original)
- Rp. 25.000,- (Flavor)
500 ml (botol plastik)
- Rp. 30.000,- (Original)
- Rp. 35.000,- (Flavor)
1 L (botol kaca/beling)
- Rp. 70.000,- (Original)
- Rp. 75.000,- (Flavor)
Cara Pemesanan
WhatsApp : 087838651048 (fast response)
Shopee : diahzahri
Instagram : @dapurkos_jogja
Facebook : Latifa Diah Azhari
Kalau sudah memesan, Dapur Kos Jogja akan menawarkan dua jalan ninja, yaitu diambil langsung di Dapur Kos Jogja atau diantar oleh Dapur Kos Jogja.
- Alamat Dapur Kos Jogja : Jl. Komojoyo 8A, Caturtunggal, Kec. Depok, Sleman, Yogyakarta.
- Layanan antar : Menggunakan jasa ojol khusus daerah Jogja dan sekitarnya, dan layanan Paxel/JNE/TIKI khusus untuk pengiriman ke luar kota.
Catatan: Khusus untuk pengiriman ke luar kota Dapur Kos Jogja memberikan garansi loh! Jadi, saat kamu mengambil video unboxing dan ada produk yang rusak Dapur Kos Jogja dengan senang hati akan menggantinya.