Setiap negara pasti memiliki simbol yang menggambarkan solidaritas antar masyarakatnya, seperti contohnya minuman soju sebagai wujud dari persatuan sosial di Korea Selatan. Soju dapat kita temukan di berbagai acara sosial di Negeri Ginseng ini, baik itu acara resmi atau sekadar ajang berkumpul dan bersua di antara para sahabat.
Fenomena sosial ini kerap digambarkan dalam berbagai drama Korea. Banyak adegan di berbagai drama Korea menunjukan acara berkumpul bersama sahabat ditemani oleh sebotol soju yang dinikmati bersama-sama. Keberadaan soju tidak hanya sekadar minuman biasa. Soju menjadi sebuah simbol persahabatan di Negeri Ginseng.
Banyak fakta mengenai minuman berwarna bening ini yang akan kita kupas bersama kali ini. Simak di bawah, yuk!
Budaya Minum di Korea Selatan
Korea Selatan merupakan salah satu negara di Asia dengan jumlah konsumsi alkohol yang tinggi. WHO mencatat setidaknya perkapita mengonsumsi sekitar 16 liter alkohol pertahunnya. Budaya minum di Korea Selatan dikenal dengan istilah hoesik, dan telah menjadi sebuah kegiatan sosial dari sejak abad pertengahan tepatnya pada dinasti Joseon.
Bangsa Joseon telah memproduksi berbagai minuman beralkohol yang menjadi konsumsi rakyatnya sepanjang sejarah. Umumnya mereka memproduksi minuman beralkohol sebagai produk selingan dari hasil bumi seperti beras. Berkat sejarah dan nilai-nilai tradisi yang kuat, banyak sekali filosofi dan etika yang terkandung dalam budaya hoesik.
Masyarakat Korea, terutama di Korea Selatan memiliki banyak tradisi dan tata krama yang dilakukan dalam budaya minum. Salah satunya adalah etiket menuangkan minuman ke cawan orang yang lebih muda oleh orang lebih tua. Esensi ini diambil dari nilai-nilai Konfusianisme. Tradisi ini menggambarkan bahwa bangsa Korea tidak hanya minum alkohol sebagai sekadar minum biasa, tapi juga merupakan bentuk tradisi dan tindakan sosial.
Eksistensi soju dalam tradisi Hoesik
Acara minum bersama teman di Korea Selatan umumnya menghadirkan minuman seperti beer dan soju. Kedua minuman tersebut merupakan minuman beralkohol yang mayoritas dikonsumsi oleh masyarakat Korea. Soju menjadi pilihan utama minuman yang dinikmati saat berkumpul bersama, terutama karena iklim semenanjung Korea yang dingin.
Soju umumnya dinikmati saat berkumpul bersama rekan-rekan kerja setelah selesai jam kantor. Bahkan, tidak jarang atasan mengajak karyawannya minum bersama sebagai cara mempererat tali persaudaraan diantara rekan kerja.
Hidangan pendamping minum soju
Soju umumnya ditemani dengan beberapa hidangan pendamping dalam acara minum. Acara minum akan menjadi kurang ketika tidak ditemani dengan beberapa hidangan pendamping seperti jeon (telur dadar Korea) dan samgyeopsal (daging panggang).
Seperti yang biasa kita lihat di drama Korea, saat orang Korea Selatan mengadakan acara minum bersama, mereka berkumpul di tengah tungku atau kompor untuk membakar daging. Daging yang berlemak menjadi pasangan yang cocok dengan minuman beralkohol seperti soju. Selain itu, berbagi dan memasak daging bersama menambah kedekatan sosial diantara sahabat yang tergabung dalam acara minum tersebut.
Budaya minum di Korea Selatan telah menjadi sebuah fenomena sosial yang menjadi pengikat antar individu. Fenomena ini tentunya digambarkan oleh banyak media dari Negeri Ginseng tersebut. Ke depannya, budaya ini akan terus ada terutama dengan modernisasi dan meningkatnya kebutuhan ikatan sosial diantara sesama.
Referensi
- In Mihee. 2018. Study on the Development of Party-Focused Gathering Culture for Workers
- Sanghe, Lee. Drinking: drinking culture of Korea 1
- WHO: Global status report on alcohol and health