Mengajak Berbuat Kebaikan Lewat Cerita Bergambar

Hernawan | Sam Edy Yuswanto
Mengajak Berbuat Kebaikan Lewat Cerita Bergambar
Komik inspiratif (DocPribadi/Samedy)

Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengajak berbuat kebaikan pada orang lain. Misalnya melalui literasi atau kegiatan membaca dan menulis. Buku komik atau cerita bergambar untuk anak yang diterbitkan oleh Rekomika, salah satu lini penerbit Republika yang berlokasi di daerah Jagakarsa Jakarta Selatan ini misalnya, bisa menjadi ajang untuk menebarkan kebaikan.

"Superhero” menjadi tema menarik yang diusung dalam buku "Iqomic For Kids 2: Superhero" ini. Superhero di sini lebih diartikan sebagai sosok manusia yang memiliki kekuatan dan kepedulian untuk membantu sesama dan menyelamatkan bumi seisinya dari tangan-tangan para penghuni yang berniat menghancurkannya. Setiap orang bisa menjadi superhero. Mengajak orang ke jalan kebaikan juga termasuk ciri atau sifat yang dimiliki oleh seorang superhero.  

Kita tentu sepakat bahwa mengajak orang berbuat kebaikan seyogianya memang dilakukan sedini mungkin, sejak masih anak-anak. Karena usia anak cenderung lebih mudah untuk diarahkan kepada hal-hal yang bersifat positif, sehingga diharapkan akan menjadi sebuah kebiasaan yang baik hingga dia tumbuh menjadi manusia dewasa.

Para komikus dalam buku ini berusaha semaksimal mungkin untuk menampilkan karya-karya terbaiknya. Tentu saja, karya yang tak sekadar karya kosong tanpa makna. Melainkan karya yang menghibur sekaligus menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan positif sejak usia dini. Komik berjudul “Ke Mana Sampah Kita Pergi?” karya Meira Ernawati misalnya.

Berkisah tentang kebiasaan buruk masyarakat kita yang gemar buang sampah sembarangan hingga menimbulkan gunungan sampah yang bisa menjadi sarang penyakit berbahaya bagi manusia. Kisah bermula ketika kedua orangtua Khalid, bocah lelaki 10 tahun, sedang bekerja di luar kota.

Mungkin karena merasa kesepian di rumah seorang diri, Khalid akhirnya bermain ke rumah sepupunya, Hafsah. Tak dinyana, justru ketika berada di rumah Hafsah, Khalid menjumpai kejadian yang tak menyenangkan. Di depan rumah sepupunya itu ia menemukan banyak sampah berceceran.

Usut punya usut, ternyata petugas kebersihan sudah tidak mau mengambil sampah di rumah-rumah warga. Alasannya sampah di TPA sudah penuh dan tak ada lagi tempat untuk menampung beragam jenis sampah yang dihasilkan oleh warga tersebut.

Mulanya, Hafsah ingin membakar sampah-sampah tersebut tapi dilarang sama Amrul, abangnya. Alasannya, membakar sampah itu bisa menyebabkan udara kotor dan berbahaya untuk kesehatan. Amrul lantas berinisiatif membongkar sampah, memisahkan sampah organik dan anoragnik. Pemisahan tersebut harus dilakukan agar tidak menimbulkan bau menyengat.

Sampah organik adalah sampah yang bisa terurai dan membusuk, semisal sisa makanan dan daun kering. Sampah jenis ini bisa dimanfaatkan sebagai kompos untuk menyuburkan tanaman. Berbeda dengan sampah anorganik, yang sulit terurai seperti plastik bekas makanan. Sampah jenis ini bisa didaur ulang atau dibuat kerajinan tangan yang unik dan memiliki nilai jual tinggi.

Hafsah dan Khalid sampai terbengong-bengong ketika mendengar cerita Amrul, perihal sampah yang dihasilkan oleh warga Jakarta. Katanya, produksi sampah orang Jakarta per harinya bisa mencapai 7.000 ton per hari. Kalau ditumpuk, sampah dua hari bisa setinggi candi Borobudur. Khalid merasa sedih mendengar cerita sepupunya itu. Khalid merasa ngeri bila dia telah dewasa nanti, bisa-bisa bumi telah menjadi planet sampah (hlm. 45).

Komik “Keluarga Super Pelindung Bumi” karya Cahaya Tri Buana, juga masih menyoal kebiasaan masyarakat kita yang hobi “nyampah” sembarangan. Cerita diawali dengan kegembiraan yang dirasakan dua kakak beradik ketika hari Minggu telah tiba. Rencananya mereka berdua akan menonton film kartun jagoan favorit melalui televisi. Sayangnya, televisi di rumah sedang rusak. Akhirnya, mereka dihibur oleh sang ayah yang memakai kostum mirip superhero yang sedang mengemban suatu misi rahasia.

Ayah kemudian memberikan sarung tangan mainan dan mengajak kedua anaknya menuju sebuah pantai yang dicemari oleh beragam jenis sampah. Sampah-sampah tersebut bila tak segera dibersihkan bisa menyebabkan ikan-ikan mati, bahkan menjadi bencana besar di kemudian hari seperti banjir yang meresahkan seluruh penduduk bumi. Menjadi superhero, kata ayah, tidaklah harus selalu melawan penjahat. Melindungi seluruh makhluk bumi, termasuk hewan juga alam, juga termasuk ciri-ciri seorang superhero (hlm. 59).      

Komik berjudul “Kekuatan” karya Khairul Fazri juga menarik dan sarat pesan moral untuk anak-anak. Berkisah tentang bocah lelaki bernama Ulong yang ingin menjadi Superhero yang hebat, kuat, dan bisa terbang. Dengan kekuatan tersebut dia berharap bisa melawan dan mengalahkan teman-temannya di sekolah yang suka bikin dia kesal dan marah. Mendengar keinginan Ulong yang bercita-cita menjadi superhero, bapaknya Ulong lantas memberkan pesan-pesan bijak kepadanya.

Bapak menasihati Ulong agar jangan menjadi anak yang pemarah. Sebab, marah adalah bara yang dilemparkan setan ke dalam hati manusia sehingga ia mudah emosi. Marah banyak menimbulkan perbuatan yang dilarang dalam ajaran agama, misalnya memukul, menyakiti orang lain, mengeluarkan perkataan tidak baik seperti menuduh, mencaci maki, dan berbagai bentuk kezaliman lainnya. Bapak kemudian memberi saran pada Ulong, kalau ada teman yang suka “bercandain” jangan langsung marah. Lebih baik tinggalkan saja. Atau, kalau memang temannya sudah keterlaluan, segera beri tahu ke bapak dan ibu guru di sekolah (hlm. 17).

Selain ketiga komik di atas, masih banyak komik lain yang menghibur dan mendidik dalam buku karya Sandy P.U., Khairul Fazri, dkk, ini. Misalnya, komik berjudul “Nafas Melawan Monster Penyakit” karya @Audipriatna, mengisahkan bocah bernama Adi yang hobinya ngemil jajanan yang tidak menyehatkan. Adi baru mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan dengan cara mengonsumsi makanan bergizi ketika dia terserang virus penyakit.

Upaya para komikus mengajak anak-anak berbuat kebaikan lewat cerita bergambar dalam buku ini selayaknya kita apresiasi. Karya-karya mereka semoga bisa menjadi semacam kontribusi penting bagi bangsa ini. Hal ini sebagaimana harapan Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, dalam endorsement buku ini, “Ikhtiar Iqomic For Kids ini layak menjadi teladan. Para komikus ini menggunakan kemampuan terbaik mereka dalam menggambar dan bercerita untuk mendakwahkan nilai-nilai islami. Semoga ini akan menjadi kontribusi penting bagi bangsa”.*

***Penulis lepas mukim di Kebumen. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak