Ulasan Novel Bumi: Awal Perjalanan Ra, Seli, Ali di Dunia Paralel

Hernawan | Rizky Melinda Sari
Ulasan Novel Bumi: Awal Perjalanan Ra, Seli, Ali di Dunia Paralel
Ilustrasi cover Bumi (Doc.Pribadi/@kbo.xtagram)

Sudah baca buku Tere Liye berjudul bumi? Berikut ulasan yang juga perlu kamu baca.

Identitas Buku

Judul Buku: Bumi

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tebal Halaman: 440 halaman

Cetakan kedua belas, Agustus 2016

Buku Pertama dari Serial Bumi

Ulasan

Petualangan tiga remaja berusia lima belas tahun bernama Raib, Seli, dan Ali dimulai ketika tiang listrik yang berada di belakang sekolah mereka mengalami kerusakan dan roboh. Tiang itu hampir menimpa Raib dan Seli yang sedang berada di sekitar lokasi kejadian, karena ingin makan di kantin sekolah yang letaknya memang dekat dengan gardu listrik. Namun, secara tiba-tiba tiang listrik tersebut hilang begitu saja, lenyap bak di telan Bumi.

Buku pertama berjudul Bumi ini sudah terbit sejak beberapa tahun yang lalu. Para penggemar setia Tere Liye pasti sudah tidak asing lagi dengan buku satu ini. Menceritakan tentang tiga tokoh utama remaja yang memiliki berbagai keunikan masing-masing, saling bahu-membahu menaklukan misteri dunia paralel yang sama sekali tidak sederhana.

Ada banyak sekali rahasia yang tersembunyi dalam dunia ini, misalnya saja tentang kenyataan sebenarnya mengenai orang tua Raib. Serta jangan lupakan kekuatan yang ia miliki. Raib mampu menghilang hanya dengan menangkupkan kedua tangannya ke wajahnya, lantas seluruh tubuhnya menjadi transparan dan tidak terlihat begitu saja.

Seli, ternyata juga memiliki kekuatan unik, ia bisa mengeluarkan petir dari tangannya, serta mampu menghalau listrik jutaan volt ketika tiang listrik di belakang sekolah hampir menimpa tubuhnya dan Raib saat itu. Rahasia-rahasia besar lainnya mulai terungkap, seperti adanya klan-klan lain yang hidup bersamaan dan berdampingan di atas Bumi.

Ali, dengan otaknya yang jenius, berhasil menjelaskan cara kerja berbagai dunia lain mampu hidup dan berjalan berdampingan di tempat yang sama. Ia berkata, cukup bayangkan saja satu buah lapangan yang bisa digunakan untuk bermain bola basket, voli, badminton, dan sepak bola. Dunia paralel dapat dianalogikan secara sederhana seperti itu. Tentu saja kenyataannya lebih rumit, karena di dunia paralel, semua bisa berjalan bersamaan tanpa saling tabrak, saling ganggu, dan saling menyadari.

Sebagai salah satu pembaca yang mengikuti karya-karya Tere Liye sejak dulu, aku tergugah untuk kembali membaca buku ini. Dengan membaca ulang, aku jadi ingat kembali beberapa detail yang sempat terlupakan dan membuatku kesulitan mengaitkannya dengan buku-buku lanjutannya.

Buku ini sangat cocok dibaca oleh orang-orang yang senang buku fantasi, tetapi dengan cerita yang ringan dan kental akan rasa persahabatan. Jangan lupakan serunya interaksi tiga remaja ini saat bersama-sama menghadapi musuh dan menjelajah klan lain.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak