“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari). Secara implisit, hadis ini mengandung maksud bahwa Allah mewajibkan hamba-Nya untuk mempelajari Alquran dengan baik dan benar, sehingga dengan memahami ayat-ayat Alquran, maka kita selaku hamba-Nya akan berperilaku baik sesuai dengan landasan Alquran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Dalam pandangan Islam, pembelajaran yang paling baik adalah pembelajaran Alquran. Sebab, Alquran adalah pedoman dan pijakan manusia dalam berperilaku dalam menempuh kehidupan bersosial. Alquran mengajarkan manusia bagaimana harusnya bersikap dan berhubungan baik kepada sesama manusia dan Tuhan.
Di dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran tersebut, perlu adanya metode atau cara dalam menerapkan proses belajar. Hal ini akan mempermudah setiap anak didik untuk memperoleh pengetahuan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh sang guru.
Salah satu metode mempelajari Alquran secara baik dan benar adalah dengan belajar melalui buku panduan SILAT-QU ini. Metode SILAT-QU (Satu Hari Lima Ayat, 3 bulan bisa baca Alquran dan menghafal) ini diperuntukkan kepada setiap anak, mulai dari anak usia dini sampai anak dewasa, maupun yang sudah lanjut usia.
Buku yang ditulis oleh Abi Ujek dan Hosaini ini sangat cocok bagi pemula yang baru belajar Alquran atau bagi mereka yang sudah memahami Alquran tetapi ingin mengkajinya lebih dalam lagi agar lebih mudah dan cepat mempelajari Alquran serta memahami dan menghafalnya.
Buku terbitan Literasi Nusantara Malang 2019 ini dikeluarkan oleh Pondok Online dan Pesantren Silat Rumah Tahfidz Al-Mulk Jember. Pada dasarnya metode SILAT-QU ini adalah sebagai cara strategis untuk mempermudah cara belajar santri, baik santri online maupun santri yang berasrama, dalam memahami bacaan dan menghafal Alquran dengan cepat dan efisien.
Buku dengan tebal 126 halaman ini terdiri dari lima bab. Bab I mengungkap tentang makharijul huruf dan sifatul huruf. Bab II berisi pengenalan 28 huruf hijaiyah secara keseluruhan. Bab III mengulas pembelajaran ilmu tajwid. Dan Bab IV mengupas tentang rahasia mudah menghafal Alquran.
Sebagaimana termaktub dalam sampul buku, slogan yang disebut-sebut dari Metode SILAT ini adalah 3 bulan bisa baca Alquran dan menghafal. Sekilas para pembaca termasuk saya penasaran. Jika dalam rentang waktu tiga bulan kemudian bisa baca Alquran, oke-oke saja. Namun, bagaimana caranya menghafal Alquran dalam waktu sesingkat selama tiga bulan? Ternyata Rumah Tahfidz Al-Mulk yang dirintis Abi Ujek punya kuncinya.
Metode SILAT (Satu Hari Lima Ayat) yang digagas oleh Abi Ujek Founder Rumah Tahfidz Al-Mulk ini menerapkan 5 langkah cara menghafal Alquran. Pertama, sebelum menghafal Alquran, perhatikan dulu bacaan yang akan dihafal, kenali posisinya, halamannya, dan seterusnya (hlm. 122). Pada langkah yang pertama ini, Abi Ujek berpesan agar santri tidak terburu-buru dalam menghafal. Sama halnya dengan masuk sekolah baru, kita pasti merasa malu dan perlu beradaptasi. Dalam menghafal Alquran pun juga demikian, perlu mengenal surah, ayat, arti, posisi dan seterusnya.
Langkah kedua, dalam satu halaman perhatikan bacaan awal dan akhir (hlm. 122). Seperti saat kita sekolah, pasti merasa kebingungan saat tidak tahu mana pintu gerbang dan mana pintu kelas. Maka dari itu, sebelum menghafal harusnya kita kenali dulu ayat awal dan akhir yang akan dihafal, supaya ada ikatan antara depan dan belakang.
Langkah ketiga, kenali kalimat awal setiap perayat.
Langkah keempat, dalam menghafal Alquran biasakan perayat dibaca 20 kali atau satu halaman dibaca 20 kali.
Langkah kelima, membiasakan setiap menghafal menggunakan ibu jari. Ibu jari untuk ayat 1, 6, 11, 16, 21, 26, 31, 36, 41, 46, 51, dan seterusnya. Jari telunjuk untuk ayat 2, 7, 12, 17, 22, 27, 32, 37, 42, 47, 52, dan seterusnya (hlm. 123). Begitu pun dengan jari tengah, jari manis dan jari kelingking, disesuaikan dengan urutan ayat berikutnya.
Selain 5 langkah cara menghafal tersebut, buku ini juga menyajikan rahasia mudah menghafal Alquran, proses cepat menghafal Alquran, kiat menjaga hafalan, mengetahui perkara yang merusak hafalan, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh penghafal Alquran, dan lain sebagainya.
Intinya, buku dengan sajian bahasa renyah, mudah dimengerti, dan kaya guna ini, sangat cocok dimiliki, dibaca, dipelajari lalu dipraktikkan oleh santri atau non santri yang hendak mempelajari, memahami, serta menghafal Alquran.