Finlandia dan Swedia Resmi Akhiri Sikap Non-Block, Bagaimana Respons Rusia?

Ayu Nabila | Yefri aldi
Finlandia dan Swedia Resmi Akhiri Sikap Non-Block, Bagaimana Respons Rusia?
Ilustrasi bendera NATO. (Foto: AFP)

Sejumlah negara anggota NATO baru-baru ini mengajak dua negara Nordik yaitu Finlandia dan Swedia untuk menawarkan jaminan keamanan dalam hal mengantisipasi tindakan lebih jauh Rusia. Bergabungnya kedua negara Nordik ini akan memberikan arti penting bagi NATO, walaupun upaya tersebut tidak akan tercapai dalam waktu yang singkat. Namun, pendekatan dengan negara-negara tersebut perlu dilakukan oleh NATO untuk sementara waktu. 

Ada dua alasan penting kenapa kedua negara ini memainkan peran penting dalam meninjau perkembangan kekuatan NATO nantinya, yang pertama adalah kedua negara tersebut telah menjadi Enhanced Opportunity Partner serta ikut berpartisipasi dalam NATO Responses Force (NRF) yang secara teratur aktif melakukan kegiatan bersama.

Di samping itu ditinjau dari sudut pandangan lain negara-negara ini dipertimbangkan sebagai negara yang berpotensi memberikan dampak positif bagi NATO, seperti bagaimana demokrasi pasar bebas di negara tersebut, kemampuan teknologi tinggi yang dimiliki dalam sektor militer, dan juga  mereka telah berbagi pandangan serta nilai-nilai politik bersama NATO sejak awal pembentukannya yang berjalan selama 70 tahun. 

Namun, alasan kenapa NATO akhir-akhir ini mengajak kedua negara tersebut untuk bergabung adalah insentif untuk mendapatkan akses dan memberikan jaminan keamanan terhadap kedua negara dari kemungkinan akan adanya agresi yang akan dilakukan oleh Rusia ke depannya, sebulan setelah pertimbangan yang dilakukan, kedua negara tersebut resmi mengumumkan akan langkah ke depan yang akan mereka lakukan untuk dapat bergabung dengan NATO. Hal tersebut langsung mendapatkan respons dari Rusia yang memberikan peringatan keras melalui “Military-Technical Response”.

Lebih jauh Putin mengeluarkan sebuah pernyataan resmi bahwa bergabungnya Finlandia dan Swedia dalam keanggotaan NATO tidak memberikan pengaruh atau pun ancaman terhadap Rusia. Namun, Putin menegaskan bahwa perluasan kekuatan militer dan pembangunan infrastruktur militer di wilayah tersebut akan menghasilkan respons dari Rusia sendiri sesuai dengan bagaimana ancaman yang didapatkan Rusia, apalagi dalam kondisi sekarang di saat Rusia sedang melakukan invasi terhadap Ukraina yang akan menambah kemungkinan kekuatan luar yang akan mengganggu usaha mereka jika perluasan militer NATO sampai di wilayah Finlandia dan Swedia.

Permasalahan bergabungnya kedua negara Nordik ini tidak sampai di situ, ada beberapa pertimbangan yang akan menjadi poin penting dalam penerimaan Finlandia dan Swedia sebagai anggota NATO:

Pertama, proses bergabungnya negara ke keanggotaan NATO tidak dapat dicapai dalam waktu yang singkat, dan lebih jauh Finlandia dan Swedia akan melewati pemungutan suara dari negara anggota untuk dapat menerima mereka, serta harus menjalani proses menjadi negara anggota.

Pada waktu yang bersamaan, mungkin saja niat Rusia untuk menyerang mereka akan terus meningkat dan yang perlu dipertimbangkan adalah akan lebih rasional untuk memberikan sedikit waktu dan dapat memastikan bahwa kedua negara ini dapat terlindung dari serangan Rusia, sebelum resmi bergabung dengan NATO.

Kedua, bergabungnya Finlandia dalam keanggotaan akan memberikan NATO beberapa pekerjaan yang perlu dilakukan setidaknya perlu ditanggapi secepatnya, hal ini dikarenakan wilayah Finlandia berbatasan langsung dengan Rusia sepanjang 1.340 km, yang paling tidak akan mengubah struktur dan juga perencanaan yang telah dilakukan NATO dalam memperkuat negara-negara Nordik.

Ketiga, penambahan anggota tentu akan memperluas kompleksitas dalam struktur organisasi dalam mencapai kesepakatan dan konsensus penting, dan perlu diketahui kurangnya integrasi negara-negara anggota NATO akan memberikan keuntungan bagi Rusia.

Keempat, walaupun tujuan NATO untuk melindungi kedua negara ini, namun perlu diperhatikan juga keputusan untuk mengulur waktu dalam mempertimbangkan bergabungnya Finlandia dan Swedia dalam keanggotaan akan berdampak baik, apalagi jika hal tersebut dapat mencegah Rusia untuk melakukan tindakan agresi mereka yang jika pun terjadi hanya akan mendorong kedua negara tersebut bergabung dengan NATO, walaupun hal ini secara jelas memanfaatkan kedekatan dan posisi kedua negara dengan NATO untuk memengaruhi kebijakan Rusia kedepannya.

Pada akhirnya, langkah terbaik yang dapat dicapai dalam kondisi seperti ini adalah NATO harus tetap memperkuat hubungan mereka dengan kedua negara Nordik tersebut, melanjutkan kegiatan rutin yang telah lama dijalankan, mendorong negara-negara di kawasan tersebut untuk meningkatkan kerjasama mereka dalam hal pertahanan melalui NERFECO (The Nordic Defence Cooperation) dan mendesak mereka untuk dapat memberikan kontribusi dalam hal meningkatkan kekuatan militer mereka. Keadaan politik internasional tentunya akan berubah, namun dalam menuju perubahan tersebut sebaiknya negara-negara yang terlibat dapat terus mempererat kerjasama dalam merespon tanggapan dari Rusia yang bersifat mengancam.

Sumber:

Chivvis, C. S. (2017). Sweden, Finland, and NATO. German Marshall Fund of the United States.

The Telegraph. (2022). Vladimir Putin threatens “response” if Nato military infrastructure deployed in Sweden and Finland [YouTube Video]. In YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=7HygUFR3YNY

Milne, R. (2022, May 16). Putin signals acceptance of Finland and Sweden joining Nato. @FinancialTimes; Financial Times. https://www.ft.com/content/b3f29756-06e1-443d-8364-bd98c7cd19d4

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak