Perselingkuhan merupakan salah satu penyebab hancurnya sebuah rumah tangga. Saya yakin tak ada seorang pun di dunia ini yang sudi diselingkuhi oleh pasangannya. Namun, karena satu dan lain hal, yang namanya perselingkuhan nyatanya banyak terjadi di tengah-tengah kehidupan umat manusia.
Salah satu godaan terberat yang dihadapi oleh seseorang yang sudah menjalani kehidupan berumah tangga adalah merasa bosan dengan pasangan dan ingin mencoba mencari selingan, yakni melakukan perselingkuhan dengan orang yang mau diajak untuk berselingkuh.
Ada satu kisah menarik yang bisa kita jadikan bahan renungan dalam novel berjudul ‘Selingkuh’ karya Langit Kresna Hariadi (Narasi, 2013). Novel ini berkisah tentang persahabatan antara Dharmawan dan Darmadi yang dilematis.
Dulu, sebelum menjadi sepasang sahabat, Dharmawan dan Darmadi adalah dua orang yang saling bermusuhan. Mereka berdua dulu pernah bekerja di satu kantor yang sama. Mereka pernah saling tuding mencaci-maki. Permusuhan yang terjadi di antara mereka bagai orang Madura yang terlibat permusuhan berbau carok dengan berkelahi sampai berdarah-darah.
Klimaks dari perseteruan habis-habisan itu berbuah amat terbalik, mereka berdua berubah menjadi sahabat yang saling bahu-membahu menghadapi banyak masalah. Dari urusan kantor sampai masalah pribadi. Begitu kentalnya nilai persahabatan yang muncul dari sela permusuhan itu sampai-sampai mereka berdua memutuskan untuk sama-sama keluar dari pekerjaan (halaman 24).
Sayangnya, persahabatan mereka berdua tercoreng dengan ulah Darmadi yang memiliki perangai buruk. Dia gemar pinjam uang dan enggan mengembalikannya pada Dharmawan. Tak hanya itu, dia juga gemar bermain perempuan padahal di rumah sudah memiliki istri dan anak.
Tak hanya itu, tanpa sepengetahuan Dharmawan, ternyata diam-diam Darmadi juga pernah datang ke rumahnya, lalu berusaha merayu istrinya untuk berbuat serong dengannya. Untung saya, Indri, istrinya Dharmawan yang memiliki wajah yang cantik itu menolaknya, bahkan memukul wajah Darmadi dengan menggunakan sebuah kursi.
Membaca kisah perilaku buruk Darmadi yang hobi selingkuh dan gemar berutang pada sahabatnya membuat kita merenungi kembali tentang hakikat sebuah pernikahan. Bukankah pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan tergolong ibadah? Mengapa ada sebagian orang yang dengan sengaja mengotori sebuah pernikahan dengan cara melakukan perselingkuhan?
Semoga kehadiran novel ‘Selingkuh’ ini menjadi salah satu bacaan yang menghibur sekaligus membuat para pembaca merenungi kembali arti sebuah pernikahan dan makna persahabatan sejati. Seorang sahabat sejati, mestinya tidak akan pernah memanfaatkan dan melukai sahabatnya sendiri.