Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan seorang penulis dengan nama pena Tere Liye, penulis yang karyanya selalu fenomenal dan mampu memikat para pembaca dari berbagai macam genre dengan imajinasi yang ada dalam ceritanya.
Di antara jajaran karya best sellernya novel Hujan menjadi salah satu novel dengan genre science fiction dengan bumbu-bumbu romance yang wajib kalian baca.
Ada banyak nilai dan pengajaran positif yang tidak hanya membuat kamu kagum dengan jalan cerita dan dunia yang di suguhkan.
Novel Hujan di terbit pertama kali pada tahun 2016 oleh Gramedia Pustaka Utama dengan total halaman sebanyak 320 lembar.
Novel ini mengisahkan tentang kehidupan manusia di masa depan dengan latar belakang tahun 2042 ketika bahkan cuaca dan alam mampu di rekayasa oleh manusia yang mana hal tersebut bukan hanya membantu kehidupan mereka menjadi masyarakat maju dan modern, tapi menciptakan bencana yang begitu besar.
Kisah percintaan dalam buku ini terkesan menarik karena banyak hal yang di alami oleh kedua tokoh utama yaitu Lail dan Soke Bahtera atau lebih familiar di panggil Esok.
Pertemuan keduanya bermula dalam sebuah kapsul kereta saat terjadinya letusan dahsyat Gunung Krakatau dan Tambora.
Pada saat itu hanya mereka berdua yang selamat, dan ini menjadi titik awal perkenalan serta petualangan keduanya dimulai, Lail dan Esok harus terpaksa tinggal di tenda pengungsian bersama dengan para korban selamat lainnya.
Pada saat-saat seperti ini ketika Lail dalam keadaan bersedih karena kematian ibunya sosok Esok menjadi orang yang paling banyak hadir dan menyemangatinya.
Lail merasa kagum dengan sosok Esok yang selalu punya banyak ide menyelesaikan masalah dan tanggap dengan keadaan sekitarnya, sikap Esok jugalah yang kemudian menggerakkan Lail untuk terus bangkit dari semua kesedihan atas bencana alam itu.
Keduanya menjadi semakin akrab selama tinggal di barak pengungsian, karena tidak ingin berdiam diri Lail dan larut dalam kesedihan ia kemudian menyibukkan diri membantu di barak seperti yang di lakukan Esok. Keduanya sesekali menghabiskan waktu untuk bersepeda dan membicarakan banyak hal.
Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena Esok dan Lail berpisah untuk memulai kehidupannya masing-masing, Esok dengan otak jeniusnya diangkat menjadi anak oleh Walikota untuk kemudian dapat bersekolah dan mengembangkan penelitiannya, sedangkan Lail memilih untuk tinggal di panti asuhan bersama anak-anak yang kehilangan orang tua lainnya.
Berpisahnya Lail dan Esok menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Lail untuk terus mengembangkan diri, kekagumannya kepada Esok menjadi sebuah motivasi besar untuk kemudian dapat bertemu Esok nantinya.
Ada saat-saat di mana Lail merindukan Esok, keduanya memiliki jadwal bertemu dalam sebulan yang dapat terbilang rutin. Hal ini adalah agenda yang selalu di tunggu-tunggu.
Dalam perjalanannya, Lail kemudian mendaftarkan diri sebagai relawan muda bersama sahabatnya Maria. Ia menyibukan diri dengan berbagai pelatihan dan kegiatan hal ini mampu menjadikan Lail sedikit lupa dengan perasaan Esok karena mereka sudah jarang bertemu.
Lail hanya sesekali menanyakan kabar Esok pada Ibunya. Hal yang paling menyenangkan untuk Lail saat bertemu dengan Esok di acara penghargaan yang ia terima, Esok masih menjadi sosok yang sama saat Lail jumpai pertama kali. Dengan jaket andalan dan topi pemberian Lail yang selalu ia kenakan.
Di akhir cerita Lail ingin memodifikasi ingatannya untuk dapat melupakan Esok namun sebelum hal itu sempat dilakukan kedatangan Esok yang tepat waktu untuk kemudian menjelaskan semua hal yang selama ini tidak sempat ia katakan pada Lail, begitupun dengan perasaan keduanya.
Lail dan Esok mengajarkan bahwa perasaan suka dan cinta terrhadap seseorang itu seharusnya menjadi hal yang positif, seperti halnya motivasi untuk terus berkembang.
Lail yang selalu ingin menjadi sosok yang bukan hanya mampu menyejajarkan langkahnya dengan Esok, tapi juga memberikan banyak manfaat kepada orang banyak.
Esok juga merupakan penggambarkan tokoh laki-laki yang nyaris sempurna dengan semua sikapnya, ia mengajarkan bahwa kesibukan apa pun yang sedang dijalani bukan sebuah alasan untuk kemudian melupakan seseorang.
Selama orang itu adalah prioritas bagi kita, perasaan cinta itu adalah satu dari banyak alasan yang mampu membuat mereka tumbuh bersama.