Berbicara mengenai pesawat bomber yang pernah dioperasikan oleh Indonesia, sebagian orang pasti akan memasukkan nama TU-16 “Badger” atau B-25 “Mitchell” dalam urutan pertama pesawat bomber yang pernah dioperasikan oleh TNI-AU atau yang dahulu dikenal dengana nama Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Beberapa orang mungkin juga akan menyebutkan pesawat bomber maritime Il-28 “Beagle” dan pesawat bomber medium B-26 “Invader”.
Namun, tahukah kamu jika Indonesia pernah mengoperasikan salah satu pesawat bomber lain yang namanya jarang didengar atau bahkan tidak diketahui oleh khalayak umum. Pesawat bomber ini adalah Tupolev TU-2 atau yang diberi kode NATO sebagai “Bat”. Cukup jarang sekali yang mengetahui bahwa AURI pernah mengoperasikan pesawat bomber pabrikan Tupolev ini yang juga satu pabrikan dengan pesawat bomber legendaris Indonesia TU-16.
1. Dibuat Sejak Era Perang Dunia II
Indonesia pada masa awal kemerdekaan hingga masa-masa awal orde lama memang masih menggunakan beberapa pesawat tempur bekas peninggalan perang dunia ke-2. Salah satu pesawat yang digunakan oleh pihak AURI kala itu adalah TU-2. Dilansir dari wikipedia.com, pesawat rancangan langsung dari pendiri pabrik Tupolev yakni Andrei Tupolev tersebut merupakan pesawat yang lahir semasa perang dunia ke-2.
Sejatinya konsep pesawat ini sudah mulai dipikirkan sejak tahu 1937, akan tetapi karena pergolakan politik di dalam negeri Uni Soviet kala itu sedang memanas, berakibat pesawat ini berhenti dalam tahap desain saja. Belum lagi Andrei Tupolev kala itu yang sempat dipenjara karena dianggap menjadi pengkhianat negara.
BACA JUGA: Kocak! Luke Shaw Kejatuhan Kotoran Burung saat Makan Malam, Jack Grealish Ketawa Ngakak
Pesawat ini mulai mendapatkan kesempatan untuk dibangun ketika pihak militer kala itu sedang mencari pesawat bomber cepat guna diterjunkan digaris depan melawan Nazi Jerman. Andrei Tupolev kemudian membangun beberapa prototipe pesawat tersebut pada tahun 1941 dan kemudian mulai diproduksi massal setahun berikutnya. Total pesawat yang diproduksi mulai tahun 1941-1948 tersebut sebanyak 2.257 unit.
2. Spesifikasi Pesawat Bomber TU-2
Pesawat yang kenyang pengalaman tempur mulai dari beragam misi sepanjang perang dunia II hingga perang kore aini dikenal sebagai pesawat yang cukup handal untuk melakukan pemboman taktis. Bahkan, pesawat ini juga sempat digunakan oleh pihak Tentara Rakyat Tiongkok dalam perang saudara China dan penyerangan di Tibet pada tahun 1959.
Pesawat ini ditenagai oleh sepasang mesin propeller Shvetsov ASh-82 14 silinder berpendingin udara. Mesin ini mampu membuat pesawat dengan berat kosong sekitar 7 ton ini mampu terbang dengan kecepatan 528 km/jam dan memiliki radius tempur sekitar 2.000 km.
BACA JUGA: Link Live Streaming Kosta Rika vs Jerman Piala Dunia 2022, Cuma Tinggal Klik!
Untuk sistem persenjataan, pesawat ini mampu membawa bom seberat 1.500 kg di penyimpanan internal dan 2.500 kg di penyimpanan eksternal. Untuk persenjataan pertahanan, pesawat ini dilengkapi dengan sepasang senapan mesin kaliber 20 mm dan 3 unit senapan mesin kaliber 7.62 mm.
3. Tidak Berumur Panjang Dalam Tubuh Militer AURI
Dilansir dari situs indomiliter.com, pesawat bomber ini sempat memperkuat AURI di periode akhir 1950-an, tepatnya pada tahun 1958 yang merupakan hibah dari pemerintah China kala itu. Hibah ini sendiri selain sebagai bentuk hubungan kerjasaman antara pemerintah Republik Rakyat China dan Indonesia, juga dikarenaka jumlah TU-2 yang dimiliki China saat itu terlalu banyak. China sendiri mendapatkan TU-2 langsung dari Uni Soviet guna mendukung beberapa konflik internal.
Namun, sejak diterima oleh AURI pesawat TU-2 tersebut mengalami beragam permasalahan. Beberapa permasalahan yang paling mencolok yakni mengenai performa mesin yang tidak mampu bertahan di iklim tropis seperti Indonesia. Pesawat yang direncanakan akan menambah kekuatan pesawat bomber setelah Indonesia mendapatkan hibah B-25 dan B-26 dari Belanda, nyatanya harus rela digrounded kurang dari setahun setelah penyerahan ke AURI.
Banyak spekulasi tentang nasib pesawat ini di Indonesia, ada yang bilang dijadikan besi tua, adapula yang mengatakan bahwa pesawat ini dikembalikan ke Cina atau Uni Soviet, dan adapula yang mengatakan pesawat ini dijual ke negara lain yang memiliki hubungan diplomatik dengan Uni Soviet. Hal inilah yang membuat pesawat tersebut tidak memiliki monumen atau menjadi koleksi museum di Indonesia.
Nah, itulah sedikit kisah mengenai pesawat bomber TU-2 atau yang dikenal dengan nama “Bat”. Meskipun tidak berumur panjang dalam inventaris AURI, pesawat tersebut sempat memberikan angin segar bagi pertahanan udara Indonesia yang pada saat itu masih dalam tahap pembangunan.
Video yang Mungkin Anda Suka.