Perkembangan alutsista TNI-AU atau yang pada masa orde lama dikenal dengan nama AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) memang penuh dengan dinamika. Sejak masa orde lama hingga masa kini, beragam alutsista dari berbagai negara baik dari blok barat maupun blok timur pernah dioperasikan oleh TNI-AU.
Di masa orde lama, tentunya AURI sangat identik dengan beragam alutsista buatan blok timur karena kedekatan politik pada masa tersebut. Di antara beragam alutsista buatan blok timur pasti orang awam akan familiar dengan nama pesawat tempur MiG-17, MiG-21 ataupun pesawat bomber strategis Tupolev TU-16.
Namun, tahukah anda apabila Indonesia pada saat itu juga pernah mengoperasikan pesawat serang darat milik blok timur dari masa perang dunia ke-2? pesawat tersebut dikenal dengan nama Avia B-33 yang merupakan pesawat serang darat yang cukup populer di masanya. Seperti apakah pesawat serang darat yang terlupakan tersebut ? berikut adalah ulasan singkatnya.
1. Pesawat Buatan Cekoslovakia Hasil Lisensi dari Uni Soviet
Pesawat serang darat Avia B-33 sejatinya merupakan pesawat tempur Ilyushin IL-10 yang merupakan produksi pabrikan dari Ilyushin di Uni Soviet. Pabrikan Avia di Cekoslovakia mendapatkan lisensi memproduksi varian Il-10s dari Uni Soviet pada tahun 1951 yang kemudian diberikan nama Avia B-33.
Menurut wikipedia.com, versi buatan Cekoslovakia ini diproduksi sekitar 1.200 unit yang terdiri dari varian M-42 yang merupakan varian serang dan CB-33 yang merupakan varian latih. Pesawat Avia B-33 ini tercatat digunakan oleh beberapa negara selain Celoslovakia sebagai negara pengguna utama. Negara-negara tersebut antara lain, Afghanistan, Rumania, Bulgaria, Polandia, Yaman dan Indonesia.
2. Dipersenjatai Meriam Otomatis 20 dan 23 mm
Sebagai pesawat serang darat, Avia B-33 dipersenjatai oleh beberapa meriam otomatis dengan kaliber besar 20 mm dan 23 mm. Varian awal pesawat ini menggunakan 2 merima otomatis Volkov-Yartsev VYa-23 dengan kaliber 23 mm. kemudian meriam tersebut diganti dengan Nudelman-Suranov NS-23 kaliber 23 mm. Adapula merima otomatis 20 mm Berezin B-20 dan senapan mesin UBT kaliber 12.7 mm. Beberapa varian juga adapula yang dipersenjatai senapan otomatis kaliber 7.62 mm.
BACA JUGA: Hewan-hewan Ramalkan Argentina Jadi Juara Piala Dunia 2022, Kode Alam ?
Pesawat ini juga mampu membawa 4 roket RS-82 atau RS-132 tanpa berpemandu, serta bom seberat 250 kg pada masing-masing sayap. Untuk mesinnya sendiri ditenagai sebuah mesin Mikulin AM-42 liquid-cooled V12 engine yang mampu membuat pesawat yang dioperasikan 2 awak ini terbang dengan kecepatan 551 km/jam dan memiliki radius tempur sekitar 800 km.
3. Memiliki Performa yang Buruk Saat Dioperasikan TNI
Pesawat ini tercatat pernah dioperasikan oleh AURI pada tahun 1957-1959. Pesawat tersebut datang dari Polandia sebagai salah satu negara blok timur pada saat itu. Dilansir dari situs indomiliter.com, pesawat ini datang bersamaan dengan beberapa alutsista blok timur pada akhir dekade 50-an. Saat itu ada sekitar 14 unit pesawat B-33 yang dimiliki oleh AURI dan dioperasikan sebagai pesawat serang ringan.
Akan tetapi, meskipun telah mengalami modifikasi pada bagian tangki bahan bakar untuk menambah daya terbang, namun pesawat tersebut dianggap kurang begitu bertenaga dan seringkali mengalami malfungsi di bagian mesin. Rumornya karena mesin tersebut tidak cocok di iklim tropis seperti Indonesia. Pada akhirnya pesawat tersebut dikembalikan seluruhnya ke Polandia, hal inilah yang menyebabkan tidak adanya monumen atau koleksi museum pesawat tersebut di Indonesia dan dokumentasi pesawat tersebut juga terbilang sangat minim.
Video yang Mungkin Anda Suka.
