Buku Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus ini merupakan cacatan hasil wawancara KH. Husein Muhammad (Pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid, sekaligus Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan) bersama Gus Mus (KH. A. Mustofa Bisri, penyair, budayawan dan Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin Rembang) tentang sosok yang dikaguminya, yaitu Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid, mantan Presiden RI, dan cucu Hadratus Syaikh Mbah Hasyim Asy'ari Jombang).
Ada banyak kisah yang diceritakan Gus Mus tentang Gus Dur kepada KH. Husein ini, termasuk kisah peran Gus Dur pada awal mula Gus Mus dikenal sebagai penyair hingga terkenal ke luar negeri.
Saat Gus Dur menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), ia bermaksud mengadakan acara Malam Solidaritas untuk Palestina. Acara yang akan berlangsung di Taman Ismail Marzuki, Jakarta tersebut akan dikemas dengan pembacaan puisi. Gus Dur mengusulkan agar acara tersebut juga diisi dengan pembacaan puisi-puisi karya penyair Palestina agar terasa nuansa Palestinanya.
Para pengurus sepakat, namun mereka kebingungan mencari orang, penyair, yang bisa membaca puisi itu dalam bahasa Arab? Akhirnya, Gus Dur menelpon Gus Mus untuk membacakan puisi pada acara bergengsi itu. Meski bingung apa yang hendak dibaca, namun karena Gus Dur yang meminta, Gus Mus tak bisa menolak. Kemudian, Gus Mus mencari puisi-puisi yang dimaksud di dalam kitab dan buku-bukunya.
Setelah puisi itu didapat, Gus Mus semakin bingung. Ia yang tak mengerti soal sastra dan puisi jadi bingung bagaimana cara membacanya? Gayanya bagaimana? Aktingnya seperti apa? Tangannya harus bagaimana?
Sampai di Taman Ismail Marzuki Gus Mus bertemu dengan para penyair kondang, seperti Taufiq Ismail, WS Rendra, Sutardji Calzoum Bachri, Danarto, Abdul Wahid WM, D. Zawawi Imron, Arif Budiman, Subagyo Sastrowardoyo, dan lain-lain yang siap membaca puisi mereka.
Sejak itu, Gus Mus disebut banyak orang sebagai penyair. Sampai sekarang ia sering diundang ke berbagai daerah, bahkan hingga ke luar negeri untuk membaca puisi dan berceramah.
Selain itu, masih banyak kisah Gus Dur dalam buku ini, salah satunya pesan Gus Dur menjelang kepulangannya, membongkar misteri tidurnya Gus Dur, ilmu laduni Gus Dur, tebakan bola Gus Dur yang jitu, tarekat dan amalan Gus Dur, belajar pakai sepatu untuk menjadi presiden, dan lain sebagainya.
Dengan membaca buku ini, kita menjadi tahu lebih dekat dari sosok Gus Dur, sang ulama, wali, dan guru bangsa tersebut.