Mengenal Filologi, Studi tentang Sejarah dan Perkembangan Bahasa

Hernawan | Alfanni Nurul
Mengenal Filologi, Studi tentang Sejarah dan Perkembangan Bahasa
Manuskrip kuno di GPIH Malang [SuaraMalang/Bob Bimantara]

Kata filologi mungkin terdengar asing bagi beberapa orang. Apalagi bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan terkait bahasa dan sastra. Filologi merupakan studi yang mempelajari sejarah bahasa termasuk sejarah teks kuno pada masa lampau.

Secara etimologis, filologi artinya ketertarikan dan keterpesonaan terhadap kata. Studi filologi juga mencakup kombinasi studi sastra, sejarah, dan linguistik. Filologi yang berfokus pada sejarah teks dapat membantu mengetahui keaslian suatu teks sastra maupun bentuk asli teks tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa filologi berkaitan dengan perkembangan sejarah dan struktur suatu bahasa. 

Studi filologi dapat membantu untuk menafsirkan teks-teks kuno yang dapat diketahui kejadian apa saja yang terjadi di masa lampau. Berdasarkan buku yang berjudul Scribes and Scholars: A Guide to the Transmission of Greek and Latin Literature, menyebutkan bahwa pada abad ke-3 SM para gramatikus yang bermukim di kompleks Perpustakaan Iskandariyah dapat menerjemahkan aksara Yunani Kuno yang bermanfaat untuk menyingkap misteri yang ada pada gulungan papyrus koleksi perpustakaan tersebut.

Selain itu, para gramatikus juga dapat merumuskan suatu sistem katalogisasi sebuah perpustakaan. Filologi juga dapat membantu untuk mengetahui peradaban yang pernah ada pada masa lampu dengan menerjemahkan manuskrip yang ditinggalkan. 

Ahli filologi atau sering disebut filolog tidak menutup kemungkinan untuk mempelajari banyak bahasa termasuk stuktur dan sejarah bahasa tersebut. Seringkali suatu teks ditulis dengan beberapa rumpun bahasa sehingga tidak hanya terdapat satu bahasa saja. Selain itu, seorang filolog perlu memahami setiap kata maupun ungkapan-ungkapan tertentu yang bisa saja menggunakan bahasa yang berbeda. Ketika menafsirkan sebuah teks, seorang filolog membutuhkan banyak waktu untuk dapat memahami maksud penulis teks tersebut dan apa yang ingin disampaikan. 

Studi tentang filologi di Indonesia sendiri kurang diminati. Hal ini karena objek kajian filologi kebanyakan teks kuno yang umumnya berupa tulisan tangan yang secara visual kurang menarik untuk dipelajari. Menurut Sudibyo (2007) dalam jurnalnya yang berjudul Kembali ke Filologi: Filologi Indonesia dan Tradisi Orientalisme, studi filologi kurang diminati karena mengurai isi teks yang mengungkapkan kejadian di masa lampau dianggap tidak memiliki kontribusi dan tidak menawarkan solusi terhadap persoalan pada masa kini.

Selain itu, hasil kajiannya mengenai kritik teks memerlukan banyak tenaga dan waktu untuk menafsirkan isi teks. Hal tersebut menyebabkan banyak manuskrip kuno Nusantara yang belum diterjemahkan. Bahkan, beberapa manuskrip kuno Nusantara dibawa ke luar negeri untuk diterjemahkan karena minimnya filolog yang ada di Indonesia.

Jika melihat peluang kerja, lulusan filologi tidak hanya menjadi filolog. Beberapa pekerjaan masih bersangkutan dengan ilmu filologi, seperti kritikus, peneliti bahasa, penerjemah, ataupun bekerja di badan kearsipan nasional. Meskipun ruang lingkup pekerjaan lulusan filologi terbatas, tidak menutup kemungkinan para lulusan filologi dapat bekerja bidang lain yang masih berhubungan dengan sastra dan kebudayaan. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak