Kisah Karyawan yang Bekerja Tanpa Kepala dalam Buku 'Tart di Bulan Hujan'

Hernawan | Fathorrozi 🖊️
Kisah Karyawan yang Bekerja Tanpa Kepala dalam Buku 'Tart di Bulan Hujan'
Buku Tart di Bulan Hujan (Dok. Pribadi/Fathorrozi)

Dua puluh lima cerita pendek yang terhimpun di dalam buku Tart di Bulan Hujan ini, ditulis oleh sastrawan senior yang namanya sudah tidak asing di jagat sastra Indonesia. Ia bernama Prof. Dr. C. Soebakdi Soemanto, S.U., atau yang kerap disapa Bakdi Soemanto.

Laki-laki kelahiran Solo, 29 Oktober 1941 ini, meraih gelar doktor ilmu sastra di Universitas Gadjah Mada tahun 2022 dengan meneliti drama Waiting for Godot karya Samuel Beckett. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Yogyakarta tahun 1979 sampai 1989.

BACA JUGA: Para Penyanyi Cover Kesindir Nggak Ya dengan Ucapan Is Pusakata?

Sangat banyak karya-karya Bakdi Soemanto yang telah diterbitkan, di antaranya: Jagat Teater; Rendra: Karya dan Dunianya; dan Sapardi Djoko Damono: Karya dan Dunianya. 

Bagi saya, dari dua puluh lima cerpen di dalam buku ini yang meninggalkan kesan adalah cerpen bertajuk Kepala. Dalam cerpen ini dikisahkan, tokoh "saya" sudah hampir tiga bulan mengeram di rumah. Ia tidak mau keluar rumah sekadar bertemu dengan kawan-kawannya, apalagi menghadiri rapat kampung. Ia selalu dihantui rasa ketakutan sebab telah melakukan tindakan yang memalukan.

Tiga bulan sebelumnya, di rumah Pak RT, tokoh "saya" menghadiri rapat dalam rangka keamanan kampung. Lalu, tiba-tiba kepalanya sangat pening dan sangat memerlukan obat gosok. Saat tangannya merogoh saku jaket, ternyata tangannya masuk ke saku jaket Pak RT. 

Kepalanya semakin berkunang-kunang, saat itu ia sangat ingin memegang kepalanya. Ketika ia pegang kepala, ternyata kepala ibu-ibu di sebelahnya yang ia pegang. Padahal, ia sudah yakin bahwa itu merupakan kepalanya sendiri.

Rapat menjadi kacau. Pak RT meminta agar sosok "saya" segera periksa ke dokter. Dan seminggu kemudian, peristiwa itu terulang kembali di kantornya. Saat kepalanya terasa gatal, ia ingin garuk kepalanya, namun ternyata kepala pimpinan kantornya yang ia garuk. Peristiwa itu pun segera menyebar ke mana-mana.

Lalu ia diminta untuk tidak masuk dulu ke kantor. Pimpinan kantor menyuruhnya untuk periksa ke dokter spesialis dan dilarang masuk ke kantor sebelum sembuh. Tetapi, usahanya tidak membuahkan hasil.

Ia ingin bekerja kembali di kantor, namun bagaimana jika kepalanya belum normal? Maka, ia bertekad untuk tetap bekerja di kantor meski tanpa kepala. Malam itu pun ia meminta istrinya untuk melepaskan kepala dari tubuhnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak