Petani termasuk profesi yang mungkin saat ini tidak diminati oleh mayoritas orang, terlebih mereka yang hidup di kota-kota besar. Mungkin mereka mengira, petani bukan termasuk profesi yang mentereng atau bergengsi. Berbeda dengan profesi pegawai negeri swasta atau PNS yang begitu diminati oleh banyak orang di negeri ini.
Padahal, tanpa keberadaan para petani, kita akan mengalami kesulitan pangan. Bayangkan saja bila mereka tak lagi menanam padi dan aneka sayur serta buah-buahan? Sementara kebutuhan tersebut termasuk kebutuhan pokok kita sehari-hari. Maka, jangan sampai kita merendahkan keberadaan para petani yang telah banyak berjasa bagi kehidupan umat manusia di muka bumi ini.
Dalam buku “Siapa Mau Jadi Petani?” dijelaskan, banyak orang yang tidak mengenal petani. Tentang siapakah mereka sesungguhnya. Bagaimana kehidupannya. Dan, seberapa penting perannya bagi kehidupan kita.
Banyak orang yang seakan lupa bahwa tanpa lengan-lengan kokoh petani mustahil menikmati makanan lezat setiap hari. Kehadiran petani sering raib dari kesadaran kita, karena toh setiap hari kita bisa membeli kebutuhan pokok kita di pasar. Bagaimana pun petani akan terus berkebun untuk menghasilkan bahan makanan bagi orang lain layaknya mesin yang telah diprogram untuk bekerja demikian sepanjang hidupnya (hlm. xii).
BACA JUGA: Ulasan Buku KKPK Circus Girl, Dunia Sirkus Tak Selalu Indah
Bila kita renungi, tugas seorang petani sejatinya sangatlah berat. Merawat tanaman seperti padi itu nyatanya tidak mudah dan butuh energi yang luar biasa. Mereka juga perlu mempersiapkan pupuk dan pengairan yang cukup agar tanaman tersebut tumbuh subur hingga siap dipanen. Persoalan muncul ketika hama wereng datang dan merusak tanaman mereka.
Sesungguhnya menjadi seorang petani itu sangat kompleks. Bahkan profesi ini tak jauh berbeda dengan seorang pakar nuklir karena berhubungan dengan sebuah risiko dan berkaitan dengan energi yang cukup besar. Seorang ahli nuklir berpikir bagaimana merusak kestabilan atom membelah diri sembari melepaskan energi yang besar. Sementara petani mengelola energi matahari yang merupakan sumber energi penting bagi bumi menjadi sesuatu yang bernilai bagi manusia, melalui tanaman yang ia rawat (hlm. 8-9).
Terbitnya buku “Siapa Mau Jadi Petani?” karya H. Ahmad Safei, SH, MH dengan co-writer Hendra Sipayung (Grasindo, 2016) ini layak diapresiasi dan dapat membantu memahamkan para pembaca tentang siapa sebenarnya petani itu.
Mudah-mudahan dengan membaca buku ini, kita jadi lebih menghargai dan menghormati para petani yang telah berjasa besar menyediakan aneka kebutuhan pokok bagi kehidupan kita.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS