Ulasan Novel 'Contact': Ketika Ilmuwan Menelusuri Pesan dari Bintang Vega

Hikmawan Firdaus | Akramunnisa Amir
Ulasan Novel 'Contact': Ketika Ilmuwan Menelusuri Pesan dari Bintang Vega
Sampul novel Contact (gramedia)

Novel dengan judul Contact ini ditulis oleh salah seorang ilmuwan yang banyak menuliskan buku-buku sains populer, yakni Carl Sagan. Hadirnya novel ini banyak sekali memberikan gambaran pada masyarakat awam mengenai sains, utamanya fisika dan astronomi yang dikemas dalam cerita fiksi yang menghibur. 

Bermula dari kisah Eleanor Arroway, atau akrab disapa Ellie, yang merupakan anak perempuan yang cerdas dan memiliki rasa keingintahuan yang besar. Setelah menjalani pendidikan formal dan lulus dari Universitas Harvard, Ellie menjadi direktur dalam proyek Argus yang bergerak di bidang astronomi. 

Saat itu, proyek Ellie tiba-tiba mendapatkan pesan dari bintang Vega yang berjarak 26 tahun cahaya dari bumi. Tak pelak, pesan tersebut menggegerkan seluruh stasiun astronomi di seluruh dunia. Maka dari itu dilakukanlah penelitian mengenai "pesan dari langit" tersebut yang dilakukan oleh banyak negara.  

Hasil penelitian tersebut nantinya menunjukkan bahwa pesan itu berisi instruksi untuk membuat sebuah mesin. Saat itu Amerika Serikat dan Uni Soviet bersaing untuk ikut merekonstruksi mesin tersebut. Namun di akhir, proyek Amerika lah yang berhasil untuk dilanjutkan karena adanya kecacatan dalam proyek Rusia. Di tengah jalan, ada segelintir kaum ekstrimis yang tiba-tiba meledakkan mesin. 

Secara umum, novel ini lumayan informatif. Dialog-dialog yang diucapkan para tokohnya secara tidak langsung bisa menuntun pembaca untuk ikut memahami pergolakan batin masing-masing tokoh, utamanya mengenai sains dan agama.

Dalam novel ini, sepertinya penulis sengaja mengangkat sains yang kemudian disejajarkan dengan spiritualitas, sesuatu yang selama ini masih sering menjadi bahan perdebatan. Ellie yang memilih atheis sempat berdebat dengan beberapa pemuka agama mengenai eksistensi Tuhan. Dalam dialog yang dikemukakan Ellie, ada banyak gagasan dan pemikiran yang boleh jadi pernah terlintas di pikiran pembaca, namun ternyata belum cukup berani untuk diutarakan.  

Selain ilmu pengetahuan dan agama, penulis juga memunculkan isu mengenai feminisme yang diutarakan oleh Ellie yang merupakan seorang ilmuwan perempuan. Dimana pada abad ke-20, posisi perempuan yang memiliki kedudukan dominan dalam suatu bidang bukanlah hal yang lazim. Ellie yang merupakan pimpinan dari proyek Argus seringkali mendapatkan perlakukan tidak seimbang dengan posisi pimpinan yang diemban oleh laki-laki. 

Ellie juga mengalami pergolakan batin terkait dengan keluarga, baik dengan ibu kandung maupun ayah sambungnya. Ellie yang menjadi sosok perempuan yang mandiri dan independen tidak terlepas dari masa lalu dan latar belakang keluarganya tersebut. Ia melihat ibunya yang rapuh, selalu kesepian dan hidup bergantung dengan orang-orang terdekatnya. Lalu ayah sambung yang juga seorang fisikawan juga seakan-akan selalu meremehkannya. Ellie ingin membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa ia tidak ingin menjadi seperti ibu, atau bahkan seperti dugaan ayahnya bahwa ia tidak akan pernah bisa menjadi apa-apa dengan sains. 

Demikianlah cerita mengenai Contact. Bagi kamu pecinta buku-buku sci-fi atau sedang bergelut di dunia sains, novel ini adalah salah satu novel yang patut untuk dibaca!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak