Dongeng termasuk sarana yang bagus untuk mendidik anak-anak di rumah. Seyogyanya, para orang tua membiasakan diri mendongengi anak-anaknya yang masih kecil, agar mereka dapat terhibur sekaligus dapat memetik hikmah darinya.
Salah satu dongeng yang bagus dibacakan orang tua kepada anak-anaknya misalnya berjudul ‘Tom Si Ibu Jari’ (Le Petit Poucet) karya Charles Perrault yang diterbitkan oleh BIP: Bhuana Ilmu Populer.
Penerbit ini masih termasuk kelompok Gramedia. Menariknya, dongeng ini dikemas dengan lebih menarik, yakni menggunakan animasi 3D.
Dikisahkan, pada zaman dahulu, hiduplah suami istri miskin yang bekerja sebagai tukang kayu. Mereka memiliki tujuh anak laki-laki.
Tentu saja, karena hidup dalam garis kemiskinan, pasangan suami istri tersebut lama-lama kerepotan dan merasa tak lagi sanggup untuk membiayai hidup ketujuh putranya.
Terlebih saat kemarau panjang datang, penderitaan keluarga tukang kayu tersebut bertambah parah. Bahkan persediaan bahan makanan mereka sudah habis dan membuat suami istri yang memiliki tujuh anak laki-laki tersebut merasa bimbang.
Dari ketujuh putra tersebut, ada satu anak spesial bernama Tom. Dia adalah si bungsu yang memiliki perawakan berbeda dari saudara-saudaranya yang lain. Tubuh Tom begitu kecil. Hanya sebesar ibu jari. Maka, karenanya tak heran bila ia dijuluki “Si Ibu Jari”.
Namun, meskipun bertubuh mungil, namun Tom adalah bocah laki-laki yang sangat cerdik. Salah satu kecerdikannya, dia berusaha menyelamatkan saudara-saudaranya saat berada di dalam hutan.
Jadi ceritanya, kedua orang tuanya sengaja meninggalkan mereka di dalam hutan karena merasa tak lagi sanggup untuk menghidupi mereka.
Dua kali ayah dan ibunya melakukan aksi tersebut: mengajak ketujuh anaknya ke dalam hutan lalu meninggalkannya begitu saja. Pada aksi pertama, ketujuh anak tersebut dapat kembali ke rumah orang tuanya dan semua itu atas kecerdikan Tom.
Pada aksi berikutnya, saat orang tua mereka mengajaknya kembali ke hutan dan meninggalkannya, mereka benar-benar tersesat dan kehilangan jejak pulang.
Tak hanya itu, mereka bahkan nyaris celaka ketika bertemu keluarga raksasa yang mengerikan. Meski istri raksasa tersebut memiliki hati yang baik dan ingin menyelamatkan ketujuh anak yang tersesat tersebut, tapi tidak begitu halnya dengan suami yang memiliki kebiasaan memangsa anak-anak kecil.
Sekuat tenaga, Tom berusaha melindungi saudara-saudaranya yang lain dari upaya si raksasa yang ingin memangsa mereka bertujuh.
Menurut saya, dongeng ini menarik dan seru, juga meninggalkan pelajaran berharga pada anak-anak tentang pentingnya saling menyayangi dan membantu sesama saudara.
Pelajaran lainnya, tak perlu merasa minder ketika kita memiliki kekurangan fisik karena Allah menciptakan setiap manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.