Banyak mahasiswa sosiologi tahu teori sosial hanya sekadar mendefinisikannya, dan mentok bergaya dengan istilah-istilah rumitnya bak anak filsafat. Namun, ketika ia disuruh menerapkan teori, saya yakin mereka akan gelagapan untuk melakukannya. Mereka akan kepayahan ketika menerapkan teori sosial dalam realitas di masyarakat. Bahkan beberapa dari mereka nekat asal-asalan menerapkan teori dalam kehidupan nyata.
Buku Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial adalah jawaban atas kegalauan mahasiswa sosiologi untuk mempermudah penerapan teori. Buku yang ditulis oleh sederet mahasiswa S3 Sosiologi, Universitas Airlangga ini, dinahkodai langsung oleh Prof. Ramlan Surbakti, Ph.D., M.A. selaku pengajar teori sosial.
Memang, buku yang diterbitkan oleh Aditya Media Publishing ini sebenarnya tidak membahas semua teori sosial yang ada, mulai dari Comte hingga yang paling kontemporer seperti Honneth. Melainkan buku ini hanya menulis sekitar 18 teori yang berasal dari berbagai aliran.
Beberapa teori misalnya teori hegemoni Antonio Gramsci, Neo-Marxian, Dramaturgi Erving Goffman, Etnometodologi Harold Garfinkel, Feminisme, Arkeologi Michel Foucault, Habitu Pierre Bourdieu dan lain sebagainya. Tidak banyak, oleh karenanya, tidak mengherankan ketika jumlah halamannya tidak sampai ribuan, melainkan hanya 476 halaman.
Namun, perlu diketahui bahwa buku ini sebenarnya bukan bertujuan untuk mendikte pembaca dengan ratusan teori yang ada di sosiologi. Melainkan buku ini mengajak para pembaca, khususnya mahasiswa sosiologi untuk memiliki logika khusus untuk membedah sebuah teori.
Buku ini diterbitkan pertama kali pada 2010. Memang sudah agak lama, namun karena ia adalah buku teori, bukan buku sebuah rangkuman peristiwa, walhasil isinya akan relevan dengan perkembangan zama.
Melalui buku yang sudah terbit lumayan lama itu, sekurang-kurangnya ada 14 aspek dalam memahami teori. Mulai dari konteks sosial yang melatarbelakangi, realitas sosial yang melahirkan, pengaruh pemikiran dan/atau teori, latar belakang pribadi dan sosial teoritisi, pertanyaan yang diajukan, jenis penjelasan, kata kunci dan proposisi, jenis realitas sosial, lingkup realitas sosial, siapa aktor otonomnya, lokus penjelasan yang otonom, metodologi yang digunakan, hingga persoalan bias nilai, kepentingan dan politinya.
Jadi, buku ini yang berdiameter 15,4 x 23 cm ini bener-bener memandu mahasiswa sosiologi untuk memahami teori dari berbagai arah, atas, bawah, kiri, kanan, depan, belakang, agak nyamping, agak serong dan seterusnya. Bener-bener melihat sebuah teori secara kompleks, mendalam, detail, dan komperhensif.
Tentu pemahaman akan teori semacam ini sangat membantu para mahasiswa sosiologi untuk menerapkan teori sosial, Misalnya aja nih, teori sosial yang seharusnya untuk skala makro, maka akan diterapkan dalam konteks realitas makro. Nggak lucu dong kalau sampai kebolak-balik, apalagi sampai cocokologi.
Nah, buku Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial ini mencegah mahasiswa yang asal-asalan menggunakan teori, sembarangan mengimplementasikan teori, apalagi sampai tindakan cocokologi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.