Love bombing, fenomena di mana seseorang membanjiri pasangan dengan perhatian dan afeksi berlebihan pada awal hubungan. Hal ini menjadi perbincangan populer dalam dunia percintaan modern.
Meskipun pada awalnya tampak romantis, ilmiahnya, love bombing dapat memiliki dampak psikologis yang kompleks. Artikel ini akan menjelaskan secara ilmiah mengapa love bombing terjadi dan dampaknya pada kesehatan mental.
Pengertian Love Bombing
Love bombing adalah taktik manipulatif seseorang dengan sengaja memberikan perhatian berlebihan, pujian, dan kasih sayang pada pasangan mereka. Situasi ini adalah cara pelaku untuk menarik perhatian dan menciptakan ikatan emosional yang kuat.
Hal tersebut biasanya terjadi pada tahap awal hubungan dan dapat membuat pasangan merasa diberdayakan atau terobsesi.
Ilmiahnya Love Bombing
a. Dorongan Dopamin dan Hormon Cinta
Pada awal hubungan, tingkat dopamin dan hormon cinta lainnya meningkat secara signifikan. Love bomber memanfaatkan peningkatan ini untuk menciptakan pengalaman euforik pada pasangannya, memicu perasaan bahagia dan tergantung.
b. Pola Perilaku Manipulatif
Secara psikologis, love bombing dapat dilihat sebagai bentuk manipulasi. Ketika seseorang terus-menerus diberi perhatian dan kasih sayang, mereka dapat merasa sulit untuk melihat potensi masalah atau ketidakseimbangan dalam hubungan.
BACA JUGA: Ramai Isu Asam Folat di Media Sosial Gegara Gibran, Ini Manfaat dan Dosisnya untuk Ibu Hamil
c. Penipuan Emosional
Love bombing seringkali merupakan bentuk penipuan emosional, di mana individu tersebut mencoba membuat pasangannya merasa terikat secara emosional tanpa memperhitungkan keberlanjutan hubungan tersebut dalam jangka panjang.
Dampak Psikologis Love Bombing
a. Ketergantungan Emosional
Pasangan yang mengalami love bombing mungkin mengembangkan ketergantungan emosional terhadap perhatian dan kasih sayang yang berlebihan, yang dapat menjadi beban ketika intensitas tersebut mereda.
b. Ketidakstabilan Emosional
Setelah fase love bombing mereda, pasangan mungkin mengalami perasaan kecewa dan kebingungan karena tidak lagi mendapatkan perhatian berlebihan yang mereka terima pada awalnya.
c. Potensi Abusi Emosional
Love bombing dapat menjadi bagian dari pola perilaku yang lebih luas, termasuk potensi kekerasan emosional atau keberlanjutan manipulasi psikologis.
Love bombing, meskipun awalnya tampak sebagai ekspresi cinta yang berlebihan, memiliki dasar ilmiah yang kompleks. Pemahaman tentang proses neurokimia dan dampak psikologisnya dapat membantu individu mengidentifikasi dan menghadapi love bombing dengan lebih bijak, melindungi kesehatan mental mereka dalam hubungan percintaan. Dalam setiap hubungan, komunikasi terbuka, batasan sehat, dan pemahaman tentang perasaan adalah kunci untuk menjaga keseimbangan yang baik.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS