Review Film Siksa Neraka, Bikin Penonton Tobat Berjamaah!

Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Review Film Siksa Neraka, Bikin Penonton Tobat Berjamaah!
Film Siksa Neraka (Dee Company)

"Siksa Neraka," film horor jagal Indonesia 2023, disutradarai oleh Anggy Umbara. Adaptasi dari komik berjudul sama.

Produksi Dee Company ini menampilkan Ratu Sofya sebagai Tyas, Kiesha Alvaro sebagai Fajar, Nayla Denny Purnama sebagai Azizah, Rizky Fachrel sebagai Saleh, Ariyo Wahab sebagai Ustaz Syakir, dan Astri Nurdin sebagai Ibu Rika.

Kisahnya memaparkan kehidupan keluarga Ustaz Syakir, yang punya empat anak. Ada Tyas, anak yang patuh, tapi dia juga mampu melihat makhluk tak kasat mata.

Kemudian, Saleh, yang terlihat baik dan sangat dibanggakan Ustaz Syakir, tapi sebaliknya, Saleh di belakang orang tuanya suka berjudi dan menipu. Terus ada Fajar, yang ternyata punya pacar dan di belakang orang tuanya sudah melakukan aktivitas seksual.

Sementara Azizah, yang periang dan suka nyanyi, rupanya terlibat aksi fitnah yang sampai membuat korban fitnahnya mengakhiri hidupnya sendiri.

Pada saat orang tuanya mengunjungi kediaman Dini, Azizah dengan bantuan saudaranya, pergi ke ajang menyanyi. Namun, petaka menimpa mereka, kecelakaan tragis menyeret mereka ke alam penyiksaan yang menyerupai Alam Siksa Neraka. 

Review Film Siksa Neraka

Ada baiknya menonton film ini dalam kondisi mental yang kuat, dan tentunya perut kuat melihat beberapa scene memakan sesuatu, yang bagiku bikin mual. Aku hampir keluar untuk toilet, demi Tuhan!

Aku ingin membahas beberapa aspek film ini. Film dimulai dengan prosesi doa atas meninggalnya Zahra, anak Pak Harjo, si Kyai desa.

Tyas, yang masih kecil dan sensitif pada hal tak kasat mata, mendadak mendengar jeritan-jeritan Zahra, yang hanya terdengar olehnya. Saat Tyas menemukan Zahra dijerat dan disiksa di sebuah ruangan, dia langsung berseru bahwa Zahra kena siksa neraka.

Aku cukup terganggu dengan pernyataan itu, belum apa-apa menyimpulkan hal demikian. Tapi, sepertinya ini sengaja dilakukan untuk menarik perhatian penonton, ketimbang bilang, “kena siksa kubur’, mengingat judul filmnya adalah "Siksa Neraka." 

Adegan jumpscare, terutama penampakan hantu, agak mengganggu jalannya cerita. Poin ini sebenarnya nggak perlu ada, karena malah mengalihkan fokus dari alur utama.

Beberapa inkonsistensi muncul, seperti dialog karakter Tyas yang tampak "serba tahu" mengenai ketinggian air sungai. Adegan melewati sungai juga terasa nggak konsisten dengan kondisi air sebenarnya.

Pencarian anak-anak Ustaz Syakir terasa kurang dramatis. Untuk penemuan salah satu anak, saat Ustaz Syakir menangis di sungai dekat rumah, agaknya penemuannya menimbulkan keanehan.

Bisa-bisanya sejak awal nggak ditemukan, padahal dicari banyak warga di sungai lokasi yang sama. Kecuali, jika scene penemuannya di sungai lain ketika ustaz melakukan pencarian sendiri, aku mungkin bisa memakluminya. 

Scoring musiknya terdengar biasa saja, nggak terlalu memberikan dampak emosional yang mendalam. Namun, ada poin positif. Akting pemeran anak-anak ustaz, berhasil menghidupkan hubungan persaudaraan dengan sangat meyakinkan.

Penyampaian rahasia anak-anak ustaz yang dikuliti perlahan-lahan sambil menampilkan adegan penyiksaan merupakan elemen yang berhasil.

Ditambah, pergerakan kamera di dalam rumah terlihat menarik dan CGI penyiksaan yang digambarkan cukup mampu menggambarkan kengerian, meskipun dengan dana milyaran seharusnya bisa lebih realistis lagi. 

Sejujurnya, filmnya berhasil menyampaikan pesan dakwahnya, khususnya melalui POV Tyas yang menyaksikan seluruh penyiksaan. Meskipun skor pribadi secara subjektif hanya 6/10, film ini tetap berhasil membawa dampak emosional dan pesan moral yang kuat. Selamat menonton, ya!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak