Ulasan Novel Hello (Again) Cello, Bacaan Santai setelah Pulang Bekerja

Hayuning Ratri Hapsari | Hafsah Azzahra
Ulasan Novel Hello (Again) Cello, Bacaan Santai setelah Pulang Bekerja
Hello (Again) Cello (Twitter/adoeonjun)

"Hello (Again) Cello" adalah sekuel dari Hello Cello. Novel karangan Nadia Ristivani setebal 244 halaman ini tergolong bacaan santai karena novelnya lebih ringan dibanding "Hello Cello".

"Hello (Again) Cello" bercerita tentang masa setelah Cello & Helga selama 4 tahun alias masa-masa pacaran. Jadi buat yang mau baca novel santai, gak perlu banyak mikir karena konflik yang berat, lucu, dan manis, "Hello (Again) Cello" adalah jawaban yang paling tepat.

Menurut saya, penulis sukses menggambarkan karakter Cello benar idaman untuk dimiliki. Selain itu, novel ini memiliki ilustrasi di beberapa halamannya dan layout-nya sangat cantik.

Menurut saya, ini nilai plus "Hello (Again) Cello" karena saya suka buku yang visualnya menarik. Jadi cocok banget untuk yang mau koleksi novel dan mempercantik pajangan di kamar kamu.

Adegan yang saya suka dari novel ini ketika momen makan malam bersama Kak Jo tapi ternyata di situ juga ada Helga. Lalu saat Cello dipuji karena semua keberhasilannya yang bahkan Milan dan Kak Fabio tidak tahu. Menurut saya, karakter Cello ini sangat keren. Bahkan nama dia yang unik juga spesial dari orang tua mereka.

Selain itu, saya juga suka momen saat nonton dokumenter yang didirektori oleh Rifan. Meski banyak adegan manis dan lucu, tapi akhir dari novel ini benar-benar tidak terduga karena ada seriusnya juga. Bahkan saya sempat merasa haru saat ada orang spesial yang muncul di ending film dokumenternya.

Saya juga merasa terharu karena menjadi saksi perjalanan Cello dan Helga. Mulai dari mereka tidak saling mengenal hingga saat di titik sekarang. 

Kalau mencari hiburan dan penyegaran pikiran, silakan baca "Hello (Again) Cello" saja. Namun kalau dibanding novel sebelumnya, saya lebih suka konflik yang ada di "Hello Cello". Namun semua itu kembali ke selera masing-masing pembaca, ya.

Pelajaran berharga dari buku gemas ini adalah tentang komunikasi, baik ke keluarga maupun pasangan. Cello dan Helga menunjukkan pasangan ideal yang sebenarnya. Mereka saling melakukan yang disukai pasangan serta berusaha menghargai dan menghormati. Karena sejatinya, cinta itu tentang saling mengerti dan mengalah.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak