Film "The Kindergarten Teacher" yang dirilis pada tahun 2018 dan disutradarai oleh Sara Colangelo, adalah kisah tentang seorang guru TK yang terperangkap dalam dunianya sendiri.
Dengan penampilan memikat Maggie Gyllenhaal sebagai pemeran utama, film ini mengeksplorasi ketidaksetujuan seni, obsesi, dan kegilaan yang meresap secara perlahan.
Sebagai informasi, ini merupakan remake dari film berjudul sama, "The Kindergarten Teacher", asal Israel yang tayang tahun 2014.
Cerita "The Kindergarten Teacher" berpusat pada Lisa Spinelli (Maggie Gyllenhaal), seorang guru TK yang merasa terjebak dalam rutinitas sehari-hari dan mencari makna yang hilang dalam hidupnya.
Saat ia menemukan bakat mengejutkan seorang anak berusia lima tahun di kelasnya, Jimmy Roy (Parker Sevak) yang bisa membuat puisi dengan sangat indah, Lisa terbawa dalam keinginan untuk melindungi dan mengembangkan potensinya, bahkan jika itu berarti terlibat dalam tindakan yang semakin obsesif dan berbahaya.
Hal pertama yang patut di apresiasi dalam film "The Kindergarten Teacher" tentu saja penampilan yang memukau dari Maggie Gyllenhaal yang berhasil menyampaikan kompleksitas karakter Lisa dengan sangat baik, menangkap kegelisahan, keputusasaan, dan obsesi yang merayap perlahan.
Penonton dapat merasakan ketidakpuasan dan kebutuhan mendalam yang mendorong Lisa untuk mencari makna dalam seni yang tampaknya hilang dari kehidupannya.
Sutradara Sara Colangelo memilih untuk memfokuskan kamera pada wajah Gyllenhaal serta tone suara yang lebih rendah menyajikan nuansa intensitas emosional dan kebingungan batin Lisa.
Sementara pilihan sinematografi yang cerdas menciptakan atmosfer yang sesuai dengan tema film, memperkuat perasaan ketidaknyamanan dan kekosongan yang dirasakan oleh karakter utama. Setiap adegan dikerjakan dengan hati-hati, membangun tekanan secara perlahan seiring dengan perkembangan cerita.
Di sisi lain, Parker Sevak, yang memerankan Jimmy Roy, memberikan penampilan yang mengesankan mengingat usianya yang sangat muda.
Keberanian karakternya menjadi pusat perhatian, memunculkan pertanyaan tentang bakat alami dan bagaimana masyarakat mengelolanya. Dinamika antara Gyllenhaal dan Sevak menciptakan hubungan yang memikat dan penuh ketidakpastian.
"The Kindergarten Teacher" menggambarkan ketidaksetujuan seni yang mendasar. Lisa Spinelli, terhanyut oleh obsesinya terhadap bakat anak kecil, berusaha mengatasi kekosongan dalam hidupnya dengan mengadopsi karya-karya Jimmy sebagai miliknya sendiri.
Pertanyaan etis tentang batas-batas seni, hak cipta, dan eksplotasi kreatif menjadi tema sentral yang menantang penonton untuk merenung.
Ketegangan dalam cerita semakin meningkat seiring dengan keputusasaan dan obsesi Lisa yang tumbuh. Saat upayanya untuk mendukung bakat Jimmy dihalangi oleh orang tuanya dan lingkungan sekitarnya, keputusasaan Lisa memuncak, membawanya pada tindakan yang semakin kontroversial dan berisiko.
Film ini berhasil menangkap bagaimana ketidaksetujuan seni bisa menjadi pemicu ketegangan yang kompleks dalam sebuah narasi.
Selain itu, "The Kindergarten Teacher" menyajikan komentar sosial tentang kebutuhan akan pengakuan dalam masyarakat. Lisa, yang merasa terpinggirkan dalam kehidupannya, mencari penghargaan dan rasa khusus melalui obsesinya terhadap bakat Jimmy.
Film ini merangsang pemikiran tentang bagaimana kebutuhan untuk diakui dan dihargai dapat mendorong seseorang ke ambang kegilaan.
Meskipun memiliki banyak kekuatan, beberapa penonton mungkin merasa bahwa akhir film ini terlalu terbuka dan meninggalkan banyak pertanyaan tanpa jawaban.
Sutradara tampaknya memilih untuk mengakhiri cerita dengan kekosongan dan ketidakpastian, meninggalkan penonton dengan perasaan yang tergantung.
Hadir sebagai film dengan biaya kecil, "The Kindergarten Teacher" tampil memukau dan mengejutkan. Dengan penampilan yang menawan dari Maggie Gyllenhaal, arahan yang cerdas dari Sara Colangelo, dan eksplorasi tema yang kompleks, film ini menggabungkan elemen psikologis dan sosial dengan baik.
"The Kindergarten Teacher" bukan hanya tentang seorang guru dan murid, tetapi juga tentang kebingungan antara apresiasi dan obsesi, membawa penonton pada perjalanan yang memikat sekaligus mencekam. Skor 94/100.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS