Perjalanan Penulis Melawan Distimia, Intip Kisahnya di Buku 'I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki'

Ayu Nabila | Rizky Melinda Sari
Perjalanan Penulis Melawan Distimia, Intip Kisahnya di Buku 'I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki'
Buku I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki (DocPribadi/rizkymelinda)

Hidup terasa berat sampai rasanya ingin mati saja? Tapi kenapa tiba-tiba teringat jajanan kaki lima dan ingin memakannya? Bahkan tteokpokki pun bisa membuat kita berpikir ulang tentang hidup.

Identitas Buku

Judul Buku: I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki

Penulis: Baek Se Hee

Penerbit: Haru

Jumlah Halaman: 232 Halaman

Cetakan kedua puluh delapan: Juli 2023

Sinopsis 

Aku: Bagaimana caranya agar bisa mengubah pikiran bahwa saya ini standar dan biasa saja?

Psikiater: Memangnya hal itu merupakan masalah yang harus diperbaiki?

Aku: Iya, karena saya ingin mencintai diri saya sendiri.

I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki adalah esai yang berisi tentang pertanyaan, penilaian, saran, nasihat, dan evaluasi diri yang bertujuan agar pembaca bisa menerima dan mencintai dirinya. Buku self improvement ini mendapatkan sambutan baik karena pembaca merasakan hal yang sama dengan kisah Baek Se Hee sehingga buku ini mendapatkan predikat bestseller di Korea Selatan.

Ulasan Buku

Buku satu ini berhasil menarik perhatianku sejak pertama kali aku membaca judulnya. Unik, misterius, sekaligus menarik. Apalagi ada keterangan yang menyebutkan bahwa buku ini merupakan buku bestseller di Korea Selatan.

Rupanya, buku ini merupakan esai yang ditulis apa adanya berdasarkan pengalaman penulis yang mengalami distimia. Setelah membaca sinopsis atau tulisan yang ada di bagian belakang buku, rasa ketertarikanku semakin tinggi. Sampai akhirnya aku berkesempatan memiliki dan membacanya.

Sebahagia apapun kita, pasti pernah ada satu titik dalam hidup ketika kita merasa tidak ingin melakukan apapun. Bahkan, di tingkat yang paling ekstrem, ada keinginan untuk mati saja. Sesuai judulnya, buku ini bercerita tentang pengalaman penulis yang mengalami depresi berkepanjangan.

Buku ini akan mengajak para pembaca untuk mencari hal-hal kecil yang bisa mendistraksi kita dari berbagai pikiran negatif. Seperti yang dialami sang penulis sendiri. Tteokpokki yang hanya jajanan kaki lima pun bisa menjadi salah satu alasan untuk bertahan dan berpikir ulang tenang hidup.

Menurutku pribadi, pemilihan judul buku ini sangat unik dan mempresentasikan makna yang dalam.

Buku ini berisi catatan perjalanan konsultasi sang penulis dengan psikiater yang ditulis dengan gaya seperti bercerita, sehingga tidak perlu khawatir akan menemukan berbagai istilah medis yang terlalu tinggi. 

Kita akan diajak mengikuti naik turun perasaan dan emosi penulis selama 12 minggu pengobatannya. Mulai dari pertama kali konsultasi dengan psikiater, hingga akhirnya penulis mulai mencari cara mengatasinya sendiri. 

Berbagai isu yang yang diangkat dalam buku ini di antaranya tentang rasa percaya diri yang rendah, kekhawatiran akan penampilan, merasa tidak cantik, dan berbagai perasaan rendah diri lainnya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak