Keinginan Besar Meraih Impian dan Cita-Cita dalam Novel Mimpi Sebesar Gajah

Hikmawan Firdaus | Rie Kusuma
Keinginan Besar Meraih Impian dan Cita-Cita dalam Novel Mimpi Sebesar Gajah
Cover Mimpi Sebesar Gajah.[Dok/Ipusnas]

Mimpi Sebesar Gajah adalah novel ketiga karya dari Mooseboo dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (2020). Penulis sebelumnya telah menerbitkan sejumlah novel, seperti: Cinta Salah Kirim (2017), Beta Testing (2019), dan Madam Sri (2019).

Mimpi Sebesar Gajah menceritakan tentang anak SMA bernama Bening yang sangat mencintai dunia teater. Ia bercita-cita bisa menjadi pemain teater di panggung besar. Namun, selain itu ia juga bercita-cita bisa menggaet Kakak Kelas Kesayangan bernama Cessa Partogi yang dipanggilnya Kak Togi.

Dibantu para sahabatnya dari Geng Ceribel, Bening yang semula cuma pengagum rahasia dari Togi pada akhirnya bisa dekat dengan lelaki itu, ketika keduanya menjadi seksi sponsorship untuk acara ulang tahun sekolah mereka.

Konflik dalam novel ini terbilang ringan, seputar masalah percintaan khas remaja dan juga konflik tentang keinginan Bening untuk serius di dunia teater. Untuk konflik yang kedua ini saya katakan ringan, karena tak ada pertentangan yang alot dari keluarga Bening ataupun permasalahan teater yang terlalu berat. Semua aman-aman saja.

Lalu, sebenarnya ada konflik lain yang bisa dikembangkan seperti hubungan antara Togi dengan orangtua dan omanya, juga antara Bening dengan mamanya, yang saya pikir bisa dieksplor lebih jauh dan memberikan keseimbangan antara masalah percintaan dan konflik-konflik lainnya.

Namun, porsi cerita ternyata lebih banyak ke urusan pedekate antara Bening dan Togi. Lalu masalah percintaan mereka yang berkembang ketika masuk pihak ketiga, Nagata, pelatih Teater Kata, yang ternyata juga menyimpan perasaan pada Bening.

Terlepas dari semua itu, ada hal yang menarik dalam novel ini, yaitu adanya unsur teater yang dimasukkan di dalam cerita. Sesuatu hal yang jarang diangkat ke dalam novel. Banyak pengetahuan tentang dunia teater yang mendapat porsi cukup besar sepanjang cerita dan itu menggugah keingintahuan saya sebagai pembaca.

Beberapa dialog antara para tokoh juga sangat menarik, karena sepertinya bisa dijadikan quote, saking bagusnya kalimat yang digunakan. Seperti contoh berikut ini:

“Gue yakin Kakak pasti bisa temuin garis finis Kakak sendiri. Mungkin bukan sekarang, tapi nggak ada salahnya buat terus berharap.” (hlm 161)

“Lagi pula selain jujur, apa lagi yang bisa diharapkan dari orang dalam hidup? Hidup itu sementara. Kalau bohong terus kasihan hati kita.” (hlm 185)

“Karena walaupun gajah terlihat lambat, tetapi dia tetap punya tenaga yang besar, telinga yang sensitif, dan daya ingat yang kuat. Sama kayak bermimpi, kita harus punya ambisi yang kuat, telinga yang sensitif buat nangkap peluang, dan selalu ingat langkah apa aja yang udah kita lakuin buat mimpi kita.” (hlm 191)

Untuk sebuah novel teenlit, Mimpi Sebesar Gajah sangat patut diapresiasi dan akan menjadi bacaan bagus untuk para remaja, karena di dalamnya ada hubungan persahabatan yang solid, impian besar, dan keinginan kuat untuk meraih cita-cita.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak