Review Film Poor Things yang Mengukir Empat Piala Kemenangan Oscar 2024

Hernawan | Athar Farha
Review Film Poor Things yang Mengukir Empat Piala Kemenangan Oscar 2024
Foto Film Poor Things (IMDb)

"Poor Things" merupakan persembahan sinematik dari Yorgos Lanthimos, yang diadaptasi dari novel berjudul serupa terbitan tahun 1992 karya Alasdair Gray. Film ini diproduksi oleh Searchlight Pictures dan berdurasi 141 menit. Kerennya lagi, dimeriahkan oleh sederetan bintang papan atas, ada Emma Stone, Mark Ruffalo, Willem Dafoe, Ramy Youssef, Christopher Abbott, dan Jerrod Carmichael. 

"Poor Things" mengisahkan perjalanan bayi perempuan yang diajak bundir oleh ibunya. Akan tetapi, bukannya ikut meninggal bersama sang ibu, bayi itu ternyata masih hidup dalam keadaan yang sangat kritis. Pada akhirnya, si bayi harus menjalani hidup baru setelah melewati operasi pemindahan otak, yang mana otaknya dipindah ke kepala ibunya yang sudah meninggal, oleh Dr. Godwin Baxter.

Ya, bayi itu akhirnya kembali hidup dalam lembaran baru menggunakan tubuh ibunya, dan diberi nama oleh sang dokter sebagai Bella Baxter. Menariknya, ada mahasiswa kedokteran, Max McCandles yang bekerja sebagai asisten si dokter, jatuh cinta pada Bella Baxter. 

Ulasan

"Poor Things" dapat dianggap aneh dan unik dari berbagai perspektif. Konsep reinkarnasi dengan memasukkan otak bayi (yang masih hidup) ke dalam kepala ibunya yang sudah meninggal, itu memberikan elemen fantastis dan surealis yang mencolok. Pendekatan ini menciptakan dasar naratif yang nggak lazim. 

Keanehan itu, tampaknya sejalan dengan gaya khas sutradara Yorgos Lanthimos yang dikenal dengan eksperimen konseptualnya dan penggambaran filmnya yang menggelitik. Maka, pemilihan konsep yang nggak biasa menunjukkan keberanian Lanthimos dan kreativitasnya dalam menghadirkan cerita yang keluar dari norma.

Meskipun aneh, tapi daya tarik "Poor Things" dapat ditemukan dalam eksplorasi tematiknya tentang identitas, pemberdayaan perempuan, dan proses penemuan jati diri. Oleh karena itu, sementara premisnya mungkin di luar batas, film ini tetap berusaha mengajak penonton untuk mempertimbangkan aspek-aspek kehidupan yang lebih mendalam. 

Dan lagi-lagi, Emma Stone membuktikan kembali kepiawaiannya sebagai bintang dengan penampilan yang kuat dan fisik yang memukau. Dalam perannya sebagai Bella Baxter, dari yang awalnya seperti bayi, kemudian tumbuh menjadi perempuan yang mandiri. Itu dilakukan oleh Emma Stone dengan sangat baik, akting dan dinamika karakternya terlihat jelas melalui ekspresi wajah dan gerakan tubuhnya. 

Selain itu, aku sebenarnya cukup suka dengan gubahan scoring musiknya yang unik dan eksperimental. Kelebihan lainnya adalah desain produksi yang niat banget, termasuk kostum karya Holly Waddington. 

Akan tetapi, "Poor Things" sebagai film fiksi ilmiah dengan sentuhan komedi dan drama, sama sekali nggak cocok ditonton oleh penonton di bawah umur 17 tahun, dikarenakan adanya adegan kekerasan bahkan momen sex. Scene semacam itu sebenarnya sudah biasa, tetapi karena kisahnya sendiri juga sudah sangat kompleks dengan durasinya yang lebih dari dua jam, dan adanya unsur feminisme dan gender equality, menurutku ini memang nggak cocok ditonton sembarang umur. 

Secara keseluruhan, "Poor Things" saking kerennya sampai menyabet sederet kemenangan Oscar 2024 dalam kategori: Best Actress, Best Production Design, Best Costume Design, dan Best Makeup and Hairstyling. Maka skor dariku: 8,5/10. Kamu jangan sampai melewatkan film Oscar ini, ya. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak