Review Film Transcendence, Pemindahan Kesadaran Manusia pada Komputer

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Review Film Transcendence, Pemindahan Kesadaran Manusia pada Komputer
Foto Film Transcendence (IMDb)

"Transcendence" yang berdurasi sekitar 119 menit, merupakan film rilisan tahun 2014, atas arahan Sutradara Wally Pfister, dengan skenario gubahan dari Jack Paglen. Beberapa pemeran utamanya termasuk: Johnny Depp sebagai Dr. Will Caster, Rebecca Hall sebagai Evelyn Caster, Paul Bettany sebagai Max Waters, dan Morgan Freeman sebagai Joseph Tagger.

"Transcendence" mengikuti perjalanan Dr. Will Caster, seorang ilmuwan berbakat dalam ‘kecerdasan buatan’. Setelah diserang oleh teroris anti-teknologi, Will memutuskan untuk mengunggah kesadarannya ke dalam komputer untuk tetap hidup. Dengan bantuan istrinya, Evelyn, dan sahabatnya, Max, Will memulai eksperimen yang memperluas kekuatannya melalui jaringan komputer global. Namun, ketika keputusan itu mulai menimbulkan ancaman bagi umat manusia, terutama dari kelompok-kelompok yang takut akan kecerdasan buatan yang superior, Evelyn dan Max harus memutuskan apakah mereka akan mendukung Dr. Will Caster atau melawannya. Wah, seru ya?

Ulasan:

Aku lumayan tertarik dengan konsep mengunggah kesadaran manusia ke dalam komputer. Konsep pemindahan kesadaran ke komputer, memang ide yang sangat futuristik, tapi juga kontroversial karena itu tindakan mengeksplorasi sesuatu yang sangat kompleks di antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan etika manusia. Gagasan ini mungkin tampak seperti sesuatu yang di luar batas imajinasi, tapi nyatanya, ada yang serius mendalami konsep itu, yaitu Dr. Will Caster (Dalam Film).

Dan dari filmnya, bahwa konsep mengunggah kesadaran manusia ke dalam komputer melibatkan pemindahan informasi kompleks, tentang struktur dan fungsi otak manusia ke dalam medium digital. Proses ini memunculkan banyak pertanyaan etis dan filosofis yang mendalam, termasuk tentang hak asasi manusia, identitas diri, dan apa yang membuat seseorang menjadi manusia.

Tapi, apa yang terjadi dalam film, tampaknya semakin relevan dalam kemajuan teknologi sekarang ini. Salah satu tujuannya, kan, untuk mencapai keabadian atau kebangkitan setelah kematian fisik. Seiring dengan kemajuan teknologi yang terus berlanjut, selepas menonton filmnya, tampaknya kita harus siap untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam tentang hubungan antara manusia dan mesin, serta tentang identitas dan eksistensi manusia itu sendiri. 

Dari segi visual, "Transcendence" menawarkan gambar-gambar yang mengesankan dan efek khusus yang menakjubkan. Penggambaran dunia digital yang diciptakan oleh Will setelah pengunggahan kesadarannya cukup realistis. Detail-detail seperti transisi terasa mulus, antara dunia nyata dan dunia digital, serta representasi visual dari pikiran dan kesadaran, pokoknya bagus. 

Johnny Depp pun memberikan penampilan yang kuat sebagai Dr. Will Caster. Dia berhasil menangkap kompleksitas karakter yang mencoba memahami implikasi dari perbuatannya, sambil mengeksplorasi tema-tema seperti kesetiaan, kekuasaan, dan ketakutan akan teknologi. Rebecca Hall juga memberikan penampilan yang mengesankan sebagai Evelyn.

Namun, meskipun "Transcendence" memiliki konsep yang menarik dan penampilan yang kuat, tapi penceritaannya terlalu ambisius. Beberapa adegan terasa terlalu rumit atau juga berlebihan, sementara aspek-aspek karakterisasi tertentu kayak terabaikan dalam pengembangan plotnya. Sangat disayangkan sekali. 

"Transcendence" pada akhirnya secara subjektif aku hanya bisa kasih skor: 6,5/10, karena visual bagus itu nggak cukup. Kamu tertarik nonton film ini? Coba saja ditonton, siapa tahu kita sepakat dalam hal ini. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak