Karya Agatha Christie yang satu ini akan mengajak para pembaca untuk mencari tahu siapa dalang di balik pembunuhan seorang Madame di atas pesawat yang sedang mengudara! Trik dan cara apa yang digunakan oleh pembunuh tersebut saat melancarkan aksinya?
Identitas Buku
Judul Buku: Maut di Udara
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 323 Halaman
Sinopsis Novel ‘Maut di Udara’
Madame Giselle tewas di kursiya di Prometheus, pesawat mewah yang terbang menuju Croydon. Tak ada yang tahu bagaimana itu terjadi, dan kini para penumpang berusaha mengingat-ingat apa pun atau siapa pun yang tak biasa dalam penerbangan itu:
Jane Grey yang cantik dan pemalu, Norman Gale yang penuh perhatian, Cicely Horburn yang gelisah, Jean Dupont si arkeolog muda yang dengan gesit membunuh lebah yang berdengung di atas kepala para penumpang, sampai Hercule Poirot yang tertidur di kursinya.
Lebahkah yang menyebabkan kematian wanita itu? Ataukah duri dari sumpitan beracun yang dibuat tampak seperti lebah yang ditemukan di lorong pesawat? Sekali lagi Poirot pun memulai penyelidikannya.
Ulasan Novel ‘Maut di Udara’
Sesuai dengan judulnya, kali ini pembunuhan yang diangkat menjadi tema utama dalam cerita ini berlatar di dalam pesawat yang sedang mengudara. Pembaca akan diajak untuk kembali mengikuti penyelidikan Hercule Poirot dalam mengungkap kebenaran kasus yang cukup ganjal ini.
Salah satu kelebihan yang aku suka dari cerita kali ini adalah adanya denah atau peta yang memperlihatkan tempat duduk masing-masing tokoh di dalam pesawat.
Dengan demikian, aku jadi merasa lebih mudah mengikuti cerita dan membayangkannya dengan jelas. Denah ini menjadi pegangan dan memegang peranan yang sangat penting untuk bisa mengikuti jalannya cerita.
Terbagi dalam 26 bab dengan judul yang berbeda, setiap babnya sebagian besar diakhiri dengan kalimat menggantung yang akan membuat pembaca merasa penasaran dan tidak tahan untuk segera mencari tahu kelanjutan ceritanya di bab berikutnya.
Aku pribadi merasa sangat menikmati tata bahasa dan gaya penulisan di novel terjemahan Agatha Christie yang satu ini. Meski terjemahan, bahasa baku yang digunakan tidak terkesan kaku.
Tidak ada kesalahan penulisan atau typo dan kekeliruan penempatan tanda baca, sebisa yang aku ingat. Ini tentu poin tambahan lainnya dari kelebihan yang dimiliki buku ini.
Berbicara tentang pelaku pembunuhan, aku sejak awal berusaha untuk menebak seiring berjalannya cerita. Nyatanya, tebakanku tidak pernah tepat alias selalu melenceng. Momen ketika Hercule Poirot membongkar kedok sang pelaku selalu berhasil membuatku terpesona.
Buku ini direkomendasikan untuk para pencinta novel thriller misteri yang menuntut kejelian berpikir ala Hercule Poirot. Selamat menyelami kisah pembunuhan di udara bersama Hercule Poirot lewat buku yang satu ini!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS