Berbicara di depan publik tak cukup jika hanya berbekal materi yang hendak disampaikan. Dalam public speaking juga perlu persiapan mental, attitude, penampilan, dan lain-lain.
Hadirnya buku ini membahas beberapa hal tersebut, dengan tujuan jika seorang host diskusi agar pandai menangkap pesan dan meneruskannya dalam pertanyaan yang jauh menyelidik. Jika seorang orator, agar bisa berpidato dengan bahasa yang tidak dibuat-buat, namun memukau dan menghipnotis audiens.
Melalui buku ini, Nurla I.A. menjelaskan dengan gamblang mengenai tahapan-tahapan dan keterampilan dalam berkomunikasi. Ia mengurai dengan detail tentang teori dan teknik seni berbicara yang baik, efektif, dan berkesan.
Nurla menerangkan terkait retorika, dialektika, afirmasi, ofensif, sudut pandang, interaktif, atraktif, dan interogatif. Ia juga membahas tentang problem yang biasa dialami oleh seseorang saat berbicara di depan umum, dilengkapi dengan sebab dan solusinya.
Dengan demikian, pembaca jadi tahu bagaimana cara beretorika. Sebab, dalam kegiatan berbicara, peranan retorika sangat penting agar dari sisi cara kita berbicara terlihat berkelas, berkesan, dan menarik. Dengan kemampuan berbicara secara retorik, orang lain akan mudah tertarik dan terkesan dengan pembicaraan kita.
Selain retorika, pembicara juga harus menguasai dialektika. Dengan dialektika seseorang dapat mengenal, menyelami dan memahami suatu masalah. Selain itu, dengan dialektika seseorang bisa mengemukakan argumen dan yang terpenting adalah dapat menyusun jalan pikiran secara logis dan rasional.
Seni berbicara yang tak kalah penting dikuasai oleh pembicara agar setiap penyampaiannya menarik dan mengesankan adalah memiliki keterampilan afirmasi. Untuk memiliki keterampilan melakukan afirmasi pada saat berbicara, terutama berbicara di depan publik, pembicara harus memilih kata yang tepat dan pantas.
Dalam hal ini, seseorang dinilai baik dan buruk ketika berbicara antara lain ditentukan oleh pilihan kata-katanya. Orang yang tepat dan pantas mengeluarkan sebuah kata-kata cenderung akan dinilai baik dan menarik oleh orang lain. Sebaliknya, orang yang senang mengeluarkan kata-kata tidak tepat dan kurang pantas juga dinilai buruk oleh orang lain.
Selain memilih kata yang tepat dan pantas, pembicara juga harus berhati-hati dalam memilih kata yang disampaikan. Sebab, kata-kata yang kita pilih dan digunakan dalam berbicara akan menentukan daya tarik orang lain memperhatikan dan menilai pembicaraan kita.
Jangan lupa juga munculkan kata-kata yang dapat mendatangkan perasaan tenang. Hindari kata-kata kasar yang membuat para pendengar tidak senang.
Membaca buku The Art of Speaking ini kita dapat memerangi rasa canggung dan grogi kita. Saat sudah mengalahkan rasa kurang percaya diri, kita bisa menyusun persiapan yang baik untuk tampil maksimal dan membuat pendengar terpukau. Selamat membaca!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS