Mengulas Film "Last Days": Penyelamatan Diri dalam Keheningan yang Terinspirasi Kisah Kurt Cobain

Ayu Nabila | Yoga Yurdho
Mengulas Film "Last Days": Penyelamatan Diri dalam Keheningan yang Terinspirasi Kisah Kurt Cobain
Cover DVD film Last Days. (IMDb)

"Last Days" adalah salah satu film yang menarik untuk dibahas karena tidak hanya memberikan pengalaman sinematik yang mendalam, tetapi juga menggugah perbincangan tentang faktor-faktor psikologis yang kompleks.

Dibuat oleh Gus Van Sant, film ini terinspirasi dari kehidupan dan kematian Kurt Cobain, vokalis legendaris band Nirvana. Namun, lebih dari sekedar narasi biografis, "Last Days" menggali kedalaman psikologis karakter utamanya, Blake, yang merupakan refleksi dari Kurt Cobain.

Sinopsis Singkat

"Last Days" menggambarkan kisah seorang musisi rock yang tersesat, Blake, yang berjuang dengan ketenaran, kecanduan, dan kesepian.

Terjebak dalam isolasi di sebuah rumah di hutan, Blake menghabiskan hari-harinya dengan mencoba menghindari interaksi manusia dan mengejar pelarian melalui narkotika.

Film ini menyoroti momen-momen terakhir dalam hidupnya, menampilkan perjuangannya dengan realitas yang membebani dan perasaan terisolasi yang mendalam.

Faktor-faktor Psikologis dalam Film

  1. Depresi dan Kesepian: Salah satu tema utama dalam "Last Days" adalah depresi yang mendalam dan kesepian yang dirasakan oleh karakter utama. Blake terisolasi dari dunia luar, bahkan ketika dikelilingi oleh orang-orang di sekitarnya. Kesendirian ini memperdalam kekosongan batinnya, menciptakan lingkungan psikologis yang gelap.
  2. Perang Dalam Diri: Blake digambarkan sebagai seseorang yang terperangkap antara dua realitas: keinginannya untuk hidup sebagai individu biasa dan tekanan untuk mempertahankan citra publik sebagai seorang musisi terkenal. Konflik internal ini memunculkan ketegangan psikologis yang intens, menggambarkan perjuangan batin yang menghancurkan.
  3. Kecanduan dan Pelarian: Kecanduan narkotika menjadi mekanisme pelarian utama bagi Blake dalam menghadapi kesulitan hidupnya. Narkotika tidak hanya menjadi cara untuk menghindari rasa sakit dan ketidaknyamanan, tetapi juga untuk menciptakan dunia alternatif yang menyenangkan di mana ia bisa melarikan diri dari beban emosionalnya.
  4. Ketidakmampuan untuk Berkomunikasi: Karakter Blake jarang berbicara dalam film ini, mencerminkan ketidakmampuannya untuk mengekspresikan diri dan berkomunikasi dengan orang lain. Ketidakmampuan untuk menyampaikan perasaannya dengan kata-kata menyiratkan kedalaman penderitaan batin yang mungkin sulit dipahami oleh orang lain.
  5. Ketidakjelasan Identitas: Seiring dengan tema-tema psikologis lainnya, "Last Days" menyentuh pada ketidakjelasan identitas yang dihadapi oleh Blake. Dia terjebak antara citra publiknya sebagai seorang musisi terkenal dan identitas pribadinya yang merana. Pertanyaan tentang siapa sebenarnya Blake menggambarkan ketidakpastian yang melekat pada dirinya sendiri.

"Last Days" bukanlah sekadar film tentang kematian seorang musisi terkenal, tetapi juga eksplorasi mendalam tentang kondisi psikologis yang kompleks. 

Melalui penggambaran yang intim terhadap karakter utamanya, film ini membawa penonton pada perjalanan emosional yang menghadapkan mereka pada keheningan, kesendirian, dan perjuangan batin yang menyentuh.

Melalui penceritaannya yang kuat, "Last Days" mengingatkan kita akan pentingnya empati dan pengertian terhadap perjuangan psikologis yang dialami oleh individu yang mungkin tampak sukses secara luar biasa, tetapi merasa hampa di dalam.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak