Review 'Dinding Beku': Kisah Laki-laki Gunakan Sabu sebab Tak Tahan Cibiran

Hikmawan Firdaus | Fathorrozi 🖊️
Review 'Dinding Beku': Kisah Laki-laki Gunakan Sabu sebab Tak Tahan Cibiran
Buku Novel Dinding Beku (Dok.Pribadi/Fathorrozi)

Novel Dinding Beku karya Kamiluddin Azis ini berisi tentang kisah laki-laki pengguna sabu-sabu yang ia sebut sebagai putri tepung. Ia gunakan serbuk putih tersebut sebab ia ingin melepaskan segala pikiran kalut yang selalu menyergapnya. Ia sangat bersedih hati karena tiada henti mendapat cibiran dari orang-orang sekitarnya lantaran wajahnya kurang sedap dipandang.

Tersebutlah Toni nama laki-laki yang dilahirkan dalam kondisi kekurangan itu. Ia pernah bertanya kepada bapak dan emaknya kenapa wajahnya berbeda dengan anak laki-laki lain yang ia kenal? Kenapa dirinya tidak setampan Khaidir, Farlan, dan Iman, teman-teman masa kecilnya yang kini sukses menjadi orang besar? Apakah guratan takdir dibedakan melalui kesempurnaan wajah saat Tuhan menciptakannya?

Kala itu bapaknya menjawab, "Tuhan sedang menguji kesabaran kita melalui ketidaksempurnaan. Sebagian orang lain diuji dengan segala kelebihan dan kemudahan dalam hidupnya. Kekayaan, kedudukan, ketampanan..."

Emaknya bilang, "Tuhan sayang sama Toni, Dia menciptakan Toni dengan segala kekurangan, tapi Dia juga memberikan Toni kelebihan yang tidak dimiliki orang lain."

Namun, Toni belum pernah merasa memiliki kelebihan apa pun, selain kemampuan membuat orang lain ketakutan, dan anak-anak menjerit saat melihatnya.

Soal buruk rupanya, si emak mengajarkan Toni untuk menutup telinga saat mendengar apa pun yang hanya akan melukai hatinya. Cara itu yang selalu dipegang Toni, meskipun tidak mudah. Toni berusaha melupakan cibiran orang dengan sesuatu yang bisa membuat pikirannya lepas. Ia tidak akan pernah merasakan marah, benci, atau pun sakit hati jika serbuk putih itu berhasil masuk ke dalam tubuhnya.

Akhirnya, Toni tidak pernah keluar siang. Ia beraktivitas malam hari dengan menjadi tukang parkir di diskotek Amore yang berada di daerah Puncak. Ia hanya berani keluar malam hingga larut, sebab tak ingin rupa seramnya menjadi tontonan menakutkan bagi anak-anak, dan menjelma mimpi buruk mereka semalaman. Ia tidak ingin perasaannya semakin hancur jika harus menerima kenyataan dikucilkan dengan cara menyakitkan.

Kendati pun demikian, bapak dan emaknya menerima Toni apa adanya. Emaknya yang mengandung selama 11 bulan lebih, sangat menginginkan Toni lahir sebagai bayi yang lucu dan menggemaskan. Tapi, apa hendak dikata, Tuhan menitipkan anak itu setelah bertahun-tahun emak dan bapaknya mengharapkan seorang anak yang akan melengkapi kebahagiaan hidup mereka.

Identitas Buku

Judul: Dinding Beku

Penulis: Kamiluddin Azis

Penerbit: Diva Press

Cetakan: I, November 2017

Tebal: 248 halaman

ISBN: 978-602-391-466-1

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak