Dalam "The Architecture of Love", film yang diadaptasi dari novel karya Ika Natassa, hubungan antara Raia Risjad dan River Jusuf menjadi landasan utama yang mengangkat tema romansa di tengah-tengah trauma atau rasa sakit masa lalu yang keduanya alami.
Ya, dalam Film The Architecture of Love, baik Raia maupun River memiliki latar belakang yang penuh dengan trauma dan rasa sakit. Raia mengalami penderitaan batin setelah mengetahui suaminya berselingkuh, sementara River juga memiliki kisah masa lalu yang mengarah pada kepribadian introvert dan pendiam. Kedua karakter ini saling memengaruhi dan mendukung satu sama lain dalam mengatasi cobaan mereka dan mencari kedamaian serta kebahagiaan dalam hubungan mereka.
Pertemuan antara Raia dan River, biarpun dalam film dicap sebagai scene penuh dengan ‘kebetulan demi kebetulan’. Namun, biar bagaimanapun, karakter mereka tampaknya saling menarik satu sama lain karena kesamaan yang mereka miliki, yaitu sama-sama punya kisah pahit di masa lalu.
Raia, yang merasa terempas oleh pengkhianatan suaminya, dan River, yang membawa beban masa lalu kelam, tampak menemukan kedekatan emosional yang kuat satu sama lain. Mereka saling memahami (bahkan terkadang sangat berusaha untuk memahami) tanpa perlu banyak kata.
Namun, keintiman mereka nggak datang tanpa rintangan. Trauma dan rasa sakit masa lalu keduanya menjadi hambatan dalam hubungan mereka. Raia dan River harus berjuang melawannya, serta belajar untuk membuka hati dan percaya satu sama lain. Proses ini menjadi pusat konflik dalam cerita, di mana keduanya harus melewati perjalanan yang penuh dengan tantangan dan pengorbanan untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan bersama.
Meskipun begitu, hubungan Raia dan River juga menjadi sumber kekuatan dan pertumbuhan bagi keduanya. Raia menemukan keberanian dan kreativitasnya kembali melalui cinta yang mereka bagikan, sementara River menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang telah lama dia cari dalam pelukan Raia.
Pada akhirnya, hubungan Raia dan River nggak hanya menggambarkan kisah cinta yang dalam, tapi juga perjalanan pribadi dan transformasi emosional masing-masing. Menonton kehidupan yang mereka jalani di dalam layar lebar, seperti mengajarkan kita pada sesuatu: Bahwa meskipun trauma dan rasa sakit masa lalu bisa menjadi beban yang berat, cinta dan dukungan satu sama lain bisa jadi obat penyembuh yang kuat. Dengan bersama-sama menghadapi masa lalu, Raia dan River menunjukkan kepada kita bahwa ada cahaya di ujung terowongan, bahkan di tengah-tengah kegelapan terdalam sekalipun.
Ah, bagaimana dengan ending film ini? Berhubung terlalu mahal buat dibocorkan, lebih baik tontonlah. Film The Architecture of Love yang tayang sejak 30 April 2024 masih tayang di bioskop-bioskop kesayanganmu. Jadi jangan sampai nggak nonton. Jangan sampai menyesal karena pas mau nonton, tahu-tahu film sudah turun layar. Maka dari itu, jangan menunda-nunda nonton film ini, biar kamu nggak menyesal di kemudian hari. Yuk, dukung terus perfilman Indonesia!