Sebagian isi buku antologi cerpen ini cocok banget dengan film viral baru-baru ini, Vina: Sebelum 7 Hari. Potret kehidupan anak geng motor menjadi salah satu ide kisah dalam cerpen ini.
Cerpen yang dimaksud, berjudul Brandals karya Gola Gong yang merupakan cerpen pertama dalam buku antologi ini. Sebuah kisah yang menggambarkan kehidupan anak geng motor saat beraksi di jalanan kala tengah malam, serta motif mereka memilih hidup dengan beradu balap di aspal jalanan.
Tersebutlah Bram, Rocky, Clara, Stella dan Glen yang merasa hidup merdeka dari belenggu orangtua. Bram adalah cucu mantan menteri di zaman orde baru. Ayahnya pengusaha kakap yang sering diterpa isu meniduri artis-artis sinetron kelas dua. Ibunya mati karena menelan penderitaan akibat kelakuan ayahnya yang sering berselingkuh.
Sedangkan ayah Rocky meninggal dunia karena serangan jantung, dan ibunya doyan menikmati daun muda. Ayahnya meninggal saat ketahuan melakukan penggelapan uang nasabah. Namun, berkat kelihaian ibu Rocky yang sigap menyumpal sana-sini dengan uang, kasus ayah Rocky akhirnya dipetieskan. Dengan alasan, tidak baik mengungkit-ungkit kesalahan orang yang sudah meninggal.
Sementara Clara, kisah hidupnya lebih rumit. Dia terlahir tanpa ayah. Ibunya mengurusi dirinya sendirian. Ibunya yang bercita-cita ingin menjadi penyanyi terkenal, akhirnya hamil akibat kelakuan bejat lelaki pemandu bakat. Dan kini ibunya hanya bisa jadi penyanyi di klub malam.
Tak jauh beda dengan latar belakang kehidupan Stella dan Glen. Kedua orangtuanya bukan pasangan harmonis. Hanya di luar kelihatan akur, tetapi sebenarnya menyimpan duri di dalam daging. Ayah Stella dalam kesehariannya adalah seorang ayah bagi dirinya, juga suami setia. Tapi, Stella pernah memergoki ayahnya sedang berduaan dengan cewek seusianya di sebuah kafe. Ibunya lebih sibuk mengurusi perusahaan catering daripada dirinya, tidak peduli dengan kehidupan suaminya di luar rumah. Sedangkan Glen, tak jauh beda.
Mereka adalah anak-anak malang di negeri ini, yang tak mendapatkan apa-apa di rumah selain hanya harta. Mereka punya segalanya, namun perhatian orangtua tidak mereka miliki. Telepon dan transfer uang adalah pengganti perhatian dan kasih sayang orangtua. Akhirnya mereka lari dari rumah dan menghuni jalanan dengan seragam jaket blue jeans yang tertulis BRANDALS.
Di akhir kisah, Glen meninggal. Saat di pertigaan, Glen tak bisa menguasai kemudi saat truk sampah muncul seketika. Motornya menghantam badan truk. Tubuhnya terlempar dan terlindas mobil lain. Ibu Glen menangis histeris. Glen yang dikandung dan dibesarkannya tiba-tiba mesti terlepas dari dirinya di usia delapan belas.
Ibu dan ayah Glen merasa gagal menjadi orangtua. Kesibukan ayah Glen sebagai pejabat teras di pemerintahan membuatnya kurang memperhatikan Glen. Begitu pula dengan ibu Glen yang merupakan wanita karir di sebuah bank pemerintah.
Ibu Glen ingin menuntut anak-anak geng motor teman-teman Glen itu sebagai penyebab Glen mengalami kecelakaan. Tapi, ayah Glen mencegah dan mengajak sadar diri.
"Mereka juga tidak ada bedanya dengan Glen. Mereka anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian dari orangtuanya. Mama mau menuntut orangtua mereka, karena menyebabkan kematian Glen? Tidak ada gunanya. Lebih baik kita instropeksi saja," saran ayah Glen.
Identitas Buku
Judul: Sahabat Pelangi
Penulis: Gola Gong, dkk
Penerbit: Lingkar Pena Kreativa
Cetakan: I, Februari 2005
Tebal: 243 halaman
ISBN: 979-3651-29-6