Fakta Unik Paus sperma, Kotorannya Biasa Digunakan untuk Sistem Pertahanan Diri

Ayu Nabila | Ary Yulianto
Fakta Unik Paus sperma, Kotorannya Biasa Digunakan untuk Sistem Pertahanan Diri
Paus Sperma (Pixabay.com/Pexels)

Membicarakan dunia fauna, tidak terlepas dari hewan pemangsa dan hewan yang dimangsa. Setiap spesies juga memiliki sistem pertahanan dirinya masing-masing untuk mempertahankan diri dari serangan pemangsanya. Tidak sedikit hewan yang memiliki sistem pertahanan diri yang unik. Sebagai contoh, untuk mengelabui pemangsanya, cicak melepaskan ekornya, dan oposum yang berpura-pura mati.

Baru-baru ini, pengamatan yang dilakukan oleh ilmuwan menemukan fakta bahwa paus sperma juga memperlihatkan perilaku unik dalam mempertahankan dirinya dari serangan pemangsanya. Terpantau paus sperma mengeluarkan bom kotoran untuk mempertahankan diri dari paus orca atau lebih sering disebut dengan paus pembunuh. Penasaran dengan fakta unik dari pertahanan diri unik dari paus sperma ini? Yuk, simak faktanya pada penjelasan berikut.

1. Paus sperma menggunakan kotorannya sebagai mekanisme pertahanan diri

ilustrasi paus sperma (Pixabay.com/Pexels)
ilustrasi paus sperma (Pixabay.com/Pexels)

Seperti hewan lainnya yang memiliki mekanisme pertahanan diri, paus sperma juga memiliki sistem pertahanan dirinya sendiri yang unik. Melansir laman Live Science, para Ilmuwan yang sedang melakukan perjalanan wisata, melihat perilaku unik dari paus sperma yang melemparkan “bom kotoran” ke arah orca yang ada disekitarnya. Mereka meyakini apa yang dilakukan paus sperma tersebut merupakan usaha dalam mempertahankan diri ancaman paus orca.

Dikatakan dengan sebutan “bom kotoran” karena terlihat seperti gelembung hitam besar yang berisikan kotoran paus sperma. Para Ilmuwan meyakini, “bom kotoran” yang diarahkan ke paus orca ini ditujukan untuk membatasi pandangan paus orca agar tidak dapat melihat keberadaan paus sperma yang berada disekitarnya. Dengan demikian, paus sperma terhindar dari ancaman serangan dari paus orca.

2. Lokasi pengamatan

ilustrasi benua Australia (Pixabay.com/beasternchen)
ilustrasi benua Australia (Pixabay.com/beasternchen)

Pengamatan yang dilakukan oleh para Ilmuwan ini menggunakan kapal wisata Naturaliste Charters. Salah satu ilmuwan yang ikut dalam perjalanan kapal wisata tersebut adalah Jennah Tucker, seorang Ahli Biologi Kelautan.

Lokasi pengamatan terhadap paus sperma ini adalah di Bremer Canyon, yang memang merupakan sebuah hotspot pengamatan kehidupan laut di lepas pantai antara Albani dan Hopetoun, Australia Barat. Peristiwa langka yang diperlihatkan paus sperma tersebut terjadi pada Selasa, 21 Maret 2024, seperti diberitakan oleh ABC News Australia.

3. Jalannya pengamatan terhadap perilaku unik paus sperma

ilustrasi paus orca (Pixabay.com/Zipnon)
ilustrasi paus orca (Pixabay.com/Zipnon)

Seperti diberitakan ABC News Australia pada Selasa (21/03/2024), Jennah Tucker, dalam pengamatannya melihat sekumpulan paus orca yang berusaha menyerang kelompok paus sperma. Pemandangan unik diperlihatkan oleh kelompok paus sperma yang pada saat itu merasa terancam atas serangan yang dilakukan oleh paus orca. Sebuah gelembung raksasa hitam yang berisi kotoran dikeluarkan oleh paus sperma ke arah paus orca. 

Setelah paus sperma mengeluarkan kotorannya, selanjutnya mereka mengibaskan ekornya untuk menangkis serangan atau membingungkan paus orca. Karena paus sperma sering memakan cumi-cumi , maka kotoran yang dihasilkannya berwarna hitam yang berasal dari tinta cumi-cumi. Hal tersebut menguntungkan paus sperma karena membuat kotorannya berwarna hitam yang bisa digunakan sebagai pertahanan diri dalam mengelabui atau membingungkan pemangsanya. Sistem pertahanan atau mekanisme pertahan ini disebut dengan defensive defecation atau buang air besar defensif.

Pada awalnya, saat Jennah Tucker melihat gelembung besar hitam ketika serangan paus orca ke paus sperma, Jennah Tucker mengira gelembung tersebut merupakan darah akibat dari serangan paus orca. Namun, setelah mereka memutuskan mendekati gelembung tersebut untuk memastikan, para Ilmuwan menyadari gelembung tersebut bukan darah, melainkan kotoran paus sperma yang digunakan sebagai mekanisme pertahanan diri.

4. Roset merupakan mekanisme pertahan paus sperma yang selama sering mereka lakukan

ilustrasi paus sperma mengibaskan ekornya (Pixabay.com/jogi031)
ilustrasi paus sperma mengibaskan ekornya (Pixabay.com/jogi031)

Pertanyaan apakah “bom kotoran” paus sperma memang dengan sengaja dilakukan sebagai mekanisme pertahanan diri, sangat wajar diajukan. Karena faktanya, perilaku seperti ini memang sangat jarang terlihat. Jadi, memang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut perihal klaim tentang mekanisme pertahanan diri yang unik ini.

Menyadur laman Live Science, sebenarnya paus sperma selama ini memiliki mekanisme pertahanan diri yang sudah biasa mereka lakukan saat diserang, yaitu dikenal istilah rosette atau roset. Mekanisme pertahanan roset merupakan gerakan berkerumun rapat paus sperma yang membentuk formasi melingkar dengan posisi kepala berkumpul di tengah dan mengibaskan ekornya secara bersamaan.

Dari penjelasan mengenai mekanisme pertahanan diri pada paus sperma, dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangannya, suatu spesies hewan mampu mengembangkan pertahanan dirinya terhadap bahaya yang mengancam dirinya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak