Skeleton 13 merupakan novel bergenre thriller karangan Meda. Novel ini mengisahkan tentang penyelidikan pembunuhan berantai yang terjadi di Jakarta. Pada bab pembuka pembaca akan disuguhkan dengan aksi pengejaran penjahat yang dilakukan oleh para polisi. Pembaca akan dikenalkan dengan sosok Aksa dan Moyan, dua polisi muda yang akan menemani pembaca selama menguak misteri pembunuhan berantai.
Penemuan mayat-mayat yang dimutilasi dan dimasukkan ke dalam kardus menggegerkan kepolisian. Para polisi dikerahkan ke tempat perkara kejadian, yang bisa dibilang cukup tidak biasa, yaitu di bawah patung Pancoran. Penemuan ini menjadi gerbang pembuka dari kasus pembunuhan berantai yang akan menghantui Jakarta selama beberapa waktu ke depan.
Penemuan mayat yang selalu diiringi dengan teka-teki petunjuk di dalamnya, mendesak kepolisian untuk segera menemukan pelaku pembunuhan berantai tersebut, dengan terpaksa Aksa meminta bantuan Dama, seorang programmer maniak misteri yang akan membantunya dalam penyelidikan pembunuhan berantai.
Kemunculan Dama membuat alur cerita semakin menarik. Pertikaian antara Aksa dan Dama kerap kali menjadi bumbu yang menghibur di tengah ketegangan pencarian pelaku. Dama dan Aksa ditemani Moyan berusaha memecahkan teka-teki dari setiap petunjuk yang mengarahkan mereka pada monumen-monumen di Jakarta.
Hasil penelusuran membawa mereka pada suatu kasus di tahun 1998, dimana pembunuhan dengan modus operandi yang sama pernah terjadi dan belum terpecahkan hingga saat ini. Apakah mungkin pelaku dari kasus 40 tahun yang lalu muncul kembali? Ataukah ini hanya ulah si peniru belaka?
Penemuan fakta ini masih terasa janggal, mungkinkah jika pelakunya seorang lansia yang sudah tua renta? Atau justru 40 tahun yang lalu pelaku memulai aksi kejinya pada usia belia? Namun, jika benar dua kasus ini dilakukan oleh orang yang sama, mengapa si pelaku kembali melancarkan aksinya setelah 40 tahun berlalu?
Teka-teki ini terus berlanjut bersamaan dengan penemuan mayat korban yang kian bertambah. Anehnya tidak pernah ada satupun laporan masuk terkait orang hilang ataupun penculikan. Lalu siapa mereka sebenarnya?
Penggambaran bagaimana sang pelaku beraksi dijelaskan dengan sangat jelas dan mengerikan, bagaimana sang pelaku melakukannya dengan sadis tanpa rasa sesal, membuat pembaca ikut bergidik ngeri membayangkannya. Pembaca tidak hanya akan disuguhkan dengan aksi brutal mutilasi para korban beserta penyelidikan penangkapan pelaku, tetapi juga pembaca turut diajak mengupas kisah sejarah dan mitos dibalik masing-masing patung.
Para pembaca juga akan diajak mempelajari hasil otopsi setiap penemuan mayat dengan sangat detail, penulis tidak hanya membahas secara sepintas tetapi menjelaskannya secara rinci apa yang sudah terjadi pada korban, hingga perkiraan waktu kematian korban menggunakan istilah-istilah kedokteran. Meskipun menggunakan istilah medis dan kedokteran pembaca tidak perlu khawatir akan dibuat kebingungan karena penulis selalu memberi penjelasan dari setiap istilah-istilah yang digunakan.
Skeleton 13 ini memiliki tema yang sangat menarik, terlebih saat ini masih cukup jarang penulis Indonesia yang mengangkat tema thriller mystery. Meski alur cerita yang dibawakan cukup berat tetapi penulis mampu mengemasnya dengan sangat baik.
Dari awal hingga akhir penulis berhasil membangun rasa penasaran para pembaca sehingga para pembaca ikut menduga-duga siapa sebenarnya pelaku pembunuhan berantai tersebut. Pemilihan latar di Kota Jakarta juga membuat pembaca merasa lebih familiar dengan tempat-tempat serta ikon patung yang ada.
Sebagai pembaca, aku mengajak kalian para penyuka misteri maupun thriller untuk ikut memecahkan teka-teki Skeleton 13 ini. Akankah Aksa dan Dama berhasil mengungkap pelaku pembunuhan berantai tersebut? Atau justru mereka akan kehilangan sang pelaku seperti kasus 40 tahun yang lalu? Kalian akan temukan jawabannya ketika membaca Skeleton 13!