Ulasan Novel 'Goodbye Days': Perjalanan Panjang Menghadapi Kehilangan

Sekar Anindyah Lamase | Rizky Melinda Sari
Ulasan Novel 'Goodbye Days': Perjalanan Panjang Menghadapi Kehilangan
Goodbye Days (Penerbit Spring)

Apa yang akan kamu rasakan saat tahu bahwa ketiga sahabat baikmu meninggal karena sebuah kecelakaan?  Sedih? Tentu saja. Bagaimana jika kejadian naas tersebut disebabkan oleh ulahmu sendiri, walaupun secara tidak langsung? Ini jawaban Carver saat dirinya menghadapi kematian tiga sahabatnya hanya karena sebuah pesan singkat.

Identitas Buku

Judul Buku: Goodbye Days

Penulis: Jeff Zenther

Penerbit: Penerbit Spring

Jumlah Halaman: 435 Halaman

Sinopsis ‘Goodbye Days’

Sebelumnya, Carver memiliki segalanya, tiga sahabat, keluarga yang suportif, dan reputasi sebagai penulis berbakat di sekolahnya.

Hari berikutnya, gara-gara pesan singkat yang dia kirimkan, dia kehilangan tiga sahabatnya dalam suatu tabrakan. Sejak peristiwa itu, Carver tidak bisa berhenti menyalahkan diri, dan dia tidak sendirian. Saudari kembar salah satu sahabatnya membencinya. Ayah sahabatnya yang lain, yang seorang hakim, ingin menuntutnya.

Semua itu hanya karena satu pesan singkat. Akankah dia berhasil menghadapi rasa kehilangannya? Bisakah dia memaafkan diri sendiri dan menghadapi keluarga-keluarga sahabatnya? Atau… akankah dia dipenjara atas perbuatannya?

Ulasan ‘Goodbye Days’

Tidak ada yang siap menghadapi kehilangan, apalagi kehilangan orang-orang yang disayang. Carver harus menghadapi tiga kehilangan sekaligus, semuanya adalah sahabat-sahabat terbaiknya yang tergabung dalam Sauce Crew, sebuah nama geng persahabatan mereka.

Sejak halaman pertama buku ini, pembaca sudah disuguhi sebuah pernyataan kelam, tentang pengakuan tokoh utamanya yang telah membunuh ketiga sahabatnya, walaupun ia mengatakan tidak melakukannya dengan sengaja. Cerita ini dikisahkan dari sudut pandang pertama, jadi pembaca semakin bisa merasakan emosi dan perasaan Carver sebagai tokoh utama.

Ketiga sahabat Carver itu adalah Blake, Eli, dan Mars. Ketiganya mengalami kecelakaan lalu lintas dan menabrak sebuah truk karena pengemudinya, Mars, membaca pesan yang dikirimkan Carver.

Akibat kejadian ini, Carver mengalami trauma dan beberapa kali terkena serangan panik. Ia sampai harus berkonsulitasi dengan psikiater. Belum lagi beberapa pihak keluarga sahabatnya yang meninggal itu menyalahkan dirinya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Untungnya nenek dari Blake Lloyd bersikap baik padanya. Nenek yang dipanggil Nana Betsy ini mengusulkan sebuah hari perpisahan untuk merayakan perpisahan dengan Blake, cucunya. Ia mengajak Carver untuk melakukan hal-hal apa saja yang ingin ia lakukan andaikan cucunya itu masih ada.

‘Hari perpisahan’ inipun dilakukan. Nana Betsy bercerita tentang Blake yang tidak diketahui Carver, begitu pula sebaliknya. Menurutku, ide tentang hari perpisahan ini cukup membantu, karena baik Nana Betsy maupun Carver bisa mengetahui sosok Blake lebih dalam lagi. Mereka juga bisa mengucapkan selamat tinggal kepada Blake dengan lebih layak sembari menerima kenyataan pelan-pelan.

Orangtua Eli dan ayah Mars pun akhirnya juga ingin melakukan ‘hari perpisahan’ ini dengan Carver. Walaupun berat, Carver akhirnya bisa mengatasi serangan panik yang kerap muncul saat dihadapkan pada kenangan akan teman-temannya.

Pesan yang bisa kutangkap dari cerita ini adalah kita harus berpikir ulang sebelum bertindak, karena tindakan sepele pun bisa berdampak besar dan mengubah hidup seseorang. Kisah Carver dalam menghadapi duka dan rasa kehilangan ini juga mengajarkan bahwa kita selalu bisa berdamai dan memaafkan diri sendiri.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak