Bulan Juli lalu, salah satu karya mangaka terkenal Tatsuki Fujimoto berhasil diadaptasi menjadi film animasi. Look Back cukup berbeda dari beberapa karya beliau yang mungkin kita kenal seperti Chainsaw Man dan Fire Punch.
Sebelum diadaptasi menjadi film, manga ini sempat menjadi favorit di kalangan penggemar dan seringkali diperbincangkan. Mengangkat tema kehidupan seorang mangaka, cerita singkat yang disampaikan Fujimoto dalam Look Back terkesan hangat dan sarat akan makna.
Kisah ini dimulai dari perjalanan hidup seorang gadis bernama Fujino yang gemar membuat komik strip di koran mingguan sekolahnya. Menuai banyak pujian dari kawan-kawannya, membuat Fujino merasa bangga dan yakin akan masa depannya menjadi mangaka.
Suatu hari, Kyomoto hadir dan mengubah segala pandanagan hidupnya akan dirinya sendiri. Kyomoto memiliki kemampuan di atas Fujino dalam hal menggambar, ia juga memasukkan karya-karyanya dalam koran mingguan sekolah dan bersanding dengan karya-karya Fujino.
Kondisi ini membuat Fujino memutar otak. Fujimoto menggambarkan bagaimana perasaan Fujino dengan baik. Rasa kalah, gagal, dan tersaingi membuat Fujino akhirnya terus berlatih dan menggambar, hingga suatu hari ia menyadari bahwa mungkin memang ada orang-orang yang terlahir berbakat.
Menurutnya, mungkin akan sia-sia untuk seseorang yang tidak berbakat untuk terus berlatih dan menghasilkan gambar yang biasa-biasa saja. Keputusasaan Fujino berakhir dengan keputusannya untuk tidak melanjutkan hobinya menggambar komik.
Tidak berhenti dengan Fujino yang putus asa. Fujimoto melanjutkan manga ini dengan plot yang menarik, Fujino dan Kyomoto bertemu di suatu siang yang cerah dan memutuskan untuk berkolaborasi menciptakan manga dengan menggabungkan keahlian mereka masing-masing.
Manga ini menyiratkan banyak sekali pelajaran terkait mimpi dan cita-cita, untuk tidak menyerah, untuk tidak putus asa, dan untuk tetap tegar ketika kita dilanda keraguan. Pertemanan yang terjalin antara Fujino dan Kyomoto juga menjadi salah satu hal yang indah dalam manga ini. Namun, sayangnya cerita mereka tidak berakhir bahagia.
Fujimoto menyampaikan pesan yang tidak kalah penting dalam akhir cerita mereka. Tentang kematian, kehidupan, dan bagaimana seseorang harus dapat menerima sebuah takdir. Fujino harus menerima segala kehendak Tuhan akan nasibnya, ia belajar untuk terus melanjutkan hidup dengan menggenggam mimpinya dan mimpi sahabatnya.
Kisah Fujino dan Kyomoto digambarkan dengan sangat indah, mengalir, dan emosional. Meskipun kisah mereka singkat, Fujimoto telah berhasil mengeksplorasi berbagai macam emosi melalui kisah dua sahabat ini.
Pertemanan yang terjalin dari sebuah kompetisi, perjalanan hidup, dan berdamai dengan nasib yang harus dialami, manga ini terasa sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Manga ini cocok buat kamu yang ingin merasakan kisah hangat dan emosional dua sahabat sekaligus mencicipi karya Fujimoto yang masih tergolong underrated ini. Selamat membaca!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS